Sabtu, 25 Maret 2023

Arsjad Rasjid: Indika Ingin Jadi Bagian dari Strategi Besar Indonesia

Primus Dorimulu
26 Des 2022 | 21:50 WIB
BAGIKAN
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid. (B-Universe Photo/Primus Dorimulu)
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid. (B-Universe Photo/Primus Dorimulu)

JAKARTA, investor.id – Menargetkan mencapai zero emission pada tahun 2050, bahkan lebih cepat, PT Indika Energy Tbk (INDY) kini gencar membangun energi baru dan terbarukan (EBT), di antaranya energi solar cell atau energi matahari dan sepeda motor listrik merek Alva dengan total dana US$ 500 juta. Ketergantungan terhadap batu bara, perlahan, mulai dikurangi, antara lain lewat divestasi perusahaan yang berkaitan dengan batu bara.

“Kami ingin menjadi bagian dari pendukung strategi besar Indonesia, yakni bergerak menuju net zero emission, energi bersih,” kata Presdir PT Indika Energy Tbk Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat kepada Investor Daily di Jakarta, Kamis (22/12/2022). Dia menegaskan, pihaknya sudah membuat komitmen untuk mencapai net zero emission 2050, bahkan akan diupayakan agar lebih cepat.

“Strategi kami sudah clear sekali. We are moving from coal,” tambah ketua umum Kadin Indonesia itu. Dijelaskan, Indika saat ini dalam proses transisi dari energi fosil ke energi terbarukan. Sejumlah langkah yang diambil, antara lain, mendivestasi saham Indika di PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) dan PT Petrosea Tbk (PTRO).

Arsjad Rasjid: Indika Ingin Jadi Bagian dari Strategi Besar Indonesia
Pemimpin Redaksi Investor Daily, Primus Dorimulu (kiri) saat mewawancarai Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid (kanan).

Pada Agustus 2021, Indika Energy menjual 51% sahamnya di MBSS. Kemudian pada Juli 2022, Indika Energy menjual 69,8% sahamnya di Petrosea. MBSS bergerak di bisnis transportasi laut dan transshipment untuk barang curah, terutama batu bara. Sedang Petrosea adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontrak pertambangan, rekayasa, pengadaan & konstruksi, dan jasa minyak & gas bumi. “Kedua perusahaan ini kami lepas karena related dengan coal,” kata Arsjad.

Sejak 2018, Indika Energy sudah memasuki bisnis ramah lingkungan. Bekerja sama dengan perusahaan tenaga surya terkemuka India, Fourth Partner Energy (FPE), perussahaan energi milik sebuah private equity, Indika mendirikan perusahaan patungan, PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). Berpengalaman membangun dan mengoperasikan lebih dari 550 MW pembangkit energi surya di India, Sri Lanka, Bangladesh, dan Vietnam, FPE diyakini mampu memberikan solusi energi yang andal bagi masyarakat Indonesia.

Motor Alva

Arsjad Rasjid: Indika Ingin Jadi Bagian dari Strategi Besar Indonesia
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk Arsjad Rasyid memperkenalkan motor listrik besutan Indika, ALVA. (Foto: Instagram/@arsjadrasyid

Pada April 2022, Indika Energy lewat PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI) dan PT Ilectra Motor Group (IMG), mendirikan PT Electra Distribusi Indonesia (EDI). Sebesar 99,9% saham EDI senilai Rp 999 juta dimiliki IMG.

Pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), Agustus 2022, IMG meluncurkan motor listrik Alva One. Didesain dengan menggunakan hub drive motor – motor listrik langsung menggerakkan roda tanpa menggunakan pentransfer daya – Alva mampu melaju hingga kecepatan maksimal 90 km per jam. Sedang battery mampu bertahan hingga 70 km.

“Kami tidak melihat ini perusahaan otomotif atau bukan. Tapi, yang pasti ini perusahaan mobility. Yang kami bangun bukan pabrik otomotif, melainkan ekosistem (transportasi – Red),” ungkap Arsjad.

Pada tahap awal, kata Arsjad, IMG memulai dengan produksi electric vehicle (EV) roda dua. “Ke depan, kami membangun EV lainnya. Kami sudah mencanangkan bus listrik,” paparnya.

Indika Energy juga memasuki bisnis emas di Sulawesi Selatan sejak 2018. Lewat PT Indika Mineral Investindo, PT Indika Energy Tbk menguasai 72% saham Nusantara Resources Ltd, perusahaan yang mengeksplorasi tambang emas di Blok Awak Mas, Luwu, Sulsel. “Kita lihat emas adalah salah satu bisnis yang bertahan. Kami masuk ke sana. Insya Allah, dalam dua-tiga tahun ke depan, kami bisa produksi,” jelas Arsjad.

EMITS

Indika Energy mengoperasikan perusahaan penyedia tenaga surya terintegrasi dengan nama Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) sejak 2021. Berpartner dengan Fourth Partner Energy (FPE), perusahaan energi asal India, Indika menargetkan pembangunan energi tenaga surya 500 MW selama lima tahun hingga 2025. Investasi yang dibutuhkan untuk merealisasikan target ini sekitar US$ 500 juta.

Hingga saat ini, EMITS sudah membelanjakan US$ 15 juta untuk membangun sekitar 50 MW tenaga surya di sejumlah wilayah. Dana investasi bukan hanya modal sendiri, tapi juga pinjaman. ”Dukungan dari lembaga keuangan dalam negeri sangat penting untuk mewujudkan energi bersih dan ekonomi hijau,” ujar Azis Armand, Wakil Presdir Indika Energy dan CEO Indika Group. Indika menguasai 51% saham EMITS, sisanya 49% milik FPE.

Biaya investasi per MW sekitar US$ 700-800. Untuk mencapai target 500 MW, dana yang dibutuhkan sekitar US$ 400 juta. Pendanaan solar panel, kata Presdir EMITS Yovie Priadi, menjadi tantangan para pelaku bisnis solar panel karena perbankan di dalam negeri umumnya belum berminat.

Namun, pekan lalu, EMITS mendapatkan pendanaan dari sebuah institusi finansial dari Swiss, Respons Ability Investment, sebesar US$ 12 juta. “Jangka waktu pinjaman 15 tahun dengan bunga 7,5%-8%,” kata Yovie kepada Investor Daily, Kamis (15/12/2022). Skema pendanaan ini khusus untuk mendukung renewable energy.

Pinjaman ini digunakan untuk refinancing proyek yang sedang berjalan, yakni solar panel di rooftop Gedung Indi-Bintaro 313 kwp, perusahaan tekstil Kahatex 1,8 MWp, Interport di Kaltim 140 kwp, dan Sampurna Kayu 15-20 MWp.

Skema pendanaan EMITS mengikuti Four Partner Energy (FPE), mitra Indika Energy dari India. Perusahaan energi India ini sudah membangun hampir 1 Giga solar panel di India.

Pada tahun 2023, EMITS berencana membangun solar panel wood pelet Grup Indika untuk menjadi biomassa, solar panel Living World di Bali, solar panel Semen Indonesia Group, solar panel Pupuk Indonesia Group, dan sejumlah BUMD di Indonesia timur, antara lain, BUMD Bali dan NTB.

Ke depan, EMITS akan terus mencari pinjaman dari perbankan, dalam dan luar negeri. “Ini jenis pendanaan pertama di Indonesia. Pendanaannya per proyek dan ini cukup unik,” kata Yovie. Skema pendanaan ini khusus untuk mendukung renewable energy.

Hingga saat ini, bank dalam negeri yang membiayai solar panel baru PT Bank Mandiri Tbk. Bisnis energi matahari, yang membutuhkan pendanaan jangka panjang, dinilai belum layak untuk dibiayai dengan pinjaman bank. “Ini beda dengan perbankan luar negeri,” kata Yovie.

Di Indonesia, kata Yovie, Standard Chartered Bank ikut membiayai solar panel EMITS. Dengan skema project financing, perbankan lokal mestinya bisa terlibat. Paling tidak, mengikuti konsorsium.

Dikutip dari website resmi Kementerian ESDM, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi fosil dan meningkatkan energi terbarukan hingga 23% pada tahun 2025. Pada tahun 2021, bauran energi primer energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai 11,5%.

Arsjad Rasjid: Indika Ingin Jadi Bagian dari Strategi Besar Indonesia
Salah satu bisnis EBT Indika Energy. (Foto: Perseroan)

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 21 menit yang lalu

Gudang Pakaian Impor Bekas Digerebek, Polisi Periksa 15 Saksi

Presiden Jokowi menilai impor pakaian bekas mengganggu industri UMKM.
National 28 menit yang lalu

Kabar Duka, Paulus Plate Tapun Ayahanda Menkominfo Johnny G Plate Meninggal Dunia

Masa purna bakti hingga meninggal, Paulus Plate Tapun diketahui menetap di Reo, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, NTT.
National 58 menit yang lalu

Haedar Imbau Warga Muhammadiyah Lakukan Jihad Ekonomi Masif dan Terstruktur

Jihad ekonomi menjadi salah satu putusan dalam Muktamar Muhammadiyah di Makassar pada 2015.
Finance 1 jam yang lalu

Direksi Makin Solid, Ini Strategi BTN Kejar Target Laba Rp 3,3 Triliun

BTN optimistis on the track mewujudkan visi perseroan menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025
National 1 jam yang lalu

Bantuan Operasional Pendidikan Dini Islam Rp381 Miliar Bakal Cair

Pencairan BOP RA tahap I. akan diperuntukkan bagi 28.841 RA seluruh Indonesia.
Copyright © 2023 Investor.id