Emas Naik 6,10 Dolar, Greenback Melemah Jelang Keputusan Fed

CHICAGO, investor.id – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghentikan kerugian selama tiga sesi berturut-turut. Investor kembali masuk ke pasar setelah dolar Amerika Serikat (AS) melemah menjelang keputusan kebijakan dari pertemuan dua hari Federal Reserve (Fed).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terangkat 6,10 dolar AS atau 0,31% menjadi ditutup pada 1.945,30 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.946,90 dolar AS dan terendah 1.915,50 dolar AS.
Logam kuning mencatat kenaikan lebih dari 6,0% untuk Januari, merupakan kenaikan bulanan ketiga berturut-turut.
Emas berjangka merosot 6,40 dolar AS atau 0,33% menjadi 1.939,20 dolar AS pada Senin (30/1), setelah menyusut 0,60 dolar AS atau 0,03% menjadi 1.929,40 dolar AS pada Jumat (27/1), dan anjlok 12,6 dolar AS atau 0,65% menjadi 1.930,00 dolar AS pada Kamis (26/1).
Dolar AS melemah pada perdagangan Selasa (31/1) karena pelaku pasar mencerna data ekonomi terbaru sambil menunggu keputusan kebijakan penting dari bank sentral AS.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,18% menjadi 102,100. Dolar menuju kerugian bulanan keempat berturut-turut, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
“Kami memiliki begitu banyak risiko yang didorong oleh peristiwa sepanjang minggu ini dan investor harus memperhatikan hal itu. Harga emas cenderung tidak stabil,” kata kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago Phillip Streible, Rabu (1/2).
Data ekonomi yang dirilis Selasa juga mendukung emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks biaya tenaga kerja AS, sebuah barometer yang diawasi Fed untuk tanda-tanda inflasi, meningkat 1,0% pada kuartal IV-2022. Hasil ini sedikit di bawah ekspektasi 1,1% dan kurang dari angka 1,2% pada kuartal III-2022. Angka tersebut juga merupakan keuntungan kuartalan terendah dalam setahun.
Indeks harga 20 kota S&P CoreLogic Case-Shiller turun disesuaikan secara musiman 0,5% pada November 2022, menandai penurunan bulanan kelima berturut-turut.
Barometer Bisnis Chicago dari Institute of Supply Management (ISM) turun menjadi 44,3 pada Januari dari revisi 45,1 pada Desember, meleset dari perkiraan konsensus para ekonom 45,3. Indeks kepercayaan konsumen dari Conference Board turun menjadi 107,1 pada Januari dari revisi naik 109,0 pada Desember.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 10,3 sen atau 0,43% menjadi menetap pada 23,836 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 0,5 dolar AS atau 0,05%, menjadi ditutup pada 1.021,10 dolar AS per ounce.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Direksi Makin Solid, Ini Strategi BTN Kejar Target Laba Rp 3,3 Triliun
BTN optimistis on the track mewujudkan visi perseroan menjadi The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada tahun 2025Bantuan Operasional Pendidikan Dini Islam Rp381 Miliar Bakal Cair
Pencairan BOP RA tahap I. akan diperuntukkan bagi 28.841 RA seluruh Indonesia.Ajinomoto Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup di Adeging Pura Mangkunegaran 2023
PT Ajinomoto Indonesia mengajak masyarakat untuk bisa menerapkan pola hidup sehat di Adeging Pura Mangkunegaraan 2023Senangnya Pedagang Tanah Abang, Omzet Melesat 80% Setelah PPKM Dicabut
Memasuki hari ketiga di bulan Ramadan, kondisi Pasar Tanah Abang sudah kembali dibanjiri pengunjung.Tembus Rp 25,43 T, Emisi Obligasi dan Sukuk Terus Bergeliat di 2023
BEI mencatat total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 20 emisi dari 19 emiten senilai Rp 25,43 triliun.Tag Terpopuler
Terpopuler
