Senin, 29 Mei 2023

Investor Agresif, 87% HMETD BTN (BBTN) Sudah Ditebus

Parluhutan Situmorang
5 Jan 2023 | 07:47 WIB
BAGIKAN
Kantor bank BTN yang memberikan pelayanan kepada konsumen dalam pembelian KPR rumah subsidi. Foto (istimewa)
Kantor bank BTN yang memberikan pelayanan kepada konsumen dalam pembelian KPR rumah subsidi. Foto (istimewa)

JAKARTA, Investor.id - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat telah mengantongi dana senilai Rp 3,57 triliun dari eksekusi hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) menjadi saham. Total yang ditebus mencapai 2,98 miliar unit rights atau 86,75% dari total HMETD berjumlah 3,44 miliar rights.

Berdasarkan data tersebut terlihat investor kian agresif melaksanakan HMETD BBTN hingga Rabu (4/1/2023) atau H-1. Sedangkan total HMETD BBTN yang ditebus Rabu, (5/1/2022), sebanyak 423,07 juta unit HMETD berkode BBTN-R. dengan harga pelaksanan Rp 1.200, jumlah HMETD yang ditebus setara dengan Rp 518,49 miliar.

Hari ini, Kamis (5/1/2023), merupakan kesempatan terakhir bagi investor untuk melaksanakan HMETD BBTN. Bila terserap sepenuhnya, BBTN akan mendapatkan tambahan modal baru Rp 4,13 triliun.

Dalam aksi korporasi ini, para pemegang saham BBTN bisa melaksanakan HMETD di luar porsi yang dimiliki, apabila masih ada HMETD yang belum dilaksanakan oleh pemegang saham lainnya hingga akhir masa pelaksanaan. CIMB Niaga Sekuritas juga telah ditunjuk sebagai pembeli siaga atau standby buyer untuk menyerap sisa saham dengan jumlah maksimal 83,33 juta saham atau setara dengan nilai Rp 99,99 miliar.

Terkait tingginya minat investor terhadap rights issue BBTN, sejumlah analis menyebutkan didukung valuasi yang menarik serta prospek emiten ini ke depan. Dari sisi valuasi, harga pelaksanaan HMETD BTN masih di bawah 1x price to book value (PBV), sementara saham bank besar rata-rata sudah di atas 2x PBV.

“Bila ditarik dalam lima tahun terakhir, saham BBTN tidak pernah menyentuh Rp 1.200, kecuali ketika IHSG terjun bebas pada masa awal pandemi Covid-19. Jadi valuasi rights issue BBTN sangat menarik,” ujar Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi.

Sebelumnya, Analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwijaya mengatakan, rights issue BBTN kali ini memiliki valuasi lebih murah dibandingkan IPO dan rights issue BBTN sebelumnya. Pada 2009, BTN menggelar IPO dengan melepas 2,36 miliar saham baru dengan harga saham perdana Rp 800. Nilai itu setara dengan 1,5x price to book value (PBV) BTN sebelum IPO.

Sedangkan rights issue BTN tahun 2012 dengan melepas sebanyak 1,51 miliar saham baru disertai harga pelaksanaan Rp 1.235 atau setara dengan 1,3x PBV. Kala itu nilai buku per saham BTN sebelum rights issue sekitar Rp 920. Setelah 10 tahun berlalu, nilai buku per saham BBTN telah menembus Rp 2.039. Dengan harga pelaksanaan rights issue Rp 1.200 berarti setara dengan 0,58x PBV. Secara nominal, harga pelaksanaan 10 tahun lalu juga lebih tinggi, dibandingkan harga rights issue tahun ini.

“Artinya ini kesempatan bagi investor untuk mendapatkan saham BTN dengan harga lebih rendah dibandingkan pemegang saham lama BTN. Ini hal yang langka terjadi di emiten bank besar,” ujarnya.

Volume Naik

Sementara itu, volume perdagangan saham BBTN melonjak dalam dua hari terakhir. Sebanyak 964 ribu lot saham BBTN ditransaksikan dengan nilai Rp 127,46 miliar pada perdagangan kemarin.

Sementara pada Selasa (3/1/2023), sebanyak 677 ribu lot saham BBTN berpindah tangan dengan nilai Rp89,04 miliar. Sebagai perbandingan rata-rata volume perdagangan saham BBTN pada Desember 2022 tercatat 206 ribu lot per hari dengan nilai Rp28,99 miliar.

Tingginya transaksi saham BBTN diikuti oleh akumulasi investor asing. Sejak 27 Desember hingga 4 Januari, Investor asing telah merealisasikan nilai beli bersih (net foreign buy) Rp 37,98 miliar.

Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Lifestyle 2 jam yang lalu

Indonesia Akan Salurkan Bantuan Vaksin ke Zimbabwe dan Kenya 

LDKPI sudah menyalurkan bantuan vaksin pentavalen terhadap Nigeria sebanyak 730 ribu dosis vaksin.
Business 3 jam yang lalu

Dukung Kinerja Ponsel, 4 Barang ini Wajib Dimiliki Pengguna

Setiap ponsel membutuhkan aksesoris tambahan untuk melindungi dan mengoptimalkan kerjanya.
Business 3 jam yang lalu

Dukung Implementasi Kurikulum Merdeka, Kelas Pintar Gelar Aneka Program

Program-program tersebut antara lain rangkaian webinar, pendampingan ke satuan pendidikan binaan
Market 4 jam yang lalu

Eks Dirut Bursa Blak-blakan soal Bumi Minerals (BRMS), Ini Peluang dan Risikonya

Hasan Zein, mantan dirut Bursa Efek Jakarta, mengulas soal potensi kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS). Ini tentu ada peluang dan risiko.
Macroeconomy 4 jam yang lalu

Baparekraf ScaleUp Champions , Program Dukung Industri Kreatif dan Startup Digital

Baparekraf Scale-Up Champions 2023 diharapkan akan menghasilkan Unicorn dan Decacorn baru di Indonesia.
Copyright © 2023 Investor.id