Selasa, 21 Maret 2023

Rupiah Tertekan Seiring Membaiknya Ekonomi Eropa

Indah Handayani
25 Jan 2023 | 16:13 WIB
BAGIKAN
Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/pri)
Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat. (Foto: ANTARA/Yudhi Mahatma/pri)

JAKARTA, investor.id - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta tertekan pada Rabu sore (25/1/2023). Hal itu seiring membaiknya ekonomi Eropa.

Rupiah ditutup melemah 78 poin (0,52%) ke posisi Rp14.965 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.888 per dolar AS.

"Untuk USDIDR, sentimennya berasal dari Eropa yang mulai menunjukkan perbaikan ekonomi ditopang oleh mulai turunnya harga komoditas energi," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama, Rabu (25/1/2023).

Revandra mengatakan, membaiknya ekonomi Eropa memberikan keuntungan bagi emerging market termasuk Indonesia. Selain itu sentimen terhadap melambatnya kenaikan suku bunga The Fed juga semakin kencang sehingga memberikan tekanan bagi dolar AS.

Membaiknya kondisi ekonomi negara-negara Eropa memberikan sentimen investor untuk mulai kembali berani mengambil risiko lebih dengan berinvestasi di negara berkembang.

Selain itu, membaiknya ekonomi Eropa juga berarti meningkatnya konsumsi dari negara Eropa sehingga perdagangan luar negeri negara-negara tersebut juga kembali aktif. Negara eksportir akan mendapatkan keuntungan dari bergeliatnya kembali ekonomi negara Eropa, termasuk Indonesia.

Survei menunjukkan aktivitas bisnis zona euro secara mengejutkan kembali ke pertumbuhan moderat pada Januari, dan aktivitas sektor jasa di Jerman berkembang untuk pertama kalinya sejak Juni, meskipun tekanan harga tetap kaku.

Data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan di Eropa telah meredakan kekhawatiran pasar akan resesi tajam di zona euro karena harga energi turun, meskipun suku bunga masih diperkirakan merangkak naik.

Euro bertahan di dekat puncak sembilan bulan terhadap dolar, karena perdagangan didorong oleh prospek pertumbuhan yang lebih cerah untuk zona euro terhadap tanda-tanda resesi yang menjulang di Amerika Serikat.

Sedangkan di Amerika Serikat, prospek yang lebih suram terungkap sebagai tanda-tanda perlambatan ekonomi, sebagai akibat dari kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve tahun lalu mulai terlihat.

Rupiah pada pagi hari dibuka turun ke posisi Rp14.925 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.925 per dolar AS hingga Rp14.975 per dolar AS.

Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu turun ke posisi Rp14.958 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.930 per dolar AS pada Selasa (24/1/2023).

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


National 7 menit yang lalu

Meski Ditolak Demokrat dan PKS, DPR Setujui Pengesahan Perppu Cipta Kerja Jadi UU

Fraksi Demokrat dan PKS menjadi penolak pengesahan Perppu Ciptaker jadi UU
Market 16 menit yang lalu

Sektor Bank Melesat, Saham BMRI dan ARTO Juaranya

Saham BMRI dan ARTO pimpin penguatan saham sektor bank sepanjang hari ini.
Market 38 menit yang lalu

Top! Jelang Nyepi, IHSG Melesat 1,2%, Saham COAL Auto Reject Atas

IHSG melesat hingga 1,2% jelang libur Nyepi besok. Lompatan indeks didukung kenaikan saham sektor keuangan dan teknologi
International 54 menit yang lalu

Jaksa ICC: Surat Perintah Penangkapan Putin Berlaku Seumur Hidup

Surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin berlaku seumur hidup, dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Lifestyle 1 jam yang lalu

Tak Seberat Sebelumnya, Kenali Gejala Covid-19 Terkini

Gejala Covid-19 pada populasi umum saat ini tak seberat sebelumnya. Lalu bagaimana gejala Covid-19 terkini?
Copyright © 2023 Investor.id