Usai Stock Split, Samudera Indonesia (SMDR) Umumkan Rencana Investasi Kakap

JAKARTA, Investor.id - PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 150 juta atau setara Rp 2,24 triliun tahun 2023. Sementara itu, emiten pelayaran ini menargetkan pendapatan tahun ini menembus US$ 700 juta.
Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M. Mulia menuturkan, sesuai peta jalan perseroan, capex sebesar itu akan digunakan untuk menambah jumlah kapal, seperti kapal peti kemas, kapal curah, dan kapal tanker. Hal ini dilakukan untuk menangkap peluang di industri perkapalan nasional.
"Kami bersyukur, kepercayaan pelanggan ke kami masih kuat, terlihat pada permintaan tambahan kapasitas untuk melayani mereka. Karena itu, kami anggarkan investasi sebesar US$ 150 juta," ungkap Bani kepada Investor Daily, Selasa (31/1/2023
Baca juga: Batas Bawah Harga Saham Rp 1 Berlaku Juli 2023
Menurut Bani, sumber pendanaan capex berasal dari pinjaman bank lokal dan internasional serta kas internal. Kombinasi pembiayaan itu sengaja dilakukan, karena perseroan tidak ingin sepenuhnya mengandalkan kas internal untuk menopang investasi, meski saat ini posisi kas sangat solid.
"Selain dari fasilitas perbankan yang memberikan biaya paling rendah, kami menjajaki penerbitan sukuk," imbuh Bani.
Namun, Bani enggan menyebutkan nilai sukuk yang bakal dirilis perseroan, lantaran masih dalam kajian tim internal. Prinsipnya, perseroan ingin memperoleh alternatif pendanaan yang menarik. Keputusan ini juga didasari pertimbangan jika perseroan membutuhkan dana cepat untuk kepentingan akuisisi.
"Kami memperoleh banyak kas dari hasil usaha kami tahun lalu yang sangat baik. Sebagian dana itu akan diusulkan menjadi dividen kepada para pemegang saham," tutur dia.
Di sisi lain, Bani meyakini, tujuan perseroan untuk melayani akan membuat pendapatan tahun ini mencapai US$ 700 juta. Memang, target pendapatan itu terbilang konservatif jika dibandingkan target tahun lalu yang sempat dikoreksi menjadi US$ 1 miliar. Ini dipicu menyusutnya tarif biaya angkutan kapal (freight rate).
Saat ini, dia menerangkan, semua kapal perseroan terutilisasi dan terisi kargo. Demikian pula dengan truk dan gudang yang semuanya penuh. Atas dasar itu, perseroan mengkaji penambahan armada, truk trailer, gudang, hingga memperluas lahan.
Dia menambahkan, kontrak perseroan sejauh ini juga masih aman. Bahkan, kontrak pengangkutan batu bara masih berlanjut, kendati harga emas hitam belakangan ini tertekan.
"Jadi, tidak ada dampak negatif dari kondisi di Eropa," katanya.
Ke depan, Bani memastikan, perseroan akan selalu terbuka untuk mempelajari potensi pasar baru sekaligus diversifikasi usaha. Hingga kini, perseroan memiliki total armada sebanyak 100 kapal, yang terdiri atas kapal milik, kapal charter, kapal pihak ketiga yang dikelola, kapal yang diageni, dan kapal yang ruangnya dibeli perseroan.
Editor: Harso Kurniawan (harso@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Dana Kompensasi Batu Bara Terganjal PPN
dana kompensasi ini dinikmati oleh pengusaha batu bara yang memenuhi alokasi batu bara dalam negeriOVO Hadirkan Metode Pembayaran QRIS CPM di 18.000 Toko Alfamart
Hadirnya QRIS CPM OVO akan mempercepat adopsi pembayaran digital dan mendorong inklusi keuangan di Tanah Air.Ini Solusi Atasi Kerutan di Sekitar Mata
Kerutan di bagian mata tidak hanya dialami oleh mereka yang sudah menua, orang muda pun bisa mengalaminyaMelibatkan Konsumen Siber Melalui Pengalaman yang Dibuat Personal
berinvestasi dalam teknologi telah menjadi cara yang tepat untuk menjembatani kesenjangan dengan pelangganJasa Raharja Harap Aturan Hapus Data Registrasi Kendaraan Tak Taat Pajak Berlaku Tahun Ini
Penghapusan data registrasi kendaraan bermotor bagi penunggak pajak menjadi salah satu fokus utama Jasa Raharja.Tag Terpopuler
Terpopuler
