Senin, 29 Mei 2023

Prediksi Pasar Aset Kripto pada 2023, Bagaimana ETH dan BTC?

Indah Handayani
29 Des 2022 | 10:47 WIB
BAGIKAN
ilustrasi kripto, Sumber: Antara
ilustrasi kripto, Sumber: Antara

JAKARTA, investor.id - Secara keseluruhan, sepanjang 2022 pasar kripto mengalami fase bearish. Sebab, total kapitalisasi pasar aset kripto turun sekitar 66% dari tahun lalu. Bahkan, Bitcoin sebagai kripto dengan valuasi terbesar telah mengalami koreksi 75% dari harga tertingginya. Hal tersebut juga diikuti oleh mayoritas altcoin yang mengalami penurunan di tahun 2022. Bagaimana pasar aset kripto 2023, terutama ETH dan BTC?

Dikutip dari Ajaib Kripto, faktor makro, seperti kenaikan suku bunga Federal Reserve AS, inflasi tinggi, pemutusan hubungan kerja, dan pertumbuhan ekonomi yang melambat secara umum telah menyebabkan banyak ketidakpastian. Sementara itu, tekanan lain juga datang dari perusahaan di industri kripto yang mengalami kegagalan dalam mengelola bisnis kripto mereka seperti Luna, Celcius, Voyager Digital hingga yang terbaru yaitu kebangkrutan FTX.

“Kondisi pasar yang sulit sebagian besar menjadi tantangan di tahun 2022 ini sepanjang tahun, tetapi itu tidak menghentikan kripto dari banyak pencapaian teknologi yang luar biasa. Salah satunya Ethereum yang melakukan peningkatan yang fenomenal yaitu ‘The Merge’,” tulis analis Ajaib Kripto, Kamis (29/12/2022).

Analis Ajaib Kripto menjelaskan, meningkatnya inflasi dan kenaikan suku bunga berdampak pada pasar kripto pada tahun 2022, menguras likuiditas dari pasar investasi secara keseluruhan. Namun, Tahun depan kita akan melihat bear market berpotensi selesai didorong dari sikap The Fed yang berpotensi akan menyudahi kenaikan suku bunga di bulan maret 2023.

Sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis point menjadi 4,50% (15/12/2022), ini merupakan suku bunga tertinggi sepanjang 15 tahun terakhir.

Menurut CME Watch Tools, di tahun 2023 terdapat peluang sangat besar kenaikan suku bunga masih akan terjadi dengan proyeksi kenaikan suku bunga sebesar 0,25% pada dua FOMC meeting selanjutnya yang terjadi pada 1 Februari dan 22 Maret mendatang dengan prediksi suku bunga menjadi 5%.

Selanjutnya, penurunan suku bunga diharapkan mulai di pertengahan 2023, dan begitu suku bunga mulai turun, lebih banyak likuiditas akan tersedia untuk memasuki pasar investasi lagi termasuk aset kripto. “Namun, hal tersebut bergantung pada inflasi yang telah mencapai puncaknya di tahun ini dan akan diproyeksikan turun di tahun depan,” tambah analis Ajaib Kripto.

Roadmap Ethereum di 2023

Analis Ajaib Kripto menjelaskan, pada 15 September 2022, Ethereum melakukan pencapaian luar biasa melalui The Merge, dengan transisi dari Proof of Work ke Proof of Stake. Selanjutnya, Ethereum Foundation telah merilis roadmap proyek Ethereum untuk 2023.

Sebelumnya, CEO Ethereum Vitalik Buterin memperkenalkan (5/11/2022) roadmap terbaru dari proyek Ethereum, yang bernama ‘The Scourge’. Artinya pembaruan Ethereum selanjutnya akan menjadi enam fase dari yang tadinya hanya lima fase.

“Tahun 2023 ditetapkan sebagai tahun di mana Ethereum akan mengimplementasikan Sharding, sebuah langkah penting dalam meningkatkan skalabilitas kemampuan blockchain untuk menyimpan, mengakses data, serta peningkatan dalam pemrosesan transaksi,” jelas analis Ajaib Kripto.

Perkiraan pada Maret 2023 Ethereum akan melakukan Shanghai Upgrade dalam Ethereum Improvement Proposal (EIP) 4895, yang akan memungkinkan validator untuk menarik ETH yang telah ditempatkan dari lapisan konsensus Beacon Chain setelah berhasil menyelesaikan Ethereum Merge pada 15 September 2022.

Selain itu, analis Ajaib Kripto menjelaskan, peningkatan Ethereum selanjutnya dalam Ethereum Improvement Protocol (EIP-4844) akan melaksanakan upgrade Proto Danksharding yang kemungkinan terjadi Mei atau Juni 2023 dimana akan mengefisienkan data transaksi dan meningkatkan skalabilitas Layer-2 sehingga gas fee lebih murah pada Layer-2.

Prediksi Bitcoin 2023

Analis Ajaib Kripto menjelaskan, harga Bitcoin (BTC) cenderung naik menjelang halving. Hal ini ditunjukan pada tiga momen halving sebelumnya yang terjadi (28/11/2012, 9/7/2016, dan 11/5/2020). Bitcoin Halving merupakan peristiwa dimana jumlah hadiah mining satu blok Bitcoin akan dikurangi 50% dari halving sebelumnya. Pengurangan ini terjadi tiap Bitcoin memproduksi 210 ribu blok atau sekitar 4 tahun sekali dan akan berhenti saat mencapai batas maksimum 21 juta Bitcoin.

“Menurut Coingecko, Halving Bitcoin selanjutnya diprediksi terjadi pada bulan Mei 2024. Meskipun dijadwalkan pada tahun 2024, hal lain yang perlu diperhatikan adalah halving bitcoin berikutnya diproyeksikan kembali dapat meningkatkan partisipasi pasar pada tahun 2023,” papar analis Ajaib Kripto.

Hal tersebut, dikombinasikan dengan penurunan penerbitan jumlah BTC karena hadiah blok yang berkurang, menciptakan unsur kelangkaan aset dan secara teoritis akan menciptakan kenaikan harga. Jika penerbitan BTC baru turun dan permintaan tetap kuat, maka harga berpotensi naik.

Jika diperhatikan, sejak 2011 – 2021 BTC akan mengalami koreksi di tahun selanjutnya setelah mengalami penguatan beruntun selama tiga tahun, contohnya BTC menguat dari tahun 2011-2013 lalu turun di tahun 2014 dan kembali menguat di tahun 2015 – 2017. Jika melihat koreksi tahun 2022 ini, berdasarkan historisnya BTC berpotensi menguat dari tahun 2023 hingga 2025.

Apakah Harga Bitcoin Sudah Bottom?

Jika dilihat dari situasi makroekonomi yang belum kondusif dan pengaruh runtuhnya FTX yang menyebabkan kepanikan pasar aset kripto masih akan berlangsung di sepanjang Q1 2023.

Bitcoin berpotensi masih belum mencapai titik terendah atau bottom saat ini, dimana potensi penurunan di Kuartal I-2023 masih akan terjadi. Terlihat pergerakan BTC dalam time frame 1 minggu, BTC membentuk pola falling wedge dan berpotensi untuk breakout ke level US$ 18.150.

“Namun, BTC juga berpotensi akan kembali terkoreksi menuju level support hingga membentuk lower low di area support trendline sekitar level US$ 14.000 jika tidak mampu breakout di area resistance trendline,” tutup analis Ajaib Kripto.  

Di kuartal III-IV 2023 BTC berpotensi menguat di atas US$25,000 menyikapi potensi akumulasi menjelang terjadinya halving bitcoin tahun 2024.   

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Lifestyle 2 jam yang lalu

Indonesia Akan Salurkan Bantuan Vaksin ke Zimbabwe dan Kenya 

LDKPI sudah menyalurkan bantuan vaksin pentavalen terhadap Nigeria sebanyak 730 ribu dosis vaksin.
Business 3 jam yang lalu

Dukung Kinerja Ponsel, 4 Barang ini Wajib Dimiliki Pengguna

Setiap ponsel membutuhkan aksesoris tambahan untuk melindungi dan mengoptimalkan kerjanya.
Business 3 jam yang lalu

Dukung Implementasi Kurikulum Merdeka, Kelas Pintar Gelar Aneka Program

Program-program tersebut antara lain rangkaian webinar, pendampingan ke satuan pendidikan binaan
Market 3 jam yang lalu

Eks Dirut Bursa Blak-blakan soal Bumi Minerals (BRMS), Ini Peluang dan Risikonya

Hasan Zein, mantan dirut Bursa Efek Jakarta, mengulas soal potensi kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS). Ini tentu ada peluang dan risiko.
Macroeconomy 4 jam yang lalu

Baparekraf ScaleUp Champions , Program Dukung Industri Kreatif dan Startup Digital

Baparekraf Scale-Up Champions 2023 diharapkan akan menghasilkan Unicorn dan Decacorn baru di Indonesia.
Copyright © 2023 Investor.id