Koreksi Saham Bank Digital Disebut sudah Terlalu Dalam, Bakal Berbalik Arah?

JAKARTA, Investor.id – Menyambut awal tahun 2023, tekanan jual hebat terhadap harga saham-saham bank digital berlanjut. Aksi jual tersebut memicu harga saham kembali melorot.
Sejak awal 2023 (year to date/ytd), harga saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) tercatat melemah 19,8%, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) turun 3,12%, PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) melemah 4,95%, PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) terkoreksi 1,62%, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) turun 2,97%, dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) bergerak flat.
Baca juga: Potensi Besar, Saham Bank Digital Menuju Kebangkitan
Sedangkan penurunan indeks harga saham gabungan (HSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang periode tersebut hanya melemah 2,42%. Artinya pelemahan sebagian besar saham bank digital lebih dalam, dibandingkan penurunan IHSG.
Head of Research Jasa Utama Capital Cheril Tanuwijaya menyoroti pergerakan harga saham bank digital yang terus melemah tersebut sebagai imbas dari adanya fenomena rebalancing portofolio.
“Tidak hanya satu dua saham bank digital saja yang melemah, melainkan semuanya kompak terkoreksi. Untuk saat ini, investor masih wait and see dan lebih memilih aset yang memiliki risiko lebih rendah, seperti obligasi negara untuk dibeli,” kata Cheril.
Namun Cheril menggarisbawahi bahwa sejauh ini harga saham bank digital sudah mengalami tekanan jual sangat besar. Harga saham bank digital rata rata sudah anjlok lebih dari 50% terhitung sejak awal 2022 silam. Jadi, jika dibandingkan dengan indeks sektoral lainnya, peluang penurunan harga saham bank digital ke depan relatif terbatas.
Apalagi inflasi global diperkirakan bakal terus melambat, yang nantinya akan diikuti dengan tren kenaikan suku bunga yang lebih rendah. Hal ini membuka peluang harga saham bank digital untuk rebound dan kembali memulai tren naik. Sinyal pembalikan arah harga saham akan muncul dari bank digital yang memiliki fundamental kuat dan sudah mampu mencetak laba bersih.
Baca juga: Memasuki 2023 : Ekosistem & Diversifikasi Risiko Menjadi Penentu Keberhasilan Bank Digital
“Dari semua bank digital yang listing di BEI, saham ARTO mengalami penurunan yang paling tajam. Padahal secara fundamental, Bank Jago memiliki fundamental yang solid.” tambah Cheryl.
Dia menilai pelaku pasar selama ini mengasosiasikan saham bank digital layaknya saham-saham teknologi, sehingga ikut terdampak sentimen global. Lebih lanjut Cheryl juga menambahkan bahwa dengan peluang rebound saham-saham teknologi, ada peluang saham bank digital termasuk ARTO yang sudah turun drastis ikut mendapat katalis positif di tengah kinerja yang sedang solid.
Bank Jago
Secara terpisah, analis MNC Sekuritas Tirta Citradi dalam laporan risetnya menyebut bahwa keunggulan Bank Jago sebagai bank digital adalah likuiditas yang masih melimpah serta kekuatan modal yang kuat dan tercermin dari rasio capital adequacy sebesar 97,5% hingga September 2022.
“Fokus Bank Jago saat ini adalah mengelola kualitas aset dan efisiensi operasional. Kalau rasio kredit macet bisa dikelola dan di bawah NPL industri serta cost to income bisa ditekan di bawah 70%, jelas laba bersih Bank Jago bisa melonjak pesat tahun 2023. Ini akan menjadi driver untuk pergerakan harga sahamnya”tutur Tirta.
Baca juga: Pertumbuhan Laba Berlanjut, Mandiri Sekuritas Targetkan Saham Bank Jago (ARTO) Rp 18.000
Dalam laporan risetnya tentang outlook industri perbankan tahun 2023, Tirta mematok, target price untuk saham Bank Jago Rp 10.000 per saham atau setara dengan 6x Price to Book Value/PBV di tahun 2023.
Dalam riset terakhirnya, BRI Danareksa Sekuritas juga menyebutkan saham emiten bank digital memiliki potensi penguatan yang lebih besar pada 2023 dibandingkan tahun lalu yang loyo. Artinya, saham bank digital sedang menunggu waktu yang tepat untuk berbalik reli.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano mengungkapkan, meskipun tahun 2023 penuh tantangan, bank digital diyakini tetap mampu untuk mencetak pertumbuhan pesat di tengah penguatan pasar bank digital Indonesia.
Bank digital juga didukung efisiensi biaya yang berlanjut dan pendapatan bunga bersih yang besar guna mendorong keuntungan ke depan. “Kami meyakini saham sektor bank digital layak untuk dilirik dengan rekomendasi overweight. Sedangkan pilihan teratas jatuh ke saham ARTO,” tulisnya dalam riset bertajuk “outlook 2023” tersebut.
Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Startup Aruna Bagikan Kartu Kusuka kepada Nelayan Binaan di Kaltim
Kusuka adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga Kusuka tersebut berbentuk kartu ATMMBM Gelar IPO Kakap, Target Dana Rp 9,6 Triliun
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA), anak usaha MDKA, akan menggelar IPO saham dengan target dana Rp 9,6 triliun.Laba Bersih Indika (INDY) Terbang 684%
Indika (INDY) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 452,67 juta pada 2022.Genesys Luncurkan Satelit untuk Melayani Jakarta, Hong Kong, dan Paris
Peluncuran satelit tersebut dapat membantu berbagai bisnis, terutama industri asuransi, perbankan, dan pemerintahan.Tegas! Pernyataan Jokowi soal Timnas Israel di Piala Dunia U-20
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pernyataan tegas soal keikutsertaan tim nasional Israel dalam Piala Dunia U-20.Tag Terpopuler
Terpopuler
