Selasa, 28 Maret 2023

Kenaikan Komoditas Emas Masih Menarik, Simak Target Harga Saham-Saham Unggulannya

Indah Handayani
21 Jan 2023 | 10:00 WIB
BAGIKAN
Aktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (B-Universe Photo/Uthan AR)
Aktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (B-Universe Photo/Uthan AR)

JAKARTA, investor.id - Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menyebut kenaikan komoditas emas masih menarik. Simak target harga saham-saham unggulannya...

Ratih menjelaskan, harga komoditas emas telah mengalami peningkatan sejak awal November tahun 2022, hingga di 18 Januari 2023 berada di level US$1.900 troy ons. Peningkatan harga emas sejalan dengan penurunan dolar AS pasca The Fed menurunkan persentase kenaikan suku bunga menjadi 50 bps di FOMC meeting bulan Desember tahun 2022.

Sebelumnya, pada November 2022 The Fed menaikan suku bunga sebesar 75 bps dalam 4 pertemuan beruntun sejak inflasi AS mencapai puncaknya di bulan Juni sebesar 9,1% YoY. Pada periode ini mata uang dolar mengalami penguatan terhadap mata uang negara lain dan dinilai sebagai aset safe haven.

Menimbang dolar AS yang mulai bergerak turun, pelaku pasar menilai emas sebagai aset safe haven di tengah kekhawatiran resesi yang terjadi secara global khususnya di negara maju. “Hal ini tercermin dari aksi bank sentral di beberapa negara melakukan aksi akumulasi emas sebagai cadangan devisanya,” tulis Ratih dalam ristenya, Sabtu (21/1/2023).  

Berdasarkan data World Gold Council, pada November 2022 bank sentral secara global mengakumulasi 50 ton emas atau meningkat 47% MoM. Pada periode tersebut Bank Sentral Tiongkok (PBoC) menghimpun 32 ton emas. Sementara itu, bank sentral telah memupuk hampir 400 ton emas pada kuartal III-2022 atau meningkat 115% QoQ.

“Perolehan tersebut membawa total pembelian emas per September 2022 mencapai 673 ton, sekaligus menjadi yang tertinggi sejak tahun 1967,” tambah Ratih.  

Menurut Ratih, menguatnya permintaan komoditas emas sejalan dengan harganya yang terakselerasi. Momentum tersebut berdampak positif bagi emiten di sektor emas, seperti MDKA dan ANTM. Pada kinerja per September 2022 segmen emas berkontribusi sebesar 66,8% dari total pendapatan ANTM. Begitupun MDKA, sebagai produsen emas dengan total produksi sebesar 107.168 ons emas hingga per September 2022.

“Kami melihat di 2023 kenaikan komoditas emas masih menarik, selain dari permintaanya yang menguat akibat ketidakpastian ekonomi global di tengah potensi pelemahan ekonomi. Secara historis setelah terjadi krisis ekonomi, harga emas mengalami penguatan. Misalnya krisis Dotcom bubble di tahun 2000-2021 dan krisis subprime mortgage di tahun 2007-2008,” papar Ratih.

Ratih merekomendasikan saham-saham unggulan di sektor komoditas emas. Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal:

  • MDKA

Rekomendasi: Buy di area Rp4.830

Target harga: pada resistance di level Rp5.150

Cut loss: apabila break support di level harga Rp4.570

  • ANTM

Rekomendasi: Speculative buy di area Rp2.270- Rp2.250

Target harga: pada resistance di level Rp2.440

Cut loss: apabila break support di level harga Rp2.180.

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 2 menit yang lalu

Pendapatan Tembus Rp 128 T, Bumi Resources (BUMI) Pecahkan Rekor!

Bumi Resources (BUMI) memecahkan rekor pendapatan tertinggi. Pendapatan BUMI mencapai US$ 8,53 miliar atau Rp 128,5 triliun pada 2022.
Macroeconomy 2 jam yang lalu

Ekonomi Lima Negara ASEAN Berpotensi Tumbuh 4,7% pada 2023

Pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand berpotensi capai 4,7% pada 2023.
Business 3 jam yang lalu

Startup Aruna Bagikan Kartu Kusuka kepada Nelayan Binaan di Kaltim

Kusuka adalah salah satu program KKP yang bekerjasama dengan bank BRI, sehingga Kusuka tersebut berbentuk kartu ATM
Market 3 jam yang lalu

MBM Gelar IPO Kakap, Target Dana Rp 9,6 Triliun

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBM/MBMA), anak usaha MDKA, akan menggelar IPO saham dengan target dana Rp 9,6 triliun.
Market 3 jam yang lalu

Laba Bersih Indika (INDY) Terbang 684%

Indika (INDY) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 452,67 juta pada 2022.
Copyright © 2023 Investor.id