Riwayat Kontraktor Tambang (HILL) yang Mau IPO, Pendirinya Suami Istri Ini

JAKARTA, investor.id - Holding kontraktor tambang batu bara dan nikel, PT Hillcon (HILL) bersiap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 442,3 juta saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Nilai nominalnya Rp 100 setiap saham dan ditawarkan kepada masyarakat dengan kisaran harga Rp 1.250-2.000 per saham. Jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 884,6 miliar. Masa penawaran awal (bookbuilding) berlangsung 12-26 Januari 2023.
Pemegang saham Hillcon saat ini adalah PT Hillcon Equity Management 81% dan PT Bukit Persada Indonesia 19%. Jika dirunut, pemegang saham Hillcon Equity Management adalah Hersan Qiu 42,5%, Caecilia Sulistiowati 42,5%, Stanley Qiu 5%, Steven Qiu 5%, dan Winston Qiu 5%.
Kemudian pemegang saham Bukit Persada Indonesia, yakni Hermansyah 50%, Dian Novita 40%, Tsabitah Az Zahra 5%, dan Muhammad Hafiz Daffa 5%.
Pengendali dan ultimate beneficial owner Hillcon adalah Hersan Qiu. Ia juga menjabat sebagai direktur utama perseroan.

Lalu istrinya, Caecilia Sulistiowati menduduki posisi komisaris Hillcon yang juga pemegang 42,5% saham Hillcon Equity Management.

Selain itu, Stanley Qiu pemegang saham 5% Hillcon Equity Management dipercaya sebagai direktur teknologi HILL.
Grup Hillcon memulai kegiatan usahanya pada tahun 1995, pada waktu Hersan Qiu dan Caecillia Sulistiowati mendirikan PT Hillconjaya Sakti (HS), yang pada awalnya berkonsentrasi dalam penyediaan jasa konstruksi sipil bagi pelanggan sehubungan dengan proyek-proyek pekerjaan tanah di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
Pada tahun 2008, grup memperluas usahanya dan memasuki jasa pertambangan batu bara, dimulai dengan proyek jasa pertambangan batu bara pertama di Kalimantan Tengah, dan kemudian terus berkembang hingga mencakup Kalimantan Timur dan Bengkulu.
Pada tahun 2013, Hillcon melaksanakan proyek jasa pertambangan nikel yang pertama untuk kliennya, yaitu PT Macika Mada Madana di Konawe, Sulawesi Tenggara dan PT Ceria Nugraha Indotama di Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Selain jasa pertambangan dan jasa konstruksi sipil, grup perseroan juga mendirikan perusahaan anak yang bergerak di bidang usaha properti yang dijalankan oleh PT Hillcon Jaya Land (HJL). Saat ini, HJL telah menguasai tanah. Kegiatan usaha terkait properti ini merupakan salah satu rencana jangka panjang perseroan untuk mendiversifikasikan usaha yang ada di grup.
Pada tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2021, jasa pertambangan dan jasa konstruksi sipil secara berturut-turut mewakili 90,1% dan 9,2% dari total pendapatan grup. Per tanggal prospektus awal diterbitkan, HILL memiliki tiga proyek pertambangan nikel yang sedang berjalan yang dilakukan oleh grup perseroan melalui HS.
Editor: Theresa Sandra Desfika (theresa.sandra@investor.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Indonesia Usung Tiga Prioritas dalam Keketuaan Asean 2023
Recovery–rebuilding, difokuskan pada upaya untuk pemulihan dan kebangkitan ekonomi dari pandemi Covid-19 yang melanda semua negara.Pendapatan Emiten Grup Djarum (TOWR) Melonjak, Laba Naik Tipis-tipis
Sarana Menara Nusantara (TOWR), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, mencetak pendapatan Rp 11,03 triliun pada 2022.Sinarmas Asset Management Raih Penghargaan Best Mutual Fund 2023
Sinarmas Asset Management meraih penghargaan Best Mutual Fund tahun 2023 dari Infovesta Utama bekerjasama dengan Majalah Investor B-UniverseKinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Lampaui Target
optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggiPerempuan Harus Bisa Tingkatkan Kapasitas dan Kepercayaan Diri
Kaum perempuan bisa menempuh jalannya masing-masing dan berdampak positif, sesuai bidangnya.Tag Terpopuler
Terpopuler
