JAKARTA, investor.id - Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives kembali menguat pada perdagangan Selasa (22/11/2022). Dengan demikian, harga CPO naik dalam dua hari beruntun.
Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Selasa (22/11/2022), kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Desember 2022 naik 134 Ringgit Malaysia menjadi 3.949 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Januari 2023 menguat 151 Ringgit Malaysia menjadi 3.982 Ringgit Malaysia per ton.
Baca juga:Harga CPO Rebound, Akhiri Pelemahan Empat Hari Berturut-turut
Sementara itu, kontrak pengiriman Februari 2023 terkerek 149 Ringgit Malaysia menjadi 4.004 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Maret 2023 bertambah 154 Ringgit Malaysia menjadi 4.016 Ringgit Malaysia per ton.
Serta, kontrak pengiriman April 2023 naik 159 Ringgit Malaysia menjadi 4.005 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak pengiriman Mei 2023 terdongkrak 164 Ringgit Malaysia menjadi 3.981 Ringgit Malaysia per ton.
Baca juga: GAPKI: Ekspor Turun, Stok Bertahan
Research & Development ICDX Girta Yoga mengatakan, pererakan harga CPO dipengaruhi harga di pasar minyak nabati, terutama minyak kedelai. Mengingat pergerakan harga minyak kedelai pada pekan ini ada potensi menguat melihat dari konflik Ukraina yang masih memanas saat ini. Namun, pergerakan harganya akan terbatasi oleh sentimen dari perkembangan situasi Covid-19 di Tiongkok.
Baca juga: Harga CPO Tertekan Hingga 11% pada Pekan Lalu, Bagaimana Sepekan Ini?
Menurut Yoga, hal ini sejalan dengan kelanjutan kesepakatan ekspor via jalur Laut Hitam yang akan berakhir pada 19 November. Ditambah lagi, pengaruh dari perkembangan situasi Covid-19 di Tiongkok, dan juga pergerakan harga di pasar CPO.
“Untuk harga minyak kedelai pada pekan ini, diperkirakan akan bergerak pada level resistance US$ 77 - 80 per pound. Sedangkan level support berada di kisaran harga US$ 73 - 70 per pound,” tutup Yoga.
Editor : Indah Handayani (indah.handayani26@gmail.com)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS