

Kinerja Reksa Dana Masih di Bawah Target
Jumat, 17 Maret 2017 | 11:51 WIB
Di sisi lain, kinerja reksa dana masih di bawah target. Target NAB reksa dana sebesar Rp 1.000 triliun pada 2017, namun faktanya baru mencapai Rp 352 triliun. Sedangkan jumlah investor yang diharapkan menembus 5 juta investor pada akhir 2017, namun faktanya baru sekitar 500 ribu investor.
Saat ini ada 4 isu utama di industri reksa dana. Pertama, iuran yang dipungut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih dikeluhkan oleh manajer investasi. OJK membebankan fee sebesar 0,45% dari nilai aktiva bersih (NAB) atau dana kelolaan manajer investasi. Persoalannya, manajer investasi menganggap dana yang mereka setorkan tidak sebanding dengan dana yang sudah dikembalikan kepada industri untuk sosialisasi dan edukasi.
Kedua, pengembangan agen penjual dalam bentuk distribusi baru di luar bank. Diharapkan, reksa dana nantinya semakin mudah dibeli di tempat lain seperti di mini market, selain pemanfaatan teknologi yang menjadi faktor penting.
Ketiga, untuk membangkitkan kebutuhan terhadap reksa dana, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) bisa menjadi potensi penambahan investor reksa dana, tidak cukup hanya menarik iuran jaminan sosial sebesar 3% dari penghasilan. Sebagai contoh, BPJS Malaysia mengelola 23% penghasilan tiap pekerja (11% diambil dari gaji dan 12% dari perusahaan). Private pension plan bisa disosialisasikan untuk masuk ke reksa dana.
Keempat, dibutuhkan reksa dana khusus untuk menampung dana repatriasi. Reksa dana khusus ini memungkinkan dibukanya potensi investasi ke luar negeri. (jn)
Baca selanjutnya di http://id.beritasatu.com/home/investasi-reksa-dana-dianggap-terbatas-underlying/157811
REKOMENDASI UNTUK ANDA