Rabu, 29 Maret 2023

Sukses Gelar Rights Issue, Momentum BBTN Kebut Ekspansi

Parluhutan Situmorang
9 Jan 2023 | 07:34 WIB
BAGIKAN
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN)

JAKARTA, Investor.id - Pelaku pasar mengapresiasi keberhasilan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau BTN dalam menuntaskan penerbitan saham baru dengan skema hak memesan efek terlebih dulu (HMETD). Apalagi dengan keberhasilan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 1,6 kali.

Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi menilai tiga faktor penting dibalik tercapainya target rights issue senilai Rp 4,13 triliun dari aksi korporasi ini. Pertama, adanya dukungan penuh pemerintah selaku pemegang saham pengendali dengan exercise seluruh rights sejak hari pertama pelaksanaan. Masuknya penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2,48 triliun meyakinkan investor publik untuk ikut melaksanakan haknya. Bahkan, sejumlah investor institusi, seperti dana pensiun, meminta tambahan saham dalam jumlah besar pada hari terakhir.

Kedua, strategi penetapan harga yang memberikan kesempatan investor untuk memetik cuan. Dengan harga pelaksanaan (exercise price) Rp 1.200 dan pergerakan harga saham BBTN yang stabil di atas Rp 1.300, investor termotivasi untuk melaksanakan rights. BBTN meraup sekitar Rp 1,65 triliun dari investor non pengendali.

“Harga sahamnya sendiri undervalued, apalagi harga rights-nya. Rights issue ini menguntungkan semua pihak, baik BBTN sebagai issuer, pemerintah, maupun investor publik. Semua cuan dan senang,” kata Tirta Widi Gilang Citradi di Jakarta, pekan lalu.

Harga wajar BBTN, atau setara 1x PBV, berada di level Rp 2.030. Artinya, kini, saham BBTN diperdagangkan di 0,6x PBV. Terlampau murah untuk ukuran bank dengan aset Rp 400 triliun dan diperkirakan (unaudited) meraih laba Rp 3 triliun untuk kinerja tahun 2022. Dengan rasio PBV di bawah 1x, BBTN jelas lebih menarik dibandingkan bank besar lainnya yang sudah mencapai PBV 2x- 4x.

“Melihat fundamental yang semakin membaik dan prospek bisnis yang menjanjikan, tidak sulit bagi BBTN untuk kembali ke 1x PBV,” kata analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwidjaja.

Ketiga, fundamental yang kokoh dan kinerja yang terus membaik. Investor melihat BBTN sudah berubah dan tidak lagi seperti dulu. Manajemen kini lebih fokus pada pertumbuhan yang berkualitas dan menciptakan inovasi produk yang relevan dengan bisnis inti yakni di pembiayaan rumah tapak.

Dari sisi fundamental, BBTN berhasil menekan NPL dan telah mengeluarkan kredit macet senilai Rp1 triliun dari neraca. Dana pihak ketiga pun juga membaik dengan lonjakan porsi dana murah (CASA) dibanding deposito. Konsistensi dalam meningkatkan DPK berbiaya murah juga berdampak positif ke rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) yang kini anteng berada di bawah level 100%. DPK meningkat berkat strategi digitalisasi melalui mobile banking apps.

“Pernyataan Wadirut (Nixon L.P Napitupulu) yang menyebutkan BTN kembali ke khittah sebagai penyalur kredit rumah tapak menciptakan optimisme di kalangan pelaku pasar. Keputusan BTN menjauhi pembiayaan apartemen sudah tepat,” kata Tirta.

Paska rights issue, publik kini menunggu gebrakan berikutnya BBTN. Dengan mengantongi dana segar Rp 4,13 triliun, BBTN punya ruang lebih besar untuk melipatgandakan pembiayaan. Ini menjadi kesempatan terbaik dalam mendukung agenda pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan.

“Dengan oversubscribed 1,6x, menunjukkan tingginya harapan investor terhadap prospek perusahaan. BTN pun semakin sehat dan semakin memiliki energi untuk terus ekspansi," ujar Meneg BUMN Erick Thohir, baru-baru ini.

Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 41 menit yang lalu

Ini Keuntungan Memakai Mobil Hybrid saat Mudik Lebaran 

Menjelang Lebaran 2023, berikut keuntungan menggunakan mobil hybrid selama mudik.
Business 45 menit yang lalu

Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik

Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.
Market 1 jam yang lalu

Blibli (BELI) Rugi Rp 5,5 Triliun

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli membukukan rugi tahun berjalan Rp 5,53 triliun pada 2022.
National 2 jam yang lalu

Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset

Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.
National 2 jam yang lalu

Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus

Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.
Copyright © 2023 Investor.id