Potensi Besar, Saham Bank Digital Menuju Kebangkitan

JAKARTA, Investor.id - Saham emiten bank digital memiliki potensi penguatan yang lebih besar pada 2023 dibandingkan tahun lalu yang ternyata loyo. Artinya, saham bank digital sedang menunggu waktu yang tepat untuk berbalik reli.
Demikian pandangan BRI Danareksa Sekuritas dalam Outlook 2023. Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano mengungkapkan, meskipun tahun 2023 penuh tantangan, bank digital diyakini tetap mampu untuk mencetak pertumbuhan pesat di tengah penguatan pasar bank digital Indonesia.
Baca Juga:
Memasuki 2023 : Ekosistem & Diversifikasi Risiko Menjadi Penentu Keberhasilan Bank DigitalBank digital juga didukung efisiensi biaya yang berlanjut dan pendapatan bunga bersih yang besar guna mendorong keuntungan ke depan. “Kami meyakini saham sektor bank digital layak untuk dilirik dengan rekomendasi overweight. Sedangkan pilihan teratas jatuh ke saham ARTO,” tulisnya dalam riset tersebut.
Terkait pertumbuhan kredit, menurut dia, bank digital cenderung moderat tahun ini akibat ketidakpastian ekonomi global, kenaikan inflasi, dan peningkatan tingkat suku bunga. Pertumbuhan kredit diperkirakan mencapai 40% pada 2023 dibandingkan realisasi tahun 2022 yang sebesar 125%. Meski turun, angka pertumbuhan tersebut masih jauh di atas perkiraan rata-rata pertumbuhan kredit bank mencapai 9,4%.
Tidak hanya itu, pertumbuhan simpanan bank digital diharapkan tetap besar mencapai 40% tahun 2023. Proyeksi ini didorong pertumbuhan nasabah dan kenaikan simpanan nasabah. Apalagi, kini bank digital di Indonesia masih tahap awal perkembangan, sehingga terbuka peluang berlanjutnya pertumbuhan ke depan.
Dari beberapa saham bank digital yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), BRI Danareksa Sekuritas menjagokan saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB). NIM ARTO diprediksi turun tahun 2023 yang dipengaruhi kenaikan kontribusi kredit dari ekosistem GOTO yang menawarkan yield rendah. Hanya saja, biaya pendanaan perseroan diprediksi turun yang berimbas terhadap peningkatan kualitas aset.
Sedangkan NIM BBYB diprediksi meningkat tahun 2023 karena didukung peningkatan kontribusi penyaluran kredit langsung, namun biaya kredit diperkirakan meningkat. Apalagi, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi, permintaan kredit konsumsi berpotensi turun.
Hal ini mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ARTO dengan target harga Rp 7.600. Begitu juga dengan saham BBYB direkomendasikan beli dengan target harga Rp 1.100. Saham ARTO menjadi pilihan teratas didukung ekosistem yang besar.
Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Pendapatan Tembus Rp 128 T, Bumi Resources (BUMI) Pecahkan Rekor!
Bumi Resources (BUMI) memecahkan rekor pendapatan tertinggi. Pendapatan BUMI mencapai US$ 8,53 miliar atau Rp 128,5 triliun pada 2022.Ekonomi Lima Negara ASEAN Berpotensi Tumbuh 4,7% pada 2023
Pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand berpotensi capai 4,7% pada 2023.Startup Aruna Bagikan Kartu Kusuka kepada Nelayan Binaan di Kaltim
Kusuka adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga Kusuka tersebut berbentuk kartu ATMMBM Gelar IPO Kakap, Target Dana Rp 9,6 Triliun
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA), anak usaha MDKA, akan menggelar IPO saham dengan target dana Rp 9,6 triliun.Laba Bersih Indika (INDY) Terbang 684%
Indika (INDY) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 452,67 juta pada 2022.Tag Terpopuler
Terpopuler
