Rupiah Berpeluang Menguat dengan Data PDB yang Membaik

JAKARTA, investor.id – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (8/2) berpeluang menguat sejalan dengan rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih baik dari ekspektasi.
Kurs rupiah pada Rabu dibuka melemah tipis 2 poin atau 0,01% ke posisi Rp 15.150 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.148 per dolar AS.
“Untuk hari ini dapat berpotensi menguat, sejalan dengan publikasi data PDB yang lebih baik dari ekspektasi,” kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto, Rabu.
Baca juga: Harga Emas Antam Rabu Naik Rp 11.000 Per Gram
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada triwulan IV-2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat tetap tinggi, naik 5,01% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), di tengah pertumbuhan ekonomi global yang dalam tren melambat.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan 2022 tercatat 5,31% secara YoY, jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70% secara YoY.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat didukung oleh hampir seluruh komponen PDB dari sisi pengeluaran. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,48% secara YoY sejalan meningkatnya mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, serta berlanjutnya penyaluran bantuan sosial.
Ekspor tetap tumbuh tinggi sebesar 14,93% secara YoY, didorong oleh permintaan mitra dagang utama yang masih kuat. Pertumbuhan investasi nonbangunan juga tetap tinggi sejalan dengan kinerja ekspor, meskipun pertumbuhan investasi secara keseluruhan sedikit tertahan pada 3,33% (YoY) akibat investasi bangunan yang masih rendah.
Sementara dari global, Rully mengatakan mungkin ada dampak dari pelemahan dolar AS, menyusul pernyataan Federal Reserve (Fed) yang masih memberi sinyal dovish. Sinyal itu terlihat dari Gubernur Fed Jerome Powell yang kembali menyebutkan inflasi AS akan terus menurun.
Baca juga: Emas Menguat 5,30 Dolar Ditopang Pernyataan Fed
Dolar melemah di awal sesi Asia pada Rabu pagi, setelah Powell gagal memberikan tanda-tanda baru tekanan hawkish terhadap pasar tenaga kerja yang tangguh di Amerika Serikat (AS). Kondisi ini membuat investor bertaruh suku bunga mungkin tidak akan naik lebih jauh.
Dalam sesi tanya jawab di hadapan Economic Club of Washington, Powell mengakui suku bunga mungkin perlu bergerak lebih tinggi dari yang diharapkan jika kondisi ekonomi tetap kuat. Tetapi ia juga menegaskan kembali proses disinflasi sedang berlangsung.
Rully memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 15.075 per dolar AS hingga Rp 15.155 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada akhir perdagangan Selasa (7/2) turun 93 poin atau 0,62% ke posisi Rp 15.148 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.055 per dolar AS.
Editor: Grace El Dora (graceldora@gmail.com)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ajinomoto Ajak Masyarakat Terapkan Pola Hidup di Adeging Pura Mangkunegaran 2023
PT Ajinomoto Indonesia mengajak masyarakat untuk bisa menerapkan pola hidup sehat di Adeging Pura Mangkunegaraan 2023Senangnya Pedagang Tanah Abang, Omzet Melesat 80% Setelah PPKM Dicabut
Memasuki hari ketiga di bulan Ramadan, kondisi Pasar Tanah Abang sudah kembali dibanjiri pengunjung.Tembus Rp 25,43 T, Emisi Obligasi dan Sukuk Terus Bergeliat di 2023
BEI mencatat total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2023 adalah 20 emisi dari 19 emiten senilai Rp25,43 triliun.Provinsi Jawa Barat Waspadai Penyebaran Polio
Dari sampel yang dikirim pada 14 Maret 2023, Dinkes Jabar dan Dinkes Purwakarta mendapat laporan hasilnya positif virus polio tipe 2 VDVP.Pencemaran Nama Baik Oleh Kubu Mario Dandy, Polisi Panggil Amanda Senin Depan
Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap kuasa hukum Amanda, Enita Edyalaksmita.Tag Terpopuler
Terpopuler
