Kinerja Medco (MEDC) Masih Oke, Potensi Cuan Sahamnya Gede

JAKARTA, investor.id – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) semakin diuntungkan dengan kenaikan harga minyak mentah, seiring gejolak geopolitik dan menipisnya pasokan. Kinerja yang kuat tersebut bakal diikuti kenaikan harga saham ke depan.
“Kami merekomendasikan beli saham MEDC karena prospeknya semakin baik, dengan target harga baru Rp 1.850. Kami melihat, harga minyak tetap menguat setidaknya hingga kuartal II-2023,” tulis analis Ciptadana Sekuritas Arief Budiman dalam riset terbaru.
Sementara itu, pada perdagangan Jumat (3/2/2023), saham MEDC bertengger di level Rp 1.260. Dengan demikian, potensi cuan MEDC masih tinggi sebesar 46,8%.
Menurut Arief, harga minyak mentah Brent pada kuartal I-2023 diprediksi sebesar US$ 80-85/bbl. Harga tersebut diyakini akan naik secara bertahap ke kisaran US$ 90-110/bbl pada kuartal II hingga kuartal IV-2023, karena pasokan global yang terbatas dan persediaan yang rendah.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pasar minyak akan berubah menjadi ketat pada semester II-2023, yang bakal mendukung kenaikan harga hingga akhir tahun ini. EIA memperkirakan permintaan minyak global akan meningkat sebesar 1,9 mb/d pada tahun 2023 didorong oleh pembukaan kembali ekonomi Tiongkok.
“Sementara, pertumbuhan pasokan minyak dunia pada tahun 2023 akan melambat menjadi 1 mb/d karena kombinasi pasokan minyak Rusia yang lebih rendah dan pengurangan pasokan dari OPEC,” sebut dia.
Terlepas dari ketakutan akan kemungkinan resesi ringan di Eropa dan AS, pembukaan kembali Tiongkok akan mendorong pemulihan terutama di ekonomi Asia.
“Kami masih mengharapkan harga minyak mentah Brent rata-rata sebesar US$ 95/bbl selama tahun 2023, yang akan mendukung pendapatan Medco Energi ke depannya,” jelas Arief.
Adapun IPO PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) juga bakal menjadi katalis positif yang akan mendorong kinerja Medco. Beredar kabar di pasar, rencana IPO Amman Mineral sedang berjalan, meskipun jadwal dan struktur IPO belum diumumkan.
“Kami yakin IPO Amman Mineral yang telah lama ditunggu-tunggu akan memberikan katalis yang kuat bagi Medco untuk membuka nilai AMNT sebagai unit non-konsolidasi (23,1% saham) yang mengoperasikan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia setelah tambang Grasberg milik Freeport di Papua,” papar Arief.
Hingga kuartal III-2022, AMNT memproduksi 331 juta pon tembaga dan 554 k oz emas, yang berarti pertumbuhan tahunan masing-masing sebesar 103% dan 95%. AMNT membukukan pendapatan sekitar US$ 2 miliar dan laba bersih US$ 744 juta hingga kuartal III-2022.
Amman Mineral tengah menyelesaikan smelter baru tembaga di Nusa Tenggara Barat yang akan menghasilkan 222 ribu ton tembaga murni dan mulai beroperasi pada tahun 2024. Operasi penambangannya hingga tahun 2050.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Melibatkan Konsumen Siber Melalui Pengalaman yang Dibuat Personal
berinvestasi dalam teknologi telah menjadi cara yang tepat untuk menjembatani kesenjangan dengan pelangganJasa Raharja Harap Aturan Hapus Data Registrasi Kendaraan Tak Taat Pajak Berlaku Tahun Ini
Penghapusan data registrasi kendaraan bermotor bagi penunggak pajak menjadi salah satu fokus utama Jasa Raharja.Sinarmas Group Lanjutkan Pembangunan Kebayoran Apartment
Kebayoran Apartment dengan total luas lahan 1,1 Ha, hadir dengan konsep baru Modern Tropical LivingSukseskan Program BMK, Startup Aruna Ajak Warga Konsumsi Ikan Sehat dan Bermutu
Aruna diundang berpartisipasi dalam kegiatan ini dan memamerkan komoditas ikan pelagis dan crustacea yang menjadi komoditas unggulan Aruna.Terapkan KRIS, Kualitas Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Ditingkatkan
Menkes mengungkapkan kebijakan KRIS justru meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit kepada masyarakatTag Terpopuler
Terpopuler
