Indeks Saham di Negara Sosialis-Komunis Ini Paling Kinclong dibandingkan Indonesia

JAKARTA, investor.id – Bulan Januari bakal berlalu tak lama lagi. Di bursa saham, bulan Januari kerap dikaitkan dengan fenomena January Effect. Semacam keyakinan positif dimana harga saham cenderung naik, mengingat Januari adalah pembuka di tahun yang baru.
Tren kenaikan harga saham tersebut kemudian diharapkan tercermin pada kinerja indeks saham. Misalnya di Indonesia, seberapa tumbuh indeks harga saham gabungan (IHSG)?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG secara year to date (ytd) hingga Jumat (27/1/2023) tumbuh 48,3 poin (0,7%) ke level 6.898,9. Dengan pertumbuhan tersebut, IHSG menempati peringkat 5 di ASEAN dari total 6 indeks saham yang dijadikan acuan.
Padahal, hingga akhir 2022, IHSG di peringkat 2 dengan pertumbuhan 4,09% ke level 6.850,6. Peringkat 1 adalah STI (Singapura) yang naik 4,27%. Peringkat 3 adalah SETi (Thailand) yang menguat 1,12%.
Lantas, siapa yang memimpin kinerja indeks saham di ASEAN pada Januari ini?
Ia adalah Vietnam.
VN-Index (Vietnam) yang melesat 10,9% (ytd) mendorong posisinya ke peringkat 1. Sedangkan peringkat 2 adalah PSEi (Filipina) yang meningkat 7,4%. Peringkat 3 adalah STI (Singapura) yang menguat 4,3%.
Seperti diketahui, Vietnam merupakan negara dengan bentuk pemerintahan republik sosialis. Di negara tersebut, ideologi komunis masih diterapkan, terutama di bidang politik. Republik Sosialis Vietnam masih dikuasai oleh satu partai.
Meski demikian, Vietnam telah meliberalisasi sektor ekonomi tertentu dengan membuka pintu bagi investor asing, mengikuti jejak Tiongkok.
Mulai Positif
Sementara itu, data perdagangan di BEI dalam sepekan terakhir atau periode 24-27 Januari 2023 mayoritas ditutup pada teritori positif. IHSG menguat 0,35% ke level 6.898,9 dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di posisi 6.874,9. Nilai kapitalisasi pasar (market cap) bursa meningkat 0,45% menjadi Rp 9.504,3 triliun dari Rp 9.462 triliun.
“Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa juga naik 2,91% menjadi 1.127.816 transaksi dibandingkan pekan sebelumnya 1.095.938 transaksi,” ungkap BEI dalam laporannya.
Namun, rata-rata volume transaksi harian turun 0,92% menjadi 20,1 miliar saham selama sepekan terakhir dibandingkan pekan lalu sebanyak 20,29 miliar saham. Rata-rata nilai transaksi harian juga turun 5,27% menjadi Rp 9,7 triliun dari Rp 10,24 triliun.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Grup Bakrie (BNBR) Mau Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin
VKTR, anak usaha Bakrie & Brothers (BNBR), berencana membangun pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB).Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25%
CSRA membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun iniMahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu
Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.Hindari Kemacetan, Cuti Bersama Libur Idulfitri Digeser Maju dan Tambah 1 Hari
Pemerintah resmi merevisi cuti bersama dan libur Idulfitri dengan penambahan satu hari.Kepala PPATK Ungkap Transaksi Janggal Rp189 Triliun di Kemenkeu
Berikut analisa transaksi TPPU senilai Rp 189 di Kemenkeu berdasarkan analisa PPTAKTag Terpopuler
Terpopuler
