Rabu, 29 Maret 2023

Potensi Cuan Terbuka, Begini Cara Berburu HMETD BTN (BBTN)

Parluhutan Situmorang
30 Des 2022 | 12:49 WIB
BAGIKAN
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, bersama dengan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna dalam acara  Seminar Economic and Property Outlook Bank BTN Tahun 2023 dengan tema "Tantangan Penyediaan Perumahan Rakyat Ditengah Ketidakpastian Ekonomi Global", di Jakarta, (Foto: Buniverse, Imam Mudzakir
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, bersama dengan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna dalam acara Seminar Economic and Property Outlook Bank BTN Tahun 2023 dengan tema "Tantangan Penyediaan Perumahan Rakyat Ditengah Ketidakpastian Ekonomi Global", di Jakarta, (Foto: Buniverse, Imam Mudzakir

JAKARTA, Investor.id - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menggelar Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue dengan target Rp 4,13 triliun. Dalam rights issue kali ini BTN menerbitkan saham baru seri B sebanyak 3,44 miliar saham.

Rights issue hari ini Rabu (28/12/2022) hingga 5 Januari 2022 mendatang telah memasuki tahapan masa pelaksanaan HMETD ( exercise right) sekaligus masa perdagangan HMETD.

Pemerintah selaku pengendali sudah melaksanakan seluruh haknya melalui Pernyataan Modal Negara (PMN) senilai Rp 2,48 triliun pada hari pertama perdagangan rights. Setoran modal dari pemegang saham pengendali ini setara dengan 60% dari total rights yang diterbitkan perseroan.

Dengan komitmen penuh pemerintah, artinya dalam perdagangan rights hingga 5 Januari 2023, hanya tersisa 40% rights yang tersedia di market. Jika investor pemilik HMETD melaksanakan seluruh haknya, maka selesai sudah rights issue BBTN.  

Sedangkan investor publik yang ingin mengikuti rights issue BTN namun belum memiliki HMETD maka ada cara mudah untuk mendapatkannya, yakni dengan membelinya di pasar modal. Berbeda dengan saham biasa, HMETD dengan kode BBTN-R hanya bisa dibeli di Pasar Tunai yang beroperasi pada sesi 1 atau pukul 09.00-11.30 WIB.

Untuk bertransaksi di Pasar Tunai, pemodal harus menggunakan fresh money atau dana T+0. Jadi pastikan dana untuk membeli BBTN-R tersebut tersedia dan bukan dana T+1 atau T+2.

Lalu berapa harga yang ideal untuk sebuah BBTN-R?

Pada umumnya harga BBTN-R akan mengikuti harga saham induk dengan dikurangi harga pelaksanaan HMETD. Bila harga saham induk BBTN sebesar Rp1.350 dan dikurangi harga pelaksanaan HMETD Rp1.200 maka idealnya harga BBTN-R adalah di kisaran Rp 150. 

Tapi seringkali market tidak bergerak secara linier. Hal ini tentu membuat pilihan bagi investor apakah ingin tetap membeli BBTN-R dan kemudian menebusnya menjadi saham baru BBTN, atau cukup mengambil saham induk dan menunggu sampai untung.

Perlu dicatat bahwa masa perdagangan BBTN-R terjadi selama 7 hari perdagangan bursa sehingga harganya bisa fluktuaktif setiap hari. Pastikan anda sudah menebus HMETD paling lambat pada 5 Januari 2023. Bila melewati tanggal tersebut maka BBTN-R akan hangus, tidak bisa diperdagangkan lagi dan tidak bisa ditebus menjadi saham BBTN.

Apapun pilihan dalam aksi korporasi ini, yang perlu digarisbawahi bahwa saham BBTN serta harga pelaksanaan rights issue masih tergolong undervalue atau masih lebih murah dibandingkan bank besar lainnya.

Saham BBTN pada perdagangan saham Kamis (29/12/2022) ditutup pada level Rp1.350 setara dengan 0,79X price to book value (PBV). Sementara itu harga pelaksanaan rights issue Rp 1.200 setara dengan 0,7X PBV. Sebagai perbandingan, sejumlah bank besar memiliki valuasi di atas 2X PBV. Misalkan seperti BBCA di sekitar 5x PBV, BBRI di 2,54x dan BMRI di 2,22x PBV.

Paska rights issue, nilai buku per saham (book value per share/BVPS) BBTN setara Rp1.703 dengan asumsi bahwa seluruh HMETD terserap seluruhnya. Sebelum pelaksanaan HMETD, nilai buku per saham BBTN atau 1x PBV tercatat Rp2.039.

Sebagai perbandingan, sejumlah bank besar memiliki valuasi di atas 2X PBV. Misalkan seperti BBCA di sekitar 5x PBV, BBRI di 2,54x dan BMRI di 2,22x PBV.

Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 8 menit yang lalu

Industri Hilir Sawit Hadapi Tantangan Global

Industri hilir sawit hadapi tantangan global
Market 13 menit yang lalu

LPEM: GOTO Berkontribusi hingga 2,2% terhadap PDB Indonesia di 2022

Goto disebut memiliki dampak besar terhadap ekonomi Indonesia. Nilai transaksinya diprediksi mencapai 1,8-2,2% terhadap PDB nasional
Business 14 menit yang lalu

UMKM Berpengaruh Penting Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja di ASEAN

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan UMKM berkontribusi menciptakan 35-97% untuk penciptaan lapangan kerja di wilayah ASEAN
Business 32 menit yang lalu

Ramadan 2023, SiCepat Catat Lonjakan Volume Pengiriman hingga 20%

SiCepat melakukan penambahan SDM hingga 20% di bagian operasional agar SLA tetap terjaga saat menghadapi kenaikan volume pengiriman paket.
Market 54 menit yang lalu

Laba Bersih Austindo (ANJT) Anjlok 42%, Ini Penyebabnya

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatat laba bersih sebesar US$ 21,2 juta pada 2022.
Copyright © 2023 Investor.id