Sabtu, 25 Maret 2023

Sawit Sumbermas (SSMS) Bidik Kenaikan Produksi Tahun Depan, Bagaimana dengan Sahamnya?

Muhammad Ghafur Fadillah
26 Des 2022 | 16:02 WIB
BAGIKAN
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). (Ilustrasi/Ist)
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS). (Ilustrasi/Ist)

JAKARTA, investor.id - PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) menargetkan produksi tandan buah segar (TBS) pada tahun 2023 mampu bertumbuh pada kisaran 10% hingga 15%. Target ini sejalan dengan niatan perseroan untuk mengoptimalkan kapasitas produksi yang saat ini baru terutilisasi sekitar 80%.

VP Corporate Secretary Sawit Sumbermas Sarana, Swasti menyatakan, SSMS sendiri cukup percaya diri dalam mengarungi bisnisnya. Perseroan mencatat produksi TBS terus bertumbuh karena rata-rata tanaman miliknya masih dalam usia produktif.

Untuk 2022 sendiri, perseroan menargetkan pertumbuhan rata-rata produksi TBS di sepanjang 2022 tumbuh di kisaran 10% hingga 15%.

"Adapun di 2023 manajemen SSMS menargetkan kurang lebih pertumbuhan produksi TBS akan sama seperti tahun ini," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (26/12/2022).

Ia melanjutkan, SSMS akan terus meningkatkan produksinya, karena hingga saat ini dari keseluruhan produksi SSMS baru bisa memenuhi sekitar 70-80% dari total utilitas pabrik milik PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) sebagai bentuk hilirisasi dengan skema TBS yang diolah oleh SSMS menjadi CPO lalu diproduksi menjadi produk turunan CPO.

"CBUT sendiri berkontribusi sebesar 6% dari seluruh refinery yang ada di Kalimantan, dengan kapasitas refinery sebanyak 2.500 ton per hari," ujarnya.

Pada kesempatan terpisah Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengatakan, prospek emiten sawit sepertinya masih cukup baik, meskipun ada proyeksi bahwa harga CPO di 2023 diproyeksikan akan mengalami pelemahan.

“Maka itu untuk SSMS valuasinya masih cukup rendah dengan PE 7x dan PBV 2,1x saya pikir masih dalam harga yang wajar,” paparnya.

Sebagai informasi, harga kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) ditaksir akan berada di kisaran 3.500 ringgit hingga 5.500 ringgit per ton pada tahun depan. Hal ini karena berbagai sentimen seperti kebijakan Uni Eropa yang berencana menghentikan perusahaan menjual komoditas terkait deforestasi  ke pasarnya dan juga kebijakan pemerintah Indonesia dengan biodeselnya.

David melanjutkan, saham SSMS sepanjang tahun ini menguat 54,77% atau 545 poin dari harga Rp 995 per lembar di awal tahun 2022 menjadi Rp 1.540 per lembar saham hingga penutupan 21 Desember 2022. Adapun pada perdagangan Senin (26/12/2022), SSMS ditutup melemah 0,98% ke Rp 1.510.

Performa SSMS terbilang stabil, jika melihat dalam rentang waktu yang lebih jauh saat pandemi dalam puncaknya di tahun 2020. Saham SSMS hanya turun ke level terendah di Rp 700 per lembar saham, lalu berhasil rebound secara continue hingga menyentuh harga saat ini sebagai harga tertinggi sepanjang 5 tahun.

Pinjaman Sindikasi

Adapun sebelumnya, SSMS juga diketahui baru saja menuntaskan sertifikasi. Baru-baru ini perseroan juga kembali merampungkan penandatangan pinjaman sindikasi bersama dua bank yaitu Bank Pembangunan Daerah Papua dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.

Hal ini seiring dengan adanya penandatanganan perjanjian kredit sindikasi sebesar Rp 4,3 triliun yang diumumkan perseroan pada 27 Juni 2020 lalu. Kedua bank tersebut kini resmi bergabung dalam grup pinjaman sindikasi bersama Bank DKI, Maybank Indonesia, Bank Woori Saudara, JTrust Bank, serta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk sebagai joint mandated lead arranger & bookrunner (JMLAB).

Menanggapi aksi ini, Analis Phillip Sekuritas Edo Ardiansyah mengatakan, pergerakan SSMS masih bergerak di area uptrend dengan indikator stochastic membentuk pola golden cross, diikuti signal MACD yang masih berada di areal positif. sehingga berpotensi masih bisa melanjutkan penguatan menuju level resisten di Rp 1580-1610. "Namun waspadai jika pergerakan tidak mampu menguat dengan menembus area support level di Rp 1.480 dan kembali ke bawah ke level Rp 1.420," pungkasnya.

Editor: Theresa Sandra Desfika (theresa.sandra@investor.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 3 menit yang lalu

Pedagang Minta Wamendag Antisipasi Pasokan Minyakita

Secara umum perkembangan harga barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Desa Adat Jimbaran terpantau stabil.
National 16 menit yang lalu

Soal Transaksi Janggal Rp 349 T, Mahfud Siap Tantang DPR Uji Logika

Arteria Dahlan mengingatkan kewenangan seorang pejabat negara merahasiakan dokumen terkait TPPU.
Business 48 menit yang lalu

Gudang Pakaian Impor Bekas Digerebek, Polisi Periksa 15 Saksi

Presiden Jokowi menilai impor pakaian bekas mengganggu industri UMKM.
National 55 menit yang lalu

Kabar Duka, Paulus Plate Tapun Ayahanda Menkominfo Johnny G Plate Meninggal Dunia

Masa purna bakti hingga meninggal, Paulus Plate Tapun diketahui menetap di Reo, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, NTT.
National 1 jam yang lalu

Haedar Imbau Warga Muhammadiyah Lakukan Jihad Ekonomi Masif dan Terstruktur

Jihad ekonomi menjadi salah satu putusan dalam Muktamar Muhammadiyah di Makassar pada 2015.
Copyright © 2023 Investor.id