Tesla Bangun Pabrik di RI, Saham Nikel Panas

JAKARTA, Investor.id - Tesla dikabarkan akan membangun pabrik perakitan mobil listrik baterai (battery electric vehicle/BEV) berkapasitas 1 juta unit per tahun di Indonesia. Hal ini bakal membuat saham-saham nikel di Bursa Efek Indonesia (BEI) memanas.
“Kabar Tesla membangun pabrik di Indonesia menjadi sentimen positif saham-saham nikel, yakni INCO, MDKA, dan ANTM,” tulis perusahaan investasi global JP Morgan, dikutip Kamis (12/1/2023).
Kemarin, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjadi buruan pemodal asing, dengan net buy Rp 227 miliar, sedangkan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp 45,8 miliar. Ini terjadi di tengah total net sell asing sebesar Rp 462 miliar.
Mengutip laporan Bloomberg, JP Morgan menulis, Tesla selangkah lagi membangun industri BEV di Indonesia, mulai dari hulu suku cadang, baterai, dan perakitan. Kabar ini muncul setelah Tesla tahun lalu menyepakati kesekapatan pengadaan nikel untuk baterai BEV senilai US$ 5 miliar.
JP Morgan percaya, kabar ini akan menguntungkan pemain fasilitas high pressure acid leach (HPAL) yang mengolah nikel limonit menjadi produk mixed hydroxide precipitate (MHP) dan nikel sulfat. Tesla, dalam kalkulasi JP Morgan, membutuhkan 50 ribu ton nikel untuk memproduksi BEV sebanyak 1 juta unit.
Sejauh ini, PT Vale Indonesia sudah mengamankan komitmen pembelian nikel dari Ford, raksasa otomotif Amerika Serikat (AS). Adapun nikel dari Tesla berpotensi dipasok Merdeka Copper, perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia yang dikendalikan Saratoga dan Boy Thohir.
JP Morgan menilai, realisasi investasi Tesla tergantung pada kapasitas terpasang dan penambahan total kapasitas terpasang pabrikan ini. Jika Tesla jadi membangun pabrik BEV di Indonesia berkapasitas 1 juta unit setahun, total kapasitas produksi naik 40% dari saat ini sebanyak 2,2 juta unit. Adapun utilisasi pabrik Tesla saat ini mencapai 70%.
“Kami kira menambah kapasitas 40% dalam 3-5 tahun ke depan untuk Tesla masih cukup bullish,” tulis JP Morgan.
Bagi JP Morgan, agar pabrik Tesla di Indonesia berkelanjutan, pasar domestik harus kuat. Berdasarkan kalkulasi JP Morgan, mobil dengan harga di atas Rp 500 juta akan berkontribusi 10-15% terhadap total pasar mobil di Indonesia. Jika segmen ini terus tumbuh 20% dan Tesla bertaji, perusahaan ini masih harus mengekspor sekitar 200-300 ribu unit BEV ke kawasan regional.
JP Morgan percaya, Indonesia bakal memiliki pabrik baterai BEV yang cukup. Sebab, Indonesia bakal menyumbangkan 40% nikel untuk baterai BEV dalam 2-3 tahun ke depan. Ini pararel dengan pembangunan sejumlah fasilitas HPAL.
JP Morgan menilai, kabar ini bakal menghantam saham PT Astra International Tbk (ASII), perusahaan mobil terbesar di Indonesia dan positif bagi MDKA. Bagi broker ini, pemain Indonesia sanggup memenuhi kebutuhan 50 ribu ton nikel Tesla. Sebagai contoh, Vale sedang membangun fasilitas HPAL berkapasitas 120 ribu ton setahun.
“Merdeka Copper dan Antam juga bisa masuk rantai pasokan Tesla, karena mereka menjual nikel ke pemain HPAL. Selepas itu, pemain HPAL memasok nikel sulfat ke Tesla,” tulis JP Morgan.
Untungkan Indonesia
Sementara itu, BCA Sekuritas menilai, kehadiran pabrik ketiga Tesla di luar AS akan menguntungkan Indonesia untuk membangun rantai pasok BEV, karena negara ini berniat menggeber pengembangan industri baterai. “Dalam konteks ini, pemain-pemain nikel bakal diuntungkan,” tulis BCA Sekuritas.
Sekuritas ini juga mencatat, manuver Tsingshan mengonversi pabrik tembaga menjadi MHP akan membuat pasokan nikel untuk bahan baku baterai (battery grade) lancar. Di sisi lain, BCA Sekuritas menetapkan rekomendasi buy saham INCO dengan target harga Rp 8.600.
Di sisi lain, BNI Sekuritas menyematkan rekomendasi buy saham ANTM Rp 2.700. Adapun Mandiri Sekuritas merekomendasikan buy MDKA dengan target harga Rp 5.250.
Sepanjang tahun ini, saham MDKA naik 7,7% ke level Rp 4.450, ANTM 7,3% menjadi Rp 2.130, dan INCO tumbuh 4% menjadi Rp 7.325. Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI turun 3,22% ke level 6.629 secara year to date (ytd).
Editor: Harso Kurniawan (harso@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Indonesia Akan Salurkan Bantuan Vaksin ke Zimbabwe dan Kenya
LDKPI sudah menyalurkan bantuan vaksin pentavalen terhadap Nigeria sebanyak 730 ribu dosis vaksin.Dukung Kinerja Ponsel, 4 Barang ini Wajib Dimiliki Pengguna
Setiap ponsel membutuhkan aksesoris tambahan untuk melindungi dan mengoptimalkan kerjanya.Dukung Implementasi Kurikulum Merdeka, Kelas Pintar Gelar Aneka Program
Program-program tersebut antara lain rangkaian webinar, pendampingan ke satuan pendidikan binaanEks Dirut Bursa Blak-blakan soal Bumi Minerals (BRMS), Ini Peluang dan Risikonya
Hasan Zein, mantan dirut Bursa Efek Jakarta, mengulas soal potensi kinerja Bumi Resources Minerals (BRMS). Ini tentu ada peluang dan risiko.Baparekraf ScaleUp Champions , Program Dukung Industri Kreatif dan Startup Digital
Baparekraf Scale-Up Champions 2023 diharapkan akan menghasilkan Unicorn dan Decacorn baru di Indonesia.Tag Terpopuler
Terpopuler
