Grup Salim (META) Bisa Dapat Duit Gede usai Akuisisi Tol MBZ, Ini Taksirannya

JAKARTA, investor.id – PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), emiten Grup Salim, berpeluang meraup tambahan pendapatan dari usaha jalan tol sekitar 35%, usai menuntaskan akuisisi 40% saham Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) milik PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JCC), anak usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
Direktur Utama Nusantara Infrastructure M. Ramdani Basri mengatakan bahwa mayoritas pendapatan perseroan dikontribusi oleh lini usaha jalan tol sebesar 65%. Seiring dengan transaksi akuisisi jalan layang MBZ, perseroan akan mendapatkan pemasukan tambahan setengah dari kontribusi pendapatan jalan tol.
“65% dari revenue didominasi dari tol. Kontribusi Tol MBZ bisa setengah dari itu,” ucap Ramdani di Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Jika merujuk pada pendapatan dari tiga ruas tol kelolaan perseroan sampai kuartal III-2022, Nusantara Infrastructure mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 426 miliar.
Dengan menghitung secara tahunan penuh dan membaginya dengan pendapatan pada kuartal III tahun ini, maka kontribusi 35% dari total 65% pendapatan tol, emiten berkode saham META tersebut ditaksir meraih tambahan pendapatan sekitar Rp 200 miliar usai akuisisi Tol MBZ.
“Jadi, saya berharap kenaikannya signifikan. Dua kali lipat dari yang ada karena sekarang aset kita bertambah cukup besar," tutur Ramdani.
Melalui momentum akuisisi ini, dia juga berharap swasta bisa kembali dilibatkan dan mendapat kesempatan untuk terus berpartisipasi dengan nilai-nilai yang jauh lebih besar.
Sebab dengan begitu, kata Ramdani, pemerintah akan menaruh kepercayaan kepada swasta yang mempunyai ruang pendanaan yang cukup untuk turut serta membangun infrastruktur di Indonesia.
Mengenai rencana akuisisi tahun depan, Ramdani menuturkan bahwa perseroan masih terus melihat dan menyesuaikan dengan ruas-ruas yang akan dilakukan asset recycling oleh Jasa Marga. “Sejauh ini, mungkin masih akan berpartisipasi di Jawa,” imbuhnya.
Adapun soal belanja modal META untuk akuisisi tahun depan, Ramdani mengaku belum bisa membeberkannya sekarang. Yang jelas, bila ada peluang, perseroan akan terus berpartisipasi karena jalan tol merupakan bisnis yang berkesinambungan.
Terlebih, secara pendanaan, META memiliki dukungan yang solid karena ditopang oleh sumber pendanaan yang kuat di tingkat lokal maupun internasional. “Mudah-mudahan, kalau ada peluang-peluang, kami bisa kembali bicara dengan mereka (Jasa Marga),” katanya.
Sementara itu, CEO PT Margautama Nusantara (MUN) Danny Hassan menambahkan, tol jalan layang MBZ sangat prospektif dengan volume trafik sekitar 400-500 ribu per hari dan tarif di kisaran Rp 20-30 ribu. MUN adalah anak usaha META.
Dengan komposisi seperti itu, menurut Danny, tol jalan layang MBZ menjadi aset terbesar yang dikelola perseroan. Terlebih, META melalui MUN kembali mendapatkan penawaran untuk menambah porsi sebesar 20%.
“Tapi, kami tidak berani ngomong. Begitu ditawari kami maju. Ada arah ke sana mudah-mudahan,” pungkas Danny.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Indonesia Akan Salurkan Bantuan Vaksin ke Zimbabwe dan Kenya
LDKPI sudah menyalurkan bantuan vaksin pentavalen terhadap Nigeria sebanyak 730 ribu dosis vaksin.Dukung Kinerja Ponsel, 4 Barang ini Wajib Dimiliki Pengguna
Setiap ponsel membutuhkan aksesoris tambahan untuk melindungi dan mengoptimalkan kerjanya.Dukung Implementasi Kurikulum Merdeka, Kelas Pintar Gelar Aneka Program
Program-program tersebut antara lain rangkaian webinar, pendampingan ke satuan pendidikan binaanEks Dirut Bursa Blak-blakan soal Bumi Minerals (BRMS), Ini Peluang dan Risikonya
Hasan Zein, mantan dirut Bursa Efek Jakarta, mengulas soal potensi kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS). Ini tentu ada peluang dan risiko.Baparekraf ScaleUp Champions , Program Dukung Industri Kreatif dan Startup Digital
Baparekraf Scale-Up Champions 2023 diharapkan akan menghasilkan Unicorn dan Decacorn baru di Indonesia.Tag Terpopuler
Terpopuler
