Duh, IHSG Terpeleset ke Zona Merah Karena Dibayangi Hal ini...

JAKARTA, investor.id – IHSG terpeleset ke zona merah pada penutupan sesi I, Senin (9/1/2023). IHSG ditutup turun tipis 5,387 poin (0,08%) ke level 6.679,17. IHSG terpeleset ke zoba merah karena dibayangi hal ini, apakah itu?
Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, pasar dalam negeri masih dibayangi ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global sehingga berpotensi ke zona resesi. Tidak hanya itu, pasar juga mempertimbangkan memasuki tahun politik. “Pasar berharap isu isu politik tidak mengganggu jalannya pemerintahan sehingga menciptakan stabilitas politik dalam negeri,” tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Senin (9/1/2023).
Pilarmas Investindo Sekuritas menambahkan, IHSG berbeda arah dengan bursa saham Asia yang bergerak menghijau. Hal itu seiring sikap pelaku pasar yang merespon bahwa The Fed Amerika Serikat (AS) tidak agresif dalam kebijakan suku bunganya, hal ini tercermin pasca rilis data akhir pekan kemarin.
Aktivitas Jasa The ISM Service PMI Amerika Serikat S turun menjadi 49,6 pada Desember 2022, jauh di bawah perkiraan pasar 55, dan dibandingkan dengan 56,5 pada November sehingga mengalami kontraksi, data tersebut tentunya membuat pasar berspekulasi meredam ekspektasi Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga secara agresif.
Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan, katalis positif lainnya datang dari pembukaan kembali Tiongkok yang berkelanjutan juga mendukung prospek ekonomi global sehingga ini mendukung bangkitnya ekonomi Tiongkok. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan pulih dengan cepat dan kembali ke jalur ‘normal’ karena pemerintah memberikan lebih banyak dukungan keuangan kepada rumah tangga dan perusahaan swasta untuk membantu mereka pulih dari Covid-19.
“Sebelumnya pemerintah Tiongkok membuka kembali perbatasan pada minggu kemarin yang sebelumnya ditutup sejak terjadi wabah Covid-19,” jelas Pilarmas Investindo Sekuritas.
Hal itu jugalah yang membuat IHSG sempat bertahan di zona hijau sebelum terpeleset ke zona merah. Ditambah lagi, pasar masih terpengaruh pengumuman Bank Indonesia dalam rilis akhir pekan lalu, yaitu cadangan devisa akhir Desember 2022 mencapai US$ 137,2 miliar. Angka itu meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2022 sebesar US$ 134 miliar.
Peningkatan tersebut seiring dengan penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman pemerintah. Sehingga posisi cadangan devisa Indonesia mampu untuk pembiayaan 6,0 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Hal ini menunjukan bahwa cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
“SMGR. Kami merekomendasikan buy dengan support dan resistance di level 6. 975-7.350. Sedangkan PER; 19,17x dan PBV; 1,03x,” tutup Pilarmas Investindo Sekuritas.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ada 140 Juta Unit, Pasar Kendaraan Listrik Indonesia Menjanjikan
Pasar kendaraan listrik di Indonesia sangat menjanjikan didukung populasi sebanyak 140 juta kendaraan di IndonesiaAntam (ANTM) Sebut Ekosistem Baterai Terintegrasi bakal Terwujud, Berikut Faktor Pendukung
Antam optimistis ekositem baterai terintegrasi di Indonesia bakla terwujudIndustri Hilir Sawit Hadapi Tantangan Global
Industri hilir sawit hadapi tantangan globalLPEM: GOTO Berkontribusi hingga 2,2% terhadap PDB Indonesia di 2022
Goto disebut memiliki dampak besar terhadap ekonomi Indonesia. Nilai transaksinya diprediksi mencapai 1,8-2,2% terhadap PDB nasionalUMKM Berpengaruh Penting Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja di ASEAN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan UMKM berkontribusi menciptakan 35-97% untuk penciptaan lapangan kerja di wilayah ASEANTag Terpopuler
Terpopuler
