

Monitor perdaganan saham diambil melalui smartphone di Bursa Efek Indonesia di Jakarta. Foto ilustrasi: Beritasatu Photo/Uthan
Saham Free Float Anjlok Tajam Sejak Pandemi
Gita Rossiana dan Ester Nuky
JAKARTA, investor.id - Head of Research PT Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan, masuknya dana asing (capital inflow) ke Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memengaruhi pergerakan IHSG ke depan.
Porsi saham yang dimiliki asing atas saham free float di BEI biasanya cukup besar, namun belakangan anjlok tajam sejak terjadi pandemi Covid-19 Maret lalu di Tanah Air dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk meredam penularan virus yang merebak pertama kali di Wuhan tersebut.
“Untuk tahun depan, IHSG masih akan bergerak positif. Penemuan vaksin Covid-19 dan pendistribusiannya secara merata menjadi faktor penentu pergerakan IHSG,” ucap Hariyanto.

Saham properti, menurut Hariyanto akan menjadi salah satu sektor yang bisa dipilih tahun depan. Hal ini seiring dengan pulihnya industri property yang ditopang oleh Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.
Sinyal perbaikan tersebut mulai terlihat tahun ini, dengan meningkatnya pre-marketing sales untuk rumah dengan harga di bawah Rp 2 miliar.
Sektor konsumer seperti saham ICBP juga akan menarik untuk tahun depan. Pasalnya, bisnis utama Indofood CBP Sukses Makmur, yakni mie instan, penjualannya tetap meningkat, meski perekonomian lagi menurun.
Dengan peningkatan saham ICBP ini, saham induk usahanya, yaitu INDF, juga akan terdorong naik.

Sektor komoditas, lanjut Hariyanto, juga masih menarik untuk tahun depan. Hal ini seiring meningkatnya permintaan Tiongkok akan komoditas dan melemahnya nilai tukar dolar AS. Namun, tidak terjadi kenaikan harga komoditas minyak bumi, karena Joe Biden sebagai presiden AS terpilih mengkampanyekan energi hijau, sedangkan minyak bumi termasuk dirty energy.
Sebelumnya diberitakan, ‘Bidenomics’ yang mempercepat pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam juga akan membantu mempercepat pemulihan ekonomi global. Hal ini berdampak mendorong harga komoditas seperti minyak sawit (CPO) dan nikel, yang menjadi andalan ekspor Indonesia.
Bagian penting dari ‘Bidenomics’ antara lain adalah investasi infrastruktur senilai US$ 1,3 triliun di AS. Selain itu, peningkatan upah minimum menjadi US$ 15 per jam.
Baca juga
https://investor.id/market-and-corporate/ihsg-rally-menuju-6500-tahun-depan
https://investor.id/market-and-corporate/asing-menggerakkan-indeks
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily