Harga CPO Menguat Tiga Hari Berturut-turut

JAKARTA, investor.id - Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives menguat pada perdagangan Senin (30/1/2023). Dengan demikian, harga CPO menguat dalam tiga hari berturut-turut.
Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Senin (30/1/2023), kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Februari 2023 turun 24 Ringgit Malaysia menjadi 3.850 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Maret 2023 menguat 31 Ringgit Malaysia menjadi 3.930 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak pengiriman April 2023 terkerek 34 Ringgit Malaysia menjadi 3.936 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Mei 2023 meningkat 36 Ringgit Malaysia menjadi 3.939 Ringgit Malaysia per ton.
Serta, kontrak pengiriman Juni 2023 bertambah 38 Ringgit Malaysia menjadi 3.932 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Juli 2023 menguat 45 Ringgit Malaysia menjadi 3.920 Ringgit Malaysia per ton.
Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, harga CPO bakal lanjut menguat. Indikator yang dipantau mulai dari perkembangan kebijakan di Indonesia khususnya terkait ekspor dan program biodiesel B35 pada 1 Februari mendatang. Hal ini disebabkan karena implementasi B35 akan meningkatkan konsumsi CPO dalam negeri, yang sekaligus berarti akan mengurangi porsi CPO untuk penjualan luar negeri.
“Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah mengisyaratkan penurunan faktor pengali untuk volume CPO yang akan diekspor. Dari dua indikator ini mengarah pada potensi pengurangan pasokan CPO Indonesia ke pasar global, yang menjadi katalis positif bagi harga CPO,” ungkap Yoga kepada Investor Daily, belum lama ini.
Selain itu, lanjut Yoga, rilisnya data ekspor CPO Malaysia periode bulan Januari juga menjadi indikator yang dipantau pada sepakan ini. Ditambah lagi, situasi di negara importir utama (India, Tiongkok dan Uni Eropa. Khusus mengani Tiongkok, nampaknya situasi tersebut tidak akan sampai mempengaruhi penurunan permintaan.
“Bahkan, dalam proyeksi yang dirilis pada pekan lalu oleh IMF dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok berpotensi untuk pulih lebih cepat dari yang diperkirakan,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Yoga mengatakan situasi di pasar minyak nabati juga menjadi indikator yang dipantau paka pekan ini. Salah satunya adalah harga minyak kedelai pada pekan depan berpotensi bergerak pada tren bullish. Indikator yang dipantau antara lain perkembangan situasi di jalur Laut Hitam, perkembangan kebijakan di India terutama terkait usulan penyeragaman pajak impor untuk semua minyak nabati, perkembangan situasi di Tiongkok, dan situasi di pasar CPO.
“Dengan demikian, harga CPO diperkirakan akan berada di kisaran resistance 3.900-4.000 Ringgit Malaysia per ton. Apabila menemui katalis negatif, harga berpotensi turun menuju level support di kisaran harga 3.500-3.600 Ringgit Malaysia per ton,” tutup Yoga.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Anak Haji Isam Jual Saham PGUN Rp 352 M
Sejumlah saham PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) dijual oleh 2 pengendalinya, yakni PT Citra Agro Raya (CAR) dan PT Araya Agro Lestari (AAL).Bagaimana US$ 17 Miliar Hilang dari Obligasi ‘CoCo’ Credit Suisse
Penjualan Credit Suisse ke UBS telah memperbaharui perhatian pada obligasi CoCo, sekuritas keamanan hibrida setelah krisis keuangan 2008.Kementerian ATR/BPN Gandeng Bank Mandiri Luncurkan e-PNBP
Kementerian ATR/BPN menggandeng Bank Mandiri meluncurkan e-PNBP melalui Microsite Bank Mandiri untuk layanan informasi pertanahanBitcoin Berpotensi Lanjutkan Momentum Bullish
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menjelaskan, harga Bitcoin terus akan terus melanjutkan momentum bullish.Terapkan Konsep TOD, Modern Cilejit Mendapat Apresiasi
Proyek hunian skala kota Modernland Cilejit menempel dengan stasiun Cilejit, Tangerang, BantenTag Terpopuler
Terpopuler
