Menggebrak, 10 Saham Unggulan Kasih Untung Besar pada 2022

JAKARTA, investor.id – Sepanjang tahun 2022, pasar saham cenderung bergerak sangat volatil. Meski begitu, masih banyak saham unggulan yang justru memberikan untung besar ke pemodal.
Tercatat, sebanyak 10 saham unggulan dalam kelompok indeks LQ45 yang mencetak keuntungan alias cuan sebesar 36,1% hingga 132,8% sepanjang tahun 2022, sampai tanggal 27 Desember.
Baca juga: Saham-saham Paling Cuan 2022, Bikin Orang Jadi Tajir Mendadak!
Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tercatat sebagai saham unggulan penghasil keuntungan terbesar tahun ini mencapai 132,8%. Kemudian, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sebesar 132,1% dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 97,3%.
Selanjutnya, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) yang juga kasih untung sebesar 83,1%, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 66,6%, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) 52,2%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 41,6%.
Baca juga: Memasuki Tahun 2023, Mandiri Sekuritas Ungkap 10 Saham Pilihan, Ada GOTO
Kemudian, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI sebesar 37,7%, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) 36,7%, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 36,1%.

Kinerja impresif pada saham-saham berkapitalisasi besar dengan fundamental yang kuat itu didominasi oleh saham energi, terutama migas dan batu bara. Hal ini seiring lonjakan harga komoditas tersebut.
Alhasil, indeks saham energi sepanjang tahun 2022 naik 103% atau paling tinggi dibandingkan sektor lainnya.
Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, pergerakan harga batu bara masih akan berada pada tren bullish hingga akhir tahun ini. Bahkan diperkirakan tetap bertahan di atas US$ 400 per ton hingga awal 2023.
Baca juga: Saham Batu Bara Segera Reli, Ini Alasannya
Sentimen penggerak utamanya masih seputar peningkatan permintaan. Terutama, dari negara-negara Eropa karena persiapan stok menghadapi berlangsungnya musim dingin di tengah ketatnya pasokan akibat embargo yang dilakukan pada Rusia.
“Harga batu bara bergerak pada level resistance US$ 425-450 per ton dan support di kisaran harga US$ 375-350 per ton,” ungkap Yoga kepada Investor Daily.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Mulai Bayar Utang, Waskita Precast (WSBP) Sehat?
Waskita Beton Precast (WSBP) menyelesaikan kewajiban pembayaran tahap pertama. WSBP sudah sehat?Menkeu dan Gubernur Bank Sentral Asean Akan Bahas Cryptocurrency
Pembahasan cryptocurrency bisa dilakukan secara paralel dengan dengan isu ekonomi digital.Kerja Sama Budaya Perkuat Kerja Sama Ekonomi RI-RRT
Hubungan people to people movement akan membuat hubungan Indonesia dan Tiongkok negara berkelanjutan.WEHA Balikkan Rugi Jadi Untung Rp 19,9 Miliar
WEHA Transportasi Indonesia (WEHA) mampu membalikkan rugi menjadi untung Rp 19,9 miliar pada 2022.Kurangi Ketergantungan terhadap Dolar AS, RI Dorong Asean Jalankan LCT
Penggunaan metode local currency transaction (LCT) akan memiliki jangkauan yang lebih luas.Tag Terpopuler
Terpopuler
