Rabu, 29 Maret 2023

Emas Melemah US$ 0,6 Setelah Data Inflasi AS Sesuai Perkiraan

Indah Handayani
28 Jan 2023 | 06:30 WIB
BAGIKAN
Batangan emas di Pabrik Pemisahan Emas dan Perak Austria di Wina, Austria pada 18 Maret 2016. (Foto: ANTARA/REUTERS/Leonhard Foeger/am)
Batangan emas di Pabrik Pemisahan Emas dan Perak Austria di Wina, Austria pada 18 Maret 2016. (Foto: ANTARA/REUTERS/Leonhard Foeger/am)

CHICAGO, investor.id - Harga emas sedikit melemah pada akhir perdagangan Jumat (28/1/2023), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut. Namun masih mencatat kenaikan mingguan, setelah data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi pasar dan dolar AS sedikit lebih kuat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, menyusut US$ 0,6 (0,03%) menjadi ditutup pada US$ 1.929,4 per ons, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi US$ 1.935,4 dan terendah US$ 1.916,5.

Emas berjangka merosot US$ 12,6 (0,65%) menjadi US$ 1.930 pada Kamis (26/1/2023). Setelah bertambah US$ 7,2 (0,37%) menjadi US$ 1.942,6 pada Rabu (25/1/2023). Terangkat US$ 6,8 (0,35%) menjadi US$ 1.935,4 pada Selasa (24/1/2023).

Emas mempertahankan kenaikan tipis hampir 0,1% untuk minggu ini, kenaikan mingguan keenam berturut-turut.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (27/1/2024) bahwa indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS tidak termasuk makanan dan energi, ukuran inflasi yang disukai Fed, meningkat 4,4% tahun ke tahun pada Desember, turun dari pembacaan 4,7% pada November dan tingkat kenaikan tahunan paling lambat sejak Oktober 2021.

Data tersebut, sejalan dengan perkiraan pasar, menunjukkan bahwa inflasi AS berkurang.

Sementara itu, dolar AS naik tipis pada Jumat (27/1/202) setelah ukuran inflasi utama AS menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,09% menjadi 101,924.

"(The Fed) perlu diyakinkan dan indikator favorit mereka menunjukkan inflasi sedang mendingin, tetapi saya pikir masih perlu ada lebih banyak pekerjaan yang dilakukan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Pasar masih bagus untuk emas karena resesi akan menjadi bullish, dan emas masih bisa berkembang di lingkungan kenaikan suku bunga yang lebih kecil, tambah Moya.

Data ekonomi lainnya yang dirilis Jumat (27/1/2023) juga mengurangi daya emas. Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) naik menjadi 64,9 pada survei Januari 2023, naik dari 59,7 pada Desember.

National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa penjualan rumah yang tertunda di AS naik 2,5% pada Desember, mematahkan penurunan beruntun enam bulan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 39,8 sen (1,66%) menjadi ditutup pada US$ 23,62 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman April terpangkas US$ 6,2 (0,61%) menjadi menetap pada US$ 1.016,8 per ons.

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 1 jam yang lalu

Ini Keuntungan Memakai Mobil Hybrid saat Mudik Lebaran 

Menjelang Lebaran 2023, berikut keuntungan menggunakan mobil hybrid selama mudik.
Business 1 jam yang lalu

Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik

Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.
Market 2 jam yang lalu

Blibli (BELI) Rugi Rp 5,5 Triliun

PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli membukukan rugi tahun berjalan Rp 5,53 triliun pada 2022.
National 2 jam yang lalu

Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset

Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.
National 3 jam yang lalu

Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus

Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.
Copyright © 2023 Investor.id