Rabu, 29 Maret 2023

BI Diprediksi Naikkan Suku Bunga Pekan Depan, Saham-saham Ini Jadi Pilihan

Indah Handayani
16 Des 2022 | 04:30 WIB
BAGIKAN
Investor memantau pergerakan saham. (B Universe Photo/David Gita Roza)
Investor memantau pergerakan saham. (B Universe Photo/David Gita Roza)

JAKARTA, investor.id - The Fed resmi menaikan suku bunga pada FOMC bulan Desember ini. Hal ini juga akan diikuti oleh bank sentral lainnnya, termasuk Bank Indonesia (BI) yang diprediksi akan menaikkan suku bunga pada pekan depan. Untuk itu, saham-saham ini bisa jadi pilihan menjelang kenaikan suku bunga.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menjelaskan, The Fed resmi menaikan suku bunga pada FOMC bulan Desember ini. Terhitung sejak Maret 2022 The Fed rutin menaikan suku bunga, hingga pada Desember tahun 2022 suku bunga The Fed kembali naik 50 bps menjadi pada kisaran 4,25%-4,5%, sekaligus menjadi suku bunga tertinggi sejak 2007 saat krisis subprime mortgage.

Menurut Ratih, keputusan The Fed menaikan suku bunga membuat beberapa bank sentral melakukan kebijakan yang sama termasuk Indonesia. Bank Indonesia telah mengikuti langkah The Fed, tercermin untuk keempat kalinya secara berturut turut hingga di pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan November suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) berada pada level 5,25%, atau naik 50 bps dari RDG bulan lalu. Jika dihitung, spread suku bunga BI dan The Fed saat ini hanya sebesar 75 bps.

“Oleh karena itu, Bank Indonesia diprediksi akan tetap mengikuti langkah The Fed untuk menaikan suku bunga di pekan depan demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mencegah capital outflow di pasar keuangan seperti saham dan obligasi, ditengah imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS)  yang lebih menarik,” ungkap Ratih kepada Investor Daily, Kamis (15/12/2022).

Di pasar ekuitas, lanjut Ratih, asing tercatat net sell Rp 6,31 triliun secara mingguan dan dalam satu bulan terakhir mencatatkan net sell sebesar Rp11,13 triliun. Kenaikan suku bunga The Fed yang memicu depresiasi nilai tukar rupiah turut berdampak pada imported inflation, sehingga emiten yang menggunakan bahan baku impor akan tertekan terhadap selisih kurs. 

“Emiten yang menerbitkan global bond juga akan memiliki forex losses yang semakin besar dan akan menyebabkan profitabilitas menurun,” tambah Ratih.

Ratih menyebut, The Fed berpotensi melanjutkan kenaikan suku bunga hingga tahun 2023 dengan kemungkinan total kenaikan 75 bps pada periode tersebut. Hal ini sejalan dengan tingkat inflasi tahunan AS masih tinggi sebesar 7,1% di bulan November 2022, walaupun telah melandai dari bulan sebelumnya yang tercatat 7,7%, namun masih jauh di atas target The Fed  sebesar 2%.

“Oleh karena itu, Investor diharapkan lebih cermat dalam memilih saham. Carilah saham berfundamental baik, memiliki prospek bisnis yang berkelanjutan dan defensif di sektor perbankan, metal mining dan consumer goods, ditengah risiko pelemahan ekonomi akibat kebijakan hawkish tersebut,” jelas Ratih.

Ratih pun merekomendasikan mencermati saham-saham yang bisa jadi pilihan investor diantaranya :

BBCA

Rekomendasi: Buy di area Rp 8.500

Target harga: resistance terdekat di level Rp8.900

Cut loss: Apabila break support di level harga Rp8.100.

MDKA

Rekomendasi: Buy on weakness di area Rp4.180-Rp4.200

Target harga:  pada resistance di level Rp4.700

Cut loss: apabila break support pada area Rp4.000.

ICBP

Rekomendasi: Buy di area Rp10.300

Target harga: pada resistance terdekat di level Rp10.800

Cut loss: apabila break support di level harga Rp9.900.

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 3 menit yang lalu

Industri Hilir Sawit Hadapi Tantangan Global

Industri hilir sawit hadapi tantangan global
Market 8 menit yang lalu

LPEM: GOTO Berkontribusi hingga 2,2% terhadap PDB Indonesia di 2022

Goto disebut memiliki dampak besar terhadap ekonomi Indonesia. Nilai transaksinya diprediksi mencapai 1,8-2,2% terhadap PDB nasional
Business 9 menit yang lalu

UMKM Berpengaruh Penting Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja di ASEAN

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan UMKM berkontribusi menciptakan 35-97% untuk penciptaan lapangan kerja di wilayah ASEAN
Business 27 menit yang lalu

Ramadan 2023, SiCepat Catat Lonjakan Volume Pengiriman hingga 20%

SiCepat melakukan penambahan SDM hingga 20% di bagian operasional agar SLA tetap terjaga saat menghadapi kenaikan volume pengiriman paket.
Market 49 menit yang lalu

Laba Bersih Austindo (ANJT) Anjlok 42%, Ini Penyebabnya

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat laba bersih sebesar US$ 21,2 juta pada 2022.
Copyright © 2023 Investor.id