Hasil FOMC sesuai ekspektasi, Bitcoin Berpotensi Terkerek

JAKARTA, investor.id – Bitcoin berpotensi terkerek pada perdagang Kamis (2/2/2023). Terlebih hasil Federal Open Market Committee (FOMC) terkait suku bunga sesuai dengan ekspektasi yaitu kenaikan 25 basis poin dari 4,5% menjadi 4,75%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga Bitcoin (BTC) berpotensi menguat karena rapat FOMC menaikan suku bunga yang tidak terlalu agresif. “Bitcoin kemungkinan dibuka fluktuatif namun menguat di kisaran US$ 22.413,7 - 23.738,1,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (2/2/2023).
Aset kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, Ethereum (ETH), adalah salah satu token yang berakhir di bulan Januari dengan warna merah. Data dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa ETH saat ini diperdagangkan di US$ 1.571,6 setelah penurunan harga sebesar 3,14% selama 24 jam terakhir. Altcoin mencapai tertinggi $1.620,61 dan terendah $1.546,66 selama periode waktu yang sama.
ETH juga melemah terhadap pesaing terbesarnya, Bitcoin (BTC) sekitar 0,22% selama beberapa hari terakhir. Penurunan harga ETH telah memengaruhi kinerja mingguan kripto. Sebab, kripto turun lebih dari 3% selama tujuh hari terakhir. Namun, volume perdagangan 24 jam altcoin berada di zona hijau dan sekarang mencapai US$ 9.132.556.972 setelah kenaikan lebih dari 10% sejak kemarin. Dalam hal kapitalisasi pasar, ETH mencapai US$ 192.152.935.048.
Baca Juga:
Pasar Kripto Ada di Dalam Tren Positif!Platform analisis on-chain, Glassnode menunjukkan partisipasi paus memudar di jaringan dua kripto garis depan, Bitcoin dan Ethereum. Menurut perincian yang dilaporkan oleh platform intelijen pasar on-chain, jumlah pasokan BTC yang terakhir aktif selama tiga hingga lima tahun telah turun ke level terendah dalam dua tahun. Platform juga melaporkan bahwa jumlah dompet Ethereum yang memegang token ETH 10 ribu ke atas juga turun ke level terendah dalam 1 bulan.
Analis dan komisaris PT Orbi Trade Berjangka Vandy Cahyadi menjelaskan, fokus sekarang tepat pada pertemuan Federal Reserve di kemudian hari. Sementara bank sentral sesuai ekpektasi menaikkan suku bunga dengan relatif lebih kecil 25 basis poin, prospek kebijakan moneternya akan diawasi dengan ketat, terutama mengingat data baru-baru ini yang menunjukkan ketahanan ekonomi AS.
Terlepas dari kenaikan suku bunga, Vandy menambahkan, investor juga akan fokus pada komentar yang dibuat oleh Ketua The Fed, Jerome Powell tentang ketahanan ekonomi, pasar kerja, pemulihan makro di AS. “Jika mengisyaratkan langkah-langkah pelunakan ke depan, maka lonjakan harga jangka pendek diharapkan dapat terwujud," kata Vandy.
Lebih lanjut, inflasi di Amerika Serikat yang mulai mendingin, dan suku bunga juga diperkirakan lebih ringan dari sebelumnya menjadi katalis yang positif bagi pergerakan pasar kripto.
Pasar kripto masih dalam tren bullish dibulan Februari. Terlepas dari situasi makroekonomi ke depan, dari indeks Bitcoin Monthly Returns, BTC selalu untung di bulan Februari ini. Namun, investor juga patut waspada dengan efek dari kebijakan moneter The Fed.
Editor: Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Sinarmas Asset Management Raih Penghargaan Best Mutual Fund 2023
Sinarmas Asset Management meraih penghargaan Best Mutual Fund tahun 2023 dari Infovesta Utama bekerjasama dengan Majalah Investor B-UniverseKinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Lampaui Target
optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggiPerempuan Harus Bisa Tingkatkan Kapasitas dan Kepercayaan Diri
Kaum perempuan bisa menempuh jalannya masing-masing dan berdampak positif, sesuai bidangnya.Kemenkeu Kelola Aset Negara Rp 12.271,56 Triliun
Pada tahun lalu kewajiban negara mencapai Rp 8.741,9 triliun dan ekuitas Rp 3.529,6 triliun.Emiten Boy Thohir-Jerry Ng (BFIN) Tawarkan Obligasi Rp 1,6 Triliun
BFI Finance (BFIN), emiten milik konglomerat Garibaldi 'Boy' Thohir dan Jerry Ng, berencana menerbitkan obligasi Rp 1,6 triliun.Tag Terpopuler
Terpopuler
