Dana Obligasi Indosat (ISAT) Rp 1,74 Triliun sudah Habis, buat Apa?

JAKARTA, investor.id – PT Indosat Tbk (ISAT) telah menggunakan habis dana hasil penawaran umum Obligasi Berkelanjutan IV Indosat Tahap I Tahun 2022 senilai Rp 1,74 triliun per 31 Desember 2022. Dari obligasi dengan tanggal efektif 14 Oktober 2022 tersebut, perseroan memperoleh Rp 1,75 triliun, namun dikurangi biaya penawaran umum Rp 6,66 miliar sehingga hasil bersihnya Rp 1,74 triliun.
Dana hasil penawaran umum tersebut paling banyak dipakai untuk membayar sebagian biaya hak penggunaan (BHP) spektrum frekuensi senilai Rp 681,33 miliar. BHP dibayarkan kepada pemerintah dari penggunaan frekuensi radio 900 MHz dan 1800 MHz periode 2022-2023.
Baca juga: Selamat Datang Kembali GOTO di Barisan Emiten Elite!
Pemakaian dana terbesar kedua dialokasikan untuk pelunasan pinjaman dari PT Bank BTPN TBK sebanyak Rp 560 miliar. Sisanya, dana yang dikumpulkan dari penjualan obligasi tahun lalu tersebut, dipakai melunasi Obligasi Berkelanjutan II Indosat Tahap II Tahun 2017 Seri C sebesar Rp 498 miliar, serta Rp 14 miliar untuk pelunasan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Indosat Tahap II Tahun 2017 Seri C.
Seluruh realisasi penggunaan dana tersebut telah sesuai dengan rencana perseroan yang tercantum pada prospektus Obligasi Berkelanjutan IV Indosat Tahap I Tahun 2022.
Baca juga: Bos-bos XL Axiata (EXCL) Ikut Eksekusi Rights Issue Perseroan
"Sisa dana hasil penawaran umum tersebut Rp 0," tulis Direktur Indosat Lee Chi Hung pada keterbukaan informasi yang dikutip pada Minggu (15/1/2023).
Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi IV Indosat Tahap I Tahun 2022 senilai Rp 1,75 triliun ini, merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan IV Indosat senilai Rp 15 triliun. Aksi korporasi besar tersebut terdiri atas Obligasi Berkelanjutan IV Indosat sebesar Rp 10,5 triliun dan Sukuk Ijarah IV Indosat sebesar Rp 4,5 triliun.
Baca juga: Usai Akuisisi Fiber Optik, Mitratel (MTEL) Incar Menara Indosat (ISAT)
Sebelumnya, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menjelaskan, penerbitan obligasi dan sukuk ijarah merupakan bagian dari rencana jangka panjang ISAT. Guna memperbesar dan mendiversifikasi sumber pendanaannya, demi mendukung pengembangan bisnis perseroan.
“Kami ingin memaksimalkan aset-aset Indosat dan Tri. Apalagi pada saat yang sama, Indonesia juga memiliki banyak kesempatan. Karena itu, kami ingin berinvestasi untuk terus tumbuh. Di balik itu, kami juga berkomitmen untuk mengedepankan pengalaman para pelanggan,” kata Vikram akhir tahun lalu.
ISAT memperoleh peringkat AAA untuk obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25%
CSRA membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun iniMahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu
Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.Hindari Kemacetan, Cuti Bersama Libur Idulfitri Digeser Maju dan Tambah 1 Hari
Pemerintah resmi merevisi cuti bersama dan libur Idulfitri dengan penambahan satu hari.Kepala PPATK Ungkap Transaksi Janggal Rp189 Triliun di Kemenkeu
Berikut analisa transaksi TPPU senilai Rp 189 di Kemenkeu berdasarkan analisa PPTAKDi DPR, Mahfud Beberkan Transaksi Dugaan TPPU Rp 349 Triliun
Transaksi mencurigakan senilai Rp 349 triliun terbagi dalam tiga kelompok.Tag Terpopuler
Terpopuler
