Tren Investasi ESG Meningkat, Insight Siapkan 2 Produk Reksadana Berbasis ESG

JAKARTA, investor.id – Investasi berbasis Environment, Social, Governance (ESG) sedang menjadi tren belakangan ini. ESG adalah standar perusahaan dalam praktik investasi yang terdiri dari tiga kriteria, yaitu environmental (lingkungan), sosial, dan governance (tata kelola perusahaan).
Chief Investment Officer PT Insight Investments Management (Insight) Camar Remoa mengatakan, ESG telah menjadi salah satu pertimbangan utama yang diakui secara global dalam membuat portofolio dan pedoman berinvestasi.
Secara tren pasar, tema-tema yang menjadi perhatian pada matriks ESG adalah tema iklim dan keanekaragaman hayati. Jika berkaca dari nilai matriks ESG pada tema iklim dan keanekaragaman hayati, Indonesia masih memiliki nilai ESG yang paling rendah. Indonesia masih memiliki ketergantungan tinggi pada batu bara, isu kenaikan suhu yang tergolong tinggi, serta isu penyalahgunaan lahan untuk hutan atau pertanian yang tinggi. Ini artinya masih ada banyak ruang untuk perbaikan.
Untuk mencapai perbaikan tersebut, pemerintah telah mendorong para pelaku bisnis guna mengembangkan dan memanfaaatkan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) dan kebijakan pembangunan rendah karbon (PRK) sehingga mendorong ketertarikan investor untuk berinvestasi pada produk-produk investasi bertema ESG.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), tercatat adanya pertumbuhan signifikan pada total nilai dana kelolaan dan jumlah produk reksadana berprinsip ESG sejak 2017. Motivasi investor juga menjadi faktor pendukung dari maraknya investasi yang berbasis ESG. Menurut data CFA Institute, lebih dari 60% investor institutional memiliki motivasi untuk mendapatkan higher risk–adjusted returns ketika melakukan investasi dengan tema ESG dan lebih dari 45% investor ritel memiliki motivasi untuk mengekspresikan personal value pada perusahaan-perusahaan yang memiliki impak sosial dan lingkungan positif saat melakukan investasi berbasis ESG.
Camar Remoa menyebut bahwa peningkatan tren investasi ESG tidak terlepas dari meningkatnya kepekaan publik terhadap isu-isu sosial dan lingkungan yang terus mengemuka.
Perubahan iklim, polusi udara, atau bahkan penggunaan plastic, menurut Camar adalah beberapa contoh tren isu yang menarik perhatian, terutama para investor ritel untuk berinvestasi di instrumen berbasis ESG.
“Meningkatnya animo masyarakat pada investasi berkelanjutan telah memberikan gambaran bahwa saat ini investasi tidak hanya sebatas aktivitas yang berfokus pada keuntungan saja, namun juga sudah seharusnya punya sisi kepedulian pada aspek sosial kemasyarakatan, lingkungan, dan tata kelola perusahaan yang baik,” ungkap Camar dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/12).
Camar menjelaskan, bahwa PT Insight Investments Management selaku Manajer Investasi juga turut mengambil peran dalam membangun semangat ESG Investing di Indonesia. Sejalan dengan tagline Insight yaitu Transforming Investments Into Social Impact, Insight telah memiliki dua produk reksadana yang sejalan dengan prinsip ESG, terutama berfokus pada kepedulian terhadap lingkungan.
“Untuk para investor yang mengincar produk reksadana berbasis ESG, Insight merekomendasikan produk reksadana indeks Insight SRI-Kehati Likuid dengan kinerja historikal yang outperformed terhadap Indeks acuannya. Produk reksadana indeks saham ini berfokus pada saham-saham yang sifatnya likuid dan memberikan kesempatan kepada para investor reksa dana untuk berkontribusi dalam berbagai program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia, bekerja sama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati),” jelas Camar.
Sebagai informasi, Indeks SRI-Kehati merupakan Indeks yang berbasis Sustainable and Responsible Investing (SRI) dan Environmental, Social, and Governance (ESG). Indeks ini beranggotakan saham-saham dengan hasil penilaian kinerja SRI dan ESG yang baik, tercermin pada bobot sektoral dari indeks SRI-Kehati overweight di sektor finansial dan infrastruktur, dimana kedua sektor tersebut memiliki fundamental yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya dan underweight di sektor teknologi.
Selain itu, Camar menambahkan bahwa Insight melalukan screening tambahan terhadap Indeks SRI-Kehati berdasarkan likuditas saham-saham anggotanya dengan menambah maksimal 20% porsi saham-saham SRI-Kehati yang lebih likuid dan mengurangi porsi saham-saham SRI-Kehati yang kurang likuid. Alhasil, potensi performa dari Reksa Dana Insight SRI-Kehati Likuid dapat lebih optimal jika dibandingkan dengan Indeks SRI-Kehati itu sendiri.
Kegiatan CSR yang telah didukung oleh Reksa Dana Indeks Insight SRI-Kehati Likuid adalah mendukung program pengembangan sorgum di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dan mendukung pengembangan Taman Kehati, yang berlokasi di 8 propinsi seluruh Indonesia (Sumatra Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara).
Selain Insight Sri-Kehati Likuid, Insight juga mengelola produk Reksa Dana Pendapatan Tetap Insight Renewable Energy Fund yang juga berfokus pada isu lingkungan. ESG investing dalam produk ini diwujudkan melalui penyisihan sebagian dari management fee untuk berbagai kegiatan CSR yang mempromosikan dan melaksanakan advokasi penggunaan energi baru dan terbarukan.
“Selain berbasis ESG, secara kinerja, imbal hasil historikal dari Reksa Dana Insight Renewable Energy Fund juga mampu outperformed atas benchmark. Selain itu reksa dana ini juga memiliki fitur pembagian dividen per bulan, sehingga bisa memberikan potensi imbal hasil yang lebih baik,’’ tutup Camar.
Editor: Kunradus Aliandu (kunradu@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Fluktuasi Harga Minyak Tinggi, Saham-Saham Migas Ini Tetap Potensial Cuan
Fluktuasi harga minyak diprediksi masih tinggi hingga akhir 2023. Meski demikian, beberapa saham migas tetap berpotensi cetak cuan.Waspada, Seharian Berada Dalam Ruangan Juga Bisa Terpapar Partikel Beracun
Banyak bisnis seperti kafe dan studio kebugaran, dan banyak tempat kerja juga mulai memasang pembersih udara di tempat mereka.Saham Garuda (GIAA) Tiba-tiba Terbang 27,4%, Fasten Your Seatbelts!
Saham Garuda Indonesia (GIAA) tiba-tiba naik drastis 27,4% selama sepekan. Bahkan saham GIAA masuk top 10 gainers dalam periode tersebut.Manulife Indonesia Tetap Raih Kinerja Positif di 2022
Perusahaan asuransi Manulife Indonesia di tahun 2022 meraih kinerja positif walaupun berada di tengah kondisi ekonomi yang menantang.Kuartal Pertama 2023, Pendapatan PropertyGuru Meningkat 16 Persen
Induk usaha Rumah.com, PropertyGuru Group Limited, perusahaan teknologi properti (PropTech) di Asia Tenggara, mengumumkan laporan keuangan uTag Terpopuler
Terpopuler
