Meski Hadapi Tantangan Kenaikan Suku Bunga, Saham Tower Bersama (TBIG) Tetap Menggiurkan

JAKARTA, Investor.id - Saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) masih menyisakan potensi cuan besar karena didukung oleh prospek kinerja keuangan perseroan. Meskipun, perseroan menghadapi tantangan kenaikan tingkat suku bunga.
Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham TBIG dengan target harga Rp 4.500. Target harga ini menggambarkan potensi pesatnya pertumbuhan kinerja keuangan perseroan tahun 2023 setelah melambat tahun lalu.
Ciptadana menyebutkan sejumlah operator telekomunikasi akan memfokuskan optimalisasi jaringan dengan menghentikan pengoperasian jaringan 3G. Pertumbuhan juga didukung keputusan pemerintah untuk memperkuat jaringan telekomunikasi di daerah terluar dengan menambah 11.400 menara telekomunikasi hingga tahun 2025.
“Berbagai faktor tersebut diharapkan berimbas positif dan TBIG akan menjadi perusahaan yang paling diuntungkan atas penguatan sektor telekomunikasi di Indonesia,” tulis Ciptadana dalam risetnya.
Ciptadana Sekuritas memperkirakan lonjakan laba bersih Tower Bersama menjadi Rp 1,86 triliun tahun ini, dibandingkan perkiraan tahun lalu Rp 1,72 triliun. Pendapatan perseroan juga diharapkan meningkat dari perkiraan Rp 6,64 triliun pada 2022 menjadi Rp 7,06 triliun pada 2023.
Dampak Minim
Sementara itu, analis Trimegah Sekuritas Richardson Raymond mengatakan, kini valuasi saham TBIG sudah rasional setelah mengalami penurunan sepanjang tahun lalu. Penurunan tersebut menyisakan potensi penguatan harga lebih lanjut.
“Kami memilih untuk menaikkan rekomendasi saham TBIG dari sell menjadi neutral dengan target harga Rp 2.300. Peningkatan rekomendasi didasarkan valuasi saham TBIG sudah rasional saat ini,” tulis Richardson dalam risetnya.
Terkait dampak kenaikan suku bunga terhadap beban bunga, menurut dia, akan berimbas kecil terhadap Tower Bersama. Sebab hanya senilai Rp 2,7 triliun pinjaman dalam bentuk bunga mengambang dan obligasi jatuh tempo Rp 5,97 triliun tahun 2023. Sedangkan sebanyak 90% dari total outstanding kredit dalam bentuk bunga tetap.
Berdasarkan kalkulasi, kenaikan tingkat bunga 25-50 bps hanya berimbas sekitar 1-2% terhadap laba bersih. Dengan demikian tidak terlihat potensi peningkatan besar-besaran atas beban bunga.
Trimegah Sekuritas memperkirakan kenaikan laba inti emiten berkode saham TBIG tersebut menjadi Rp 1,58 triliun tahun ini, dibandingkan proyeksi tahun lalu Rp 1,55 triliun. Begitu juga dengan pendapatan diprediksi naik menjadi Rp 6,61 triliun tahun 2023, dibandingkan perkiraan tahun 2022 sebanyak Rp 6,4 triliun.
Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ini Keuntungan Memakai Mobil Hybrid saat Mudik Lebaran
Menjelang Lebaran 2023, berikut keuntungan menggunakan mobil hybrid selama mudik.Kadin, ALFI, dan LIP Kolaborasi Program Vokasi & Kompetensi SDM Logistik
Kadin Indonesia merangkul ALFI dan LSP LIP untuk melaksanakan program pendidikan dan pelatihan.Blibli (BELI) Rugi Rp 5,5 Triliun
PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli membukukan rugi tahun berjalan Rp 5,53 triliun pada 2022.Mahfud Minta ke DPR: Tolong Dukung RUU Perampasan Aset
Menko Polhukam Mahfud MD meminta DPR agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perampasan Aset.Mahfud MD: DPR Aneh, Kadang Marah-marah, Ternyata Makelar Kasus
Menko Polhukam sekaligus Ketua Komite TPPU Mahfud MD menyindir anggota DPR yang sering berlaku aneh.Tag Terpopuler
Terpopuler
