Garuda (GIAA) Siapkan Belanja Modal Rp 3,8 T

JAKARTA, investor.id – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 3,8 triliun tahun ini. Sumber dana capex Garuda berasal dari penawaran umum terbatas saham atau rights issue yang digelar Desember 2022.
Direktur Utama Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setiaputra menegaskan, dana hasil rights issue perseroan mencapai Rp 7,79 triliun dan setelah dikurangi biaya penawaran umum menjadi Rp 7,77 triliun. Dari jumlah itu, sebesar Rp 4,5 triliun untuk belanja modal dan Rp 3,29 triliun untuk operational expenditure (opex).
Dia memerinci, alokasi capex terdiri atas maintenance & restoration Rp 3,6 triliun dan pemenuhan maintenance reserve Rp 900 miliar. Adapun opex dialokasikan untuk bahan bakar Rp 1,73 triliun, biaya sewa pesawat Rp 900 miliar, biaya restrukturisasi perseroan Rp 370 miliar, dan modal kerja lainnya Rp 298,47 miliar.
Per 31 Desember 2022, realisasi capex maintenance & restoration Rp 630,8 miliar. Itu artinya, ada sisa capex Rp 3,8 triliun yang akan dihabiskan tahun ini.
Baca juga: Krakatau Steel (KRAS) Bertransformasi Jadi Perusahaan Induk Strategis
Sementara itu, realisasi opex mencapai Rp 632,75 miliar per akhir Desember 2022, yang terdiri atas biaya sewa pesawat Rp 117,42 miliar, biaya restrukturisasi perseroan Rp 370 miliar, dan modal kerja lainnya Rp 145,32 miliar. Dengan demikian, sisa dana hasil rights issue Garuda mencapai Rp 6,53 triliun.
Sebelumnya, sejumlah tahapan fundamental perampungan proses restrukturisasi Garuda telah dilakukan, di antaranya melalui rights issue sebanyak 39,7 miliar lembar saham atau senilai Rp 7,79 triliun, termasuk realisasi penanaman modal negara (PMN) Rp 7,5 triliun serta partisipasi pemegang saham lainnya.
Sebelumnya, suspensi saham GIAA resmi dicabut oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/1/2023) terhitung sejak sesi I perdagangan efek. Pembukaan suspensi saham GIAA tersebut mengacu pada pengumuman BEI nomor PENG-UPT-0001/BEI.PP2/01-2023.
Baca juga: Waskita Karya (WSKT) Incar Kontrak Baru Rp 26 T
"Resmi diperdagangkannya kembali saham GIAA di bursa kami harapkan dapat memberikan nilai optimal bagi seluruh pemegang saham, khususnya dengan kinerja saham yang positif sejalan dan outlook market Garuda di tengah pertumbuhan demand penumpang tahun ini," terang Irfan Setiaputra, belum lama ini.
Emiten maskapai penerbangan milik negara ini, kembali diperdagangkan di BEI setelah terakhir kali diperdagangkan pada 17 Juni 2021. Perdagangan saham GIAA terhenti karena disuspensi sejak 18 Juni 2021. Dengan demikian, saham maskapai kelas premium ini sempat berhenti diperdagangkan selama 16 bulan.
Pencabutan suspensi saham atas perdagangan efek GIAA merupakan tindak lanjut dari dirampungkannya tahapan restrukturisasi kinerja Garuda pada penutup 2022. Utamanya berkaitan penerbitan instrumen restrukturisasi sukuk baru.
Baca juga: XL Axiata (EXCL) Percepat Pembayaran Utang Rp 5 T
“Dibukanya suspensi saham Garuda pada awal tahun kinerja 2023 ini menjadi outlook positif tersendiri atas langkah kami untuk terus mengakselerasikan penguatan fundamental kinerja perusahaan,” ungkap Irfan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, transformasi Garuda Indonesia semakin baik dan terlihat, mulai dari manajemen, keuangan, hingga pelayanan. Aspek-aspek tersebut diyakini akan terus meningkat kualitasnya agar Garuda bisa terbang lebih tinggi.
Menurut Erick, belakangan ini banyak angin segar yang membuat Garuda sanggup terbang kembali. Kabar menggembirakan itu berasal dari paket langkah strategis demi memenuhi kewajiban perjanjian perdamaian terpenuhi secara lengkap. Dengan demikian, Garuda Indonesia siap mengimplementasikan Perjanjian Perdamaian secara efektif mulai 1 Januari 2023.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Respons Keputusan FIFA, Erick Thohir: Saya Sudah Berjuang Maksimal
Keputusan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia, tidak bisa diganggu gugat.Impian Indonesia Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Akhirnya Kandas
Potensi sanksi bagi Indonesia belum diputuskan FIFA.Ini Keuntungan Memakai Mobil Hybrid saat Mudik Lebaran
Menjelang Lebaran 2023, berikut keuntungan menggunakan mobil hybrid selama mudik.Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik
Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.Blibli (BELI) Rugi Rp 5,5 Triliun
PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli membukukan rugi tahun berjalan Rp 5,53 triliun pada 2022.Tag Terpopuler
Terpopuler
