Ternyata, Low Tuck Kwong Pegang VOKS dan MYOH, Nilai Gede!

JAKARTA, Investor.id - Low Tuck Kwong, orang terkaya nomor 1 di Indonesia, ternyata juga memiliki sejumlah saham di beberapa emiten di luar PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Tak tanggung-tanggung, kepemilikan sahamnya lebih dari 5%.
Low Tuck Kwong merupakan pemegang saham mayoritas BYAN dengan kepemilikan 60,95%. Dengan harga penutupan saham BYAN di level Rp 20.075, Rabu (18/1/2023), nilai kekayaan dari saham tersebut mencapai Rp 407,05 triliun. Hal ini menjadikan dirinya memuncaki posisi orang paling tajir di Indonesia.
Berdasarkan data kepemilikan saham dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Low Tuck Kwong ternyata juga pemegang sebanyak 312,77 juta atau 14,18% saham PT Samindo Resources Tbk (MYOH). Dengan demikian, total nilai porfotofolionya setara dengan Rp 489,49 miliar dengan harga penutupan saham MYOH di level Rp 1.565.
Low Tuck Kwong juga tercatat sebagai pemegang sebanyak 329,33 juta atau 7,93% saham PT Voksel Electric Tbk (VOKS). Dengan harga penutupan saham VOKS Rp 135 kemarin, nilai kekayaan dirinya dari saham ini mencapai Rp 44,13 miliar.
Dikutip dari berbagai sumber, Low Tuck Kwong adalah pebisnis asal Singapura yang telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Pemilik perusahaan tambang batu bara Bayan Resources tersebut lahir di Singapura pada April 1948.
Low Tuck Kwong pernah bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya dan pada tahun 1972, ia pindah ke Indonesia. Lalu, pada 1973, ia mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yang bergerak di bidang konstruksi. Pada 1988, JSI berekspansi ke bisnis penambangan batu bara dan menjadi kontraktor tambang.
Low Tuck Kwong berganti kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 1992. Kemudian pada 1997, ia membeli tambang batu bara melalui PT Gunungbayan Pratamacoal. Dalam biografi singkat Low Tuck Kwong yang dilansir Forbes disebutkan bahwa ia membeli tambang batu bara pertamanya tersebut setelah lima tahun menjadi WNI.
Pada 2004, Low Tuck Kwong mengonsolidasikan aset dan mendirikan Bayan Resources. Selanjutnya pada 2008, Bayan Resources yang saat itu merupakan perusahaan tambang batu bara terbesar kedelapan di Indonesia mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Low Tuck Kwong mengaku ‘sangat beruntung’, terutama saat ia menggeluti bisnis konstruksi pada 1973. Ketika itu, usianya masih 25 tahun, tapi berhasil mendapatkan proyek pertamanya, yaitu melakukan pekerjaan dasar untuk pabrik es krim di Ancol, pesisir Jakarta.
Saat menjalankan pekerjaannya, Low Tuck Kwong mendapat terobosan besar. Dia mengaku bertemu dengan Liem Sioe Liong alias Sudono Salim, pendiri Grup Salim. Liem adalah pemilik pabrik tepung terigu Bogasari di dekat pabrik es krim.
“Dia melihat kami membawa tumpukan, menghentikan kami dan berbicara dengan saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa berbahasa Indonesia, dan dia memberi saya kartu namanya, berbicara kepada saya dalam bahasa Mandarin dan meminta saya untuk menemuinya nanti,” kata Low Tuck Kwong, seperti dikutip Forbes.
Hal itu menyebabkan Low Tuck Kwong bekerja dengan Liem dan putra bungsunya, Anthoni Salim. “Keduanya banyak membantu kami,” ucapnya.
Di sisi lain, Low Tuck Kwong juga dikenal sebagai penyayang binatang. Ia memiliki kebun binatang di Kalimantan dengan puluhan hewan termasuk owa, beruang madu, dan burung merak. Ia pun merehabilitasi orangutan untuk reintroduksi ke alam liar.
Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ekonomi Lima Negara ASEAN Berpotensi Tumbuh 4,7% pada 2023
Pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand berpotensi capai 4,7% pada 2023.Startup Aruna Bagikan Kartu Kusuka kepada Nelayan Binaan di Kaltim
Kusuka adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga Kusuka tersebut berbentuk kartu ATMMBM Gelar IPO Kakap, Target Dana Rp 9,6 Triliun
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA), anak usaha MDKA, akan menggelar IPO saham dengan target dana Rp 9,6 triliun.Laba Bersih Indika (INDY) Terbang 684%
Indika (INDY) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 452,67 juta pada 2022.Genesys Luncurkan Satelit untuk Melayani Jakarta, Hong Kong, dan Paris
Peluncuran satelit tersebut dapat membantu berbagai bisnis, terutama industri asuransi, perbankan, dan pemerintahan.Tag Terpopuler
Terpopuler
