IPO Jalan Terus meski Krisis, Ini Buktinya!

JAKARTA, investor.id – Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menegaskan, meski dunia tengah dilanda krisis ekonomi global, tidak akan menyurutkan minat perusahaan untuk melakukan Initial Public Offering (IPO). Hal ini dibuktikan berdasarkan catatan sejarah Ketika krisis ekonomi global terjadi pada 1998, 2008 dan pandemi Covid-19.
Nyoman Yetna menjelaskan, Indonesia telah mengalami masa-masa sulit akibat krisis ekonomi global yang terjadi tahun 1998, 2008 dan pandemic Covid-19. Pada saat terjadinya krisis ekonomi tersebut, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan nilai tukar rupiah serta indikator pasar modal juga turut terdampak.
“Berdasarkan catatan kami, pada saat terjadinya krisis ekonomi, masih memberikan ruang bagi perusahaan yang akan melakukan pendanaan di pasar modal,” ungkap Nyoman Yetna, Jumat (10/12/2022).
Pada 1997, Nyoman Yetna menjelaskan, penggalangan dana melalui penerbitan saham masih relatif baik, yaitu berjumlah 30 perusahaan dengan total dana yang berhasil dihimpun sekitar Rp3,5 triliun. Selanjutnya tahun 1998, jumlahnya menjadi 6 perusahaan atau turun tajam sekitar 80%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ketika itu minus 13,13%.
“Hal tersebut merupakan imbas dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Secara perlahan pada 1999 mulai bertambah menjadi 9 perusahaan dan tahun-tahun berikutnya mengalami peningkatan seiring dengan pemulihan ekonomi,” tambahnya.
Nyoman Yetna menambahkan, pada 2008 saat terjadinya krisis subprime mortgage, pasar modal mengalami tekanan yang berat, khususnya di Amerika Serikat dan berimbas pada negara-negara di dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2008 masih relatif baik yaitu sekitar 6%. Jumlah perusahaan yang menerbitkan saham mencapai 18 perusahaan dengan total dana yang berhasil dihimpun sekitar Rp24 triliun.
“Tahun 2009 mulai terimbas menjadi 13 perusahaan atau turun 28%, namun pada tahun-tahun berikutnya mulai meningkat kembali,” papar Nyoman Yetna.
Menurut Nyoman Yetna, pada 2023 diperkirakan menjadi tahun yang penuh tantangan. Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia tanggal 17 November 2022, pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diperkirakan akan menurun dari 2022, dengan risiko koreksi yang dapat lebih rendah dan resesi yang tinggi pada beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.
Baca Juga:
Pasar Pekan Ini Kembali TertekanSedangkan pada kinerja ekonomi Indonesia, lanjut dia, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2022 tetap bisa ke atas dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia 4,5%- 5,3%. Pertumbuhan ekonomi pada 2023 diperkirakan tetap tinggi didorong oleh permintaan domestik serta kinerja ekspor yang tetap positif di tengah risiko lebih dalamnya perlambatan perekonomian global.
“Kami menyambut baik perusahaan-perusahaan yang akan melakukan IPO, termasuk perusahaan BUMN dan afiliasinya. Otoritas Jasa Keuangan bersama dengan Self-Regulatory Organization pasar modal Indonesia (BEI, KPEI, dan KSEI) senantiasa mendukung para pengusaha di Indonesia untuk dapat memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai sarana memperoleh pendanaan,” papar Nyoman Yetna.
Lebih lanjut Nyoman Yetna menegaskan, keputusan IPO tentunya telah mempertimbangkan berbagai aspek. Timing yang tepat menjadi salah satu komponen penting dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan data yang ada, Indonesia telah mengalami berbagai krisis dan terakhir dialami saat terjadinya pandemic Covid-19 pada 2020. Pandemi Covid-19 telah melanda hampir seluruh wilayah di dunia dan telah meluluhlantakkan perekonomian negara-negara di dunia.
Berdasarkan data BPS, ekonomi Indonesia tahun 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07% dibandingkan tahun 2019. Pada kuartal III-2022 terhadap kuartal III-2021, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,72%.
Baca Juga:
2022, 58 Perusahaan Melantai di BEINyoman Yetna mengatakan, pada 2020 saat pandemi Covid-19, perusahaan yang menerbitkan saham berjumlah 51 perusahaan dengan total perolehan dana sebesar Rp5,6 triliun. Tahun 2021 meningkat menjadi 54 perusahaan atau naik 5,9%. Sedangkan pada 2022 ini, sampai dengan 9 Desember 2022 perusahaan yang menerbitkan dan mencatatkan saham di BEI telah mencapai 107% dibandingkan tahun 2021, yaitu dari 54 perusahaan menjadi 58 perusahaan.
“Pada sistem e-IPO juga masih terdapat satu perusahaan yang sedang dalam proses penawaran umum,” jelas Nyoman Yetna.
Berdasarkan data KSEI, ditinjau dari jumlah investor di pasar modal pada 2020 jumlahnya naik 56,2% dibandingkan 2019, dan pada 2021 naik tajam 92,9%. Pada November 2022, jumlah investor pasar modal telah menembus angka 10,2 juta investor atau naik 35,4% dibandingkan tahun 2021. Hal tersebut tentunya mengindikasikan kepercayaan investor dalam berinvestasi di pasar modal masih terjaga baik.
“Tahun 2023 dapat menjadi tahun yang penuh tantangan. Hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi para pelaku usaha untuk bertumbuh mengembangkan bisnis. Prinsip kehati-hatian dan kewaspadaan tetap dilakukan untuk mengantisipasi kondisi yang ada. Kita telah mengalami situasi yang sulit pada saat pandemic Covid-19 terjadi dan diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua,” tutup Nyoman Yetna.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Perkuat ESG, DOID Gandeng Torajamelo
BIRU siapkan utang yang dapat dikonversi menjadi saham senilai Rp7,5 miliar yang akan dimanfaatkan untuk tingkatkan dampak sosial Ahana.BEI Hentikan Sistem Perdagangan FITS, Mengapa?
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian layanan sistem perdagangan Fixed Income Trading System (FITS). Mengapa?ASEAN Sumbang 3% dari PDB Riil Dunia
Kapasitas ASEAN harus diperkuat untuk menjawab tantangan hari ini, dan tantangan 20 tahun ke depan.Kabar Gembira, UI Umumkan 410 Camaba Lewat Jalur Talent Scouting
Sebelumnya, sebanyak 2.049 orang calon mahasiswa baru lolos penerimaan masuk melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)Lion Air Pangkas Kuota Gratis Bagasi Tercatat di Rute 8 Bandara
Lion Air mengumumkan kebijakan terbaru mengenai bagasi gratis alias cuma-cuma kategori bagasi tercatat.Tag Terpopuler
Terpopuler
