JAKARTA, investor.id – Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan, Senin (31/10/2022), bakal dibayangi oleh kondisi nilai tukar rupiah yang masih tertahan di kisaran Rp 15.500-15.600 per dolar AS.
Hal itu dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar 75 bps baru-baru ini, serta ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, the Fed, yang juga sebesar 75 bps pada 3 November 2022.
Baca juga: Lagi Diincar Hormel Foods, Garudafood (GOOD) Sampaikan Strategi Bisnis
Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data inflasi Oktober 2022 yang diperkirakan mencapai 6% (yoy). “Hal ini akan menambah tekanan bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan pada November dan Desember 2022,” kata analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan, Minggu (30/10/2022).
Secara teknikal, menurut dia, terbentuknya pola candlestick menyerupai hanging man pada Jumat (28/10) mengindikasikan bahwa IHSG masih rawan koreksi lanjutan pada Senin (31/10). Pemodal diimbau untuk memperhatikan support area di kisaran level psikologis 7.000-7.030 pada awal pekan.
Kondisi tersebut didukung oleh sinyal jenuh beli (overbought) pada stochastic RSI. Adapun level resistance IHSG di 7.100, pivot 7.050, dan support 7.000.
“Mempertimbangkan sentimen-sentimen di atas sebaiknya jangan terlalu agresif dalam melakukan aksi beli,” ujar Valdy.
Baca juga: Oops... Laba Astra Agro (AALI) Terpangkas
Para pemodal dapat mempertimbangkan untuk speculative buy pada saham-saham dengan potensi technical rebound seperti UNVR, UNTR, ADRO, dan INCO, serta emiten dengan sinyal bullish yang cukup kuat seperti AKRA dan AMRT.
Secara terpisah, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG masih terlihat betah di dalam area konsolidasi wajar. Sebab tekanan masih cukup besar dibandingkan kemampuan untuk naik. Belum ada sentimen yang menonjol untuk dapat menjadi booster terhadap pola gerak IHSG.
Baca juga: Waskita (WSKT) Raih Kontrak Proyek Jaringan Pipa SPAM
“Momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang,” jelas William.
Dia memperkirakan IHSG bergerak pada kisaran 6.954-7.172 pada perdagangan Senin. Menu saham pilihannya adalah BBCA, TLKM, SMGR, BBRI, INDF, AKRA, TBIG, dan ASRI.
Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait