JAKARTA, investor.id – Indonesia Investment Authority (INA) dan Investment Fund for Developing Countries (IFU), sovereign wealth fund (SWF) asal Denmark, menyepakati perjanjian kerangka investasi atau investment framework agreement senilai US$ 500 juta atau setara Rp 7,8 triliun.
Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah menjelaskan bahwa hari ini INA dan IFU menandatangani investment famework agreement tersebut. Dana tersebut akan fokus diinvestasikan pada area-area seperti impact investing, responsible investing, dan sustainable investing.
"Jadi, yang kami tandatangani total nilainya US$ 500 juta dimana US$ 100 juta masing-masing berasal dari INA dan IFU. Lalu, kami akan finding another US$ 300 juta, sehingga kalau kami investasi up to US$ 500 juta," ungkap Ridha kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Baca juga: INA dan SRF Bakal Serap 5% Rights Issue Kimia Farma (KAEF)
Ridha membeberkan area-area yang bersifat sustainbale investing di antaranya green investing, healthcare, energi terbarukan, air, pengelolaan limbah, dan ekonomi sirkular yang lain. Setelah penandatangan kerja sama ini, baik INA maupun IFU bersama investor strategis lain akan mengkaji proyek-proyek investasinya.
"Proyeknya sudah ada di pipeline. Tapi, nanti akan ada annoucement berikutnya. Tapi, kami buat cangkang dulu untuk pembiayaannya," imbuh Ridha.
Ia menekankan bahwa saat ini yang terpenting bukan seberapa besar dana investasinya, tetapi lebih pada tujuan investasinya agar dapat memberikan dampak yang positif.
Baca juga: Kimia Farma (KAEF) Lepas 40% Saham KFA Rp 1,86 Triliun
"Kalau misalnya IFU US$ 35 juta, kami (INA) US$ 35 juta, nanti ada lagi investor-investor lain US$ 30 juta. Jadi, investasinya total US$ 100 juta. Totalnya mungkin fase 1 US$ 500 juta, tapi ke depan bisa lebih besar lagi nilainya," ujar Ridha.
Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen mengapresiasi tercapainya kesepakatan antara INA dan IFU. Sebab menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia bukan hanya berkembang, tetapi juga maju.
Baca juga: Grup Waskita (WSKT) Buyback Tol Semarang-Batang Rp 3,6 T, Terus Mau Jual lagi ke Kings Bless
"Salah satunya, Indonesia menjadi green leader di antara negara-negara kawasan bahkan dunia. Satu elemen yang kami sepakati adalah kemitraan transisi energi. Kami menyadari, kesepakatan ini bukan sekadar kemitraan, tetapi juga mengirimkan pesan nyata kepada dunia," jelas Lars.
Lebih dari itu, sambungnya, kedua pihak juga terlibat dalam kerja sama penanganan waste area dan clean water, sehingga Indonesia akan menjadi hijau seiring adanya Ibu Kota Nusantara (IKN). "Saya pikir, ini contoh bisnis yang baik untuk memberikan dampak nyata," tutup Lars.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS