Selasa, 28 Maret 2023

IHSG Memerah Saat Bursa Saham Asia Menguat, Mengapa?

Indah Handayani
11 Jan 2023 | 12:30 WIB
BAGIKAN
Karyawan melintas di depan monitor saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto ilustrasi: Beritasatu Photo/Uthan AR
Karyawan melintas di depan monitor saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto ilustrasi: Beritasatu Photo/Uthan AR

JAKARTA, investor.id – IHSG tertahan di area 6.500 pada penutupan sesi I, Rabu (11/1/2023). IHSG ditutup melemah 33,95 poin (0,51%) ke level 6.588,54. IHSG memerah saat bursa saham asia menguat, mengapa?

Pilarmas Investindo Sekurita menilai IHSG tertahan di zona merah karena kekhawatiran pelak pasar bahwa meski The Fed tidak agresif, kenaikan suku bunga acuan AS akan tetap berpotensi ada. Sehingga di prediksi ini adanya ruang Bank Indonesia untuk menaikan suku bunga acuannya.

“Hal ini tentunya mendorong pelaku pasar lebih wait and see untuk masuk di pasar aset berisiko,” tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Rabu (11/1/2023).

Di sisi lain, Pilarmas Investindo Sekuritas menambahkan, pasar juga mencermati rilis bank Dunia, dimana memangkas pertumbuhan ekonomi memprediksi pertumbuhan PDB global sebesar 1,7% pada 2023. Sedangkan pada riset 2022 menyebutkan di 2023 ekonomi global akan tumbuh 3%.

“Hal ini menunjukan bahwa ekonomi global akan  mudah mengalami tekanan resesi,” papar Pilarmas Investindo Sekuritas.

Pilarmas Investindo Sekuritas menambahkan, IHSG bergerak melemah sementara  mayoritas bursa regional Asia menguat ditengah pasar menyikapi pernyataan petinggi The Fed Jerome Powell. Dalam sebuah forum yang disponsori bank sentral Swedia, dimana pasar menilai The  Fed untuk menahan diri hal.

“Ini tercermin dan sikap Powel pidatonya dimana mengatakan bahwa kemandirian Fed sangat penting untuk memerangi inflasi,” tambah Pilarmas Investindo Sekuritas.

Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, pernyataan ini cenderung menegaskan bahwa The Fed masih menaikan suku bunga acuannya. Namun demikian, pasar cenderung berspekulasi meskipun masih menaikan suku bunganya namun kebijakan moneter yang tidak agresif.

“ISAT. Kami merekomendasikan buy dengan support dan resistance di level 6.025-6.350. Sedangkan PER; 10,17x dan PBV; 1,68x,” tutup Pilarmas Investindo Sekuritas.

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Macroeconomy 3 jam yang lalu

Indonesia Usung Tiga Prioritas dalam Keketuaan Asean 2023

Recovery–rebuilding, difokuskan pada upaya untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang melanda semua negara.
Market 3 jam yang lalu

Pendapatan Emiten Grup Djarum (TOWR) Melonjak, Laba Naik Tipis-tipis

Sarana Menara Nusantara (TOWR), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, mencetak pendapatan Rp 11,03 triliun pada 2022.
Finance 3 jam yang lalu

Sinarmas Asset Management Raih Penghargaan Best Mutual Fund 2023

Sinarmas Asset Management meraih penghargaan Best Mutual Fund tahun 2023 dari Infovesta Utama bekerjasama dengan Majalah Investor B-Universe
Business 3 jam yang lalu

Kinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Lampaui Target

optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi
Lifestyle 4 jam yang lalu

Perempuan Harus Bisa Tingkatkan Kapasitas dan Kepercayaan Diri

Kaum perempuan bisa menempuh jalannya masing-masing dan berdampak positif, sesuai bidangnya.
Copyright © 2023 Investor.id