Rabu, 29 Maret 2023

Sektor Perbankan Menggeliat, Enam Saham Direkomendasikan Buy Untuk Trading Pekan Ini

Indah Handayani
30 Jan 2023 | 10:31 WIB
BAGIKAN
Investor memantau pergerakan saham menggunakan smartphone di Jakarta. Foto ilustrasi:   BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal
Investor memantau pergerakan saham menggunakan smartphone di Jakarta. Foto ilustrasi: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal

JAKARTA, investor.id - IHSG berpotensi kembali menggeliat setelah minggu lalu mengalami kenaikan sebesar 0,3%. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Rifqi Satria Dinandra menerangkan ada dua sentimen utama yang menggerakkan IHSG pada minggu lalu yakni rilis Laporan Keuangan Emiten Perbankan dan PDB AS.

Menurut Rifqi, ada dua emiten yang baru merilis laporan keuangan yang solid yakni BBCA dan BBNI. BBCA mencatatkan laba bersih hingga 30% year on year (yoy). “Rasio-rasio keuangan penting Bank BCA yakni cost of fund kuartal IV yang turun menjadi 0,8 dari 1,0, CASA Rasio naik dari 79 menjadi 82, NIM naik dari 5,1 ke 5,3 dan LDR naik menjadi 68 dari 65," tegasnya di Jakarta pada Senin, 30 Januari 2023,” ungkapnya, Senin (30/1/2023).

Sementara itu, imbuhnya, laporan keuangan BBNI mencatatkan net profit sebesar 68% dengan rasio positifnya yakni cost of fund turun menjadi 1,5 dari 1,6, CASA Ratio naik dari 68 ke 72, NIM naik dari 4,7 menjadi 4,8 dan LDR yang naik menjadi 84 dari 80. "Kedua emiten besar ini telah membaik. Ekspektasi kita bank-bank lainnya juga akan positif," jelas Rifqi.

Rifqi menambahkan, PDB AS juga ikut menggerakkan IHSG, dimana ekonomi AS pada kuartal IV-2022 tumbuh 2,9% secara tahunan. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan konsensus 2,6%. Belanja konsumen yang merupakan 68% dari PDB juga naik 2,1% atau lebih rendah dari sebelumnya 2,3%.

"Ekonomi Amerika yang terus tumbuh jadi berita baik bagi ekonomi Indonesia," tegasnya.

Sementara itu, terkait sentimen minggu ini, Rifqi menjelaskan, ada dua sentimen yang sebaiknya dicermati investor yakni inflasi & PMI Manufaktur Indonesia dan suku bunga AS. PMI Manufaktur pada Desember sudah meningkat dari 50,3 menjadi 50,9. Inflasi dalam negeri sudah mulai turun, pada bulan Januari ini konsensus inflasi di level 5,40% yoy (umum) dan 3,30% yoy (inti).

"Tren penurunan harga biaya transportasi setelah libur Nataru diprediksi akan menjadi salah satu faktor inflasi yang lebih rendah pada bulan Januari dibandingkan sebelumnya,” paparnya.

Rifqi menambahkan, suku bunga AS juga menarik untuk dicermati karena saat ini sudah di level 4,50% dan diprediksi akan naik hanya 25 bps pada pertemuan awal Februari nanti. "Agresivitas kenaikan suku bunga pun diprediksi akan berkurang . Apabila hanya naik 25 bps maka agresivitas The Fed sudah berkurang sesuai dengan prediksi pasar," terangnya.

Nah, dihadapkan pada potensi penguatan IHSG minggu ini, Rifqi merekomendasikan buy untuk trading hingga Jumat (3/2/ 2023) pada enam saham berikut ini

  • BBCA (Support: 8.500, Resistance: 9.000)
  • BBNI (Support: 9.325, Resistance: 9.950)
  • BMRI (Support: 9.700, Resistance: 10.550)
  • SIDO (Support: 735, Resistance: 785)
  • RALS (Support: 665, Resistance: 700)
  • APLN (Support: 152, Resistance: 162).

Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 41 menit yang lalu

Anggarkan Dana Rp 250 Miliar, Cisadane (CSRA) Bidik Kenaikan Produksi CPO 25% 

CSRA membidik kenaikan produksi 25% dengan mengalokasikan belanja modal hingga Rp 250 miliar tahun ini
National 57 menit yang lalu

Mahfud MD Sebut Eselon I Tutup Akses Sri Mulyani Terkait Data Pencucian Uang di Kemenkeu

Menkeu sempat menanyakan kepada pejabat Kemenkeu terkait surat PPATK tentang transaksi mencurigakan.
National 1 jam yang lalu

Hindari Kemacetan Arus, Cuti Bersama Libur Idulfitri Digeser Maju dan Tambah 1 Hari

Pemerintah resmi merevisi cuti bersama dan libur Idulfitri dengan penambahan satu hari
National 1 jam yang lalu

Kepala PPATK Ungkap Transaksi Janggal Rp189 Triliun di Kemenkeu

Berikut analisa transaksi TPPU senilai Rp 189 di Kemenkeu berdasarkan analisa PPTAK
National 2 jam yang lalu

Di DPR, Mahfud Beberkan Transaksi Dugaan TPPU Rp 349 Triliun

Transaksi mencurigakan senilai Rp 349 triliun terbagi dalam tiga kelompok.
Copyright © 2023 Investor.id