Senin, 20 Maret 2023

Arah Pasar Saham Awal Pekan, Momen Cuan?

Jauhari Mahardhika
5 Feb 2023 | 22:02 WIB
BAGIKAN
Pengunjung memotret layar elektronik yang menampilkan pererakan saham di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. (B-Universe Photo/Mohammad Defrizal)
Pengunjung memotret layar elektronik yang menampilkan pererakan saham di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. (B-Universe Photo/Mohammad Defrizal)

JAKARTA, investor.id – Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali berpotensi menguji level tertinggi (resistance) 6.920 pada perdagangan Senin (6/2/2023). Adapun level terendah (support) di 6.830 dan pivot 6.880.

Secara teknikal, telah terbentuk golden cross pada level pivot di stochastic RSI. “Tetap waspadai potensi konsolidasi di atas support 6.830, jika penguatan tertahan di area resistance tersebut,” kata analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan di Jakarta, Minggu (5/2/2023).

Sementara itu, dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati rilis pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat menjadi 4,84% pada kuartal IV-2022 dari 5,72% pada kuartal III-2022.

“Meski demikian, pertumbuhan ekonomi secara tahunan diperkirakan berada di atas 5% (yoy) pada 2022 dibandingkan 3,69% pada 2021,” jelas Valdy.

Dari eksternal, ekspektasi pemulihan demand dari Tiongkok kembali meningkat, setelah Pemerintah Tiongkok kembali membebaskan pembatasan dengan Hong Kong dan Makau.

Masih dari eksternal, ekspektasi pemulihan global demand juga ditopang kecenderungan perlambatan kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed.

Dengan demikian, saham INDF, MYOR, BBCA, EMTK, BSDE, PWON, BBNI, dan BMRI berpotensi melanjutkan penguatan, terutama di awal pekan. “Potensi rebound saham ESSA dan BTPS juga dapat dipertimbangkan,” ujarnya.

Sementara itu, sebanyak 10 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak keuntungan (cuan) sebesar 21,6% hingga 43,01% selama sepekan, 30 Januari-3 Februari 2023.

Saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) menjadi penghasil cuan tertinggi sebesar 43,01%. Kemudian, saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) sebesar 36,6%, PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) 34,4%, PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) 32,8%, dan PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS) 29,2%.

Selanjutnya, saham PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) sebesar 27,84%, PT Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII) 27,82%, PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) 27,6%, PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) 21,8%, dan PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) 21,6%.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 34 menit yang lalu

Melibatkan Konsumen Siber Melalui Pengalaman yang Dibuat Personal

berinvestasi dalam teknologi telah menjadi cara yang tepat untuk menjembatani kesenjangan dengan pelanggan
National 41 menit yang lalu

Jasa Raharja Harap Aturan Hapus Data Registrasi Kendaraan Tak Taat Pajak Berlaku Tahun Ini

Penghapusan data registrasi kendaraan bermotor bagi penunggak pajak menjadi salah satu fokus utama Jasa Raharja.
Business 56 menit yang lalu

Sinarmas Group Lanjutkan Pembangunan Kebayoran Apartment 

Kebayoran Apartment dengan total luas lahan 1,1 Ha, hadir dengan konsep baru Modern Tropical Living
Business 1 jam yang lalu

Sukseskan Program BMK, Startup Aruna Ajak Warga Konsumsi Ikan Sehat dan Bermutu

Aruna diundang berpartisipasi dalam kegiatan ini dan memamerkan komoditas ikan pelagis dan crustacea yang menjadi komoditas unggulan Aruna.
Lifestyle 2 jam yang lalu

Terapkan KRIS, Kualitas Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Ditingkatkan

Menkes mengungkapkan kebijakan KRIS justru meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit kepada masyarakat
Copyright © 2023 Investor.id