Sabtu, 25 Maret 2023

Dibanding Sea dan Grab, GOTO Lebih Seksi? Ini Target Harga Baru Sahamnya

Ely Rahmawati
12 Jan 2023 | 13:35 WIB
BAGIKAN
Tokopedia, salah satu lini usaha GOTO. (Foto: Perseroan)
Tokopedia, salah satu lini usaha GOTO. (Foto: Perseroan)

JAKARTA, investor.id – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berada di jalur yang tepat untuk mempercepat profitabilitas. Titik impas EBITDA diperkirakan lebih cepat ke depan yakni pada kuartal I-2025, karena gencar ekspansi bisnis e-commerce.

Analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer dan Ryan Aristo mengungkapkan, percepatan titik impas EBITDA karena memasukkan tingkat take rate di bisnis e-commerce yang lebih tinggi dan langkah-langkah pemotongan biaya, meskipun menurunkan estimasi gross transaction value (GTV).

Sementara itu, tekanan jual mungkin terus membebani kenaikan harga saham GOTO, namun imbal hasil jangka panjang tetap menarik karena valuasi telah sesuai dengan kompetitor, Sea Ltd dan Grab. “Jalur progresif menuju profitabilitas akan menjadi katalis utama,” tulis Adrian dan Ryan dalam risetnya.

Kedua analis memperkirakan pertumbuhan GTV atau nilai transaksi bruto GOTO sebesar 23-31% pada 2023-2024 di tengah integrasi ekosistem dan pasar yang besar pada masyarakat kelas menengah ke atas. Sedangkan pertumbuhan GTV e-commerce diprediksi sebesar 12%.

Adapun harga saham telah menurun tajam sejak lock-up berakhir, dengan enterprise value (EV) mencapai rekor terendah US$ 3,3 miliar atau setara Rp 81 per saham.

Meski demikian, menurut Adrian dan Ryan, GOTO lebih menarik bagi investor karena EV GOTO terdiskon dari gabungan EV Sea dan Grab sebesar US$ 39 miliar, yang diperkirakan 20-40% di antaranya berasal dari operasi mereka di Indonesia. GOTO pun lebih seksi karena memiliki keunggulan berupa ekosistem yang unik.

Kemudian, dalam rentang harga Rp 80-100 per saham, EV/penjualan bersih GOTO sebesar 3-4,2 kali atau 2,3-3,5 kali tidak termasuk PT Bank Jago Tbk (ARTO). Hal itu setara dengan kompetitor di global, termasuk Sea (2,3 kali) dan Grab (3,7 kali).

Pada EV/EBITDA, GOTO kini diperdagangkan pada 10,7 kali untuk perkiraan tahun 2026, sejajar dengan Sea atau Grab pada 9,8 kali/11 kali.

Adrian dan Ryan mengakui, saat ini persaingan kembali memanas, sementara mobilitas menjadi menguntungkan di tingkat EBITDA. Lanskap persaingan pengiriman makanan pun telah meningkat, terlebih ada Shopee Food.

Begitu juga, rata-rata kenaikan merchant fee Tokopedia sebesar 2,4-3% mulai 2 Januari 2023, bertepatan dengan Shopee yang rata-rata naik 3,2-3,9% sejak 1 Januari 2023. Adapun biaya baru di Shopee sebesar 60-70 bps di atas Tokopedia.

Seiring dengan kenaikan biaya pengiriman, analis memperkirakan tingkat penerimaan 3,8% untuk Tokopedia pada tahun 2023 dibanding 3,2% pada kuartal III-2022.

“Kami mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga baru Rp 230. Target harga ini turun, karena kami menyesuaikan kembali dengan perkembangan terbaru, sambil mempertimbangkan estimasi pendapatan yang lebih rendah,” sebut Adrian dan Ryan.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Finance 5 menit yang lalu

Direksi Makin Solid, Ini Strategi BTN Kejar Target Laba Rp 3,3 Triliun

BTN optimistis on the track mewujudkan visi perseroan menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025
National 19 menit yang lalu

Bantuan Operasional Pendidikan Dini Islam Rp381 Miliar Bakal Cair

Pencairan BOP RA tahap I. akan diperuntukkan bagi 28.841 RA seluruh Indonesia.
Lifestyle 52 menit yang lalu

Ajinomoto Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup di Adeging Pura Mangkunegaran 2023

PT Ajinomoto Indonesia mengajak masyarakat untuk bisa menerapkan pola hidup sehat di Adeging Pura Mangkunegaraan 2023
Business 1 jam yang lalu

Senangnya Pedagang Tanah Abang, Omzet Melesat 80% Setelah PPKM Dicabut

Memasuki hari ketiga di bulan Ramadan, kondisi Pasar Tanah Abang sudah kembali dibanjiri pengunjung.
Market 2 jam yang lalu

Tembus Rp 25,43 T, Emisi Obligasi dan Sukuk Terus Bergeliat di 2023

BEI mencatat total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 20 emisi dari 19 emiten senilai Rp 25,43 triliun.
Copyright © 2023 Investor.id