JAKARTA, investor.id - Teknologi mendorong lahirnya produk investasi baru yang semakin beragam dan memudahkan masyarakat membeli produk investasi dengan harga terjangkau. Meski begitu, sebelum membelinya, investor ritel diminta perlu berhati-hati dengan mendalami produk-produk ini. Selain menghindari jerat investasi bodong pemahaman dan pendalaman sangat penting agar investasi yang dipilih sesuai dengan karakter risiko dan tujuan investasi.
Manuel Adhi Purwanto selaku Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit menyampaikan, literasi juga dibutuhkan agar investor ritel mampu melakukan diversifikasi produk yang bersifat spekulasi jangka pendek dengan investasi jangka panjang. Salah satu instrumen investasi yang cukup mudah adalah produk reksa dana. Nasabah cukup memilih produk reksa dana yang sesuai dengan karakter risikonya. “Oleh karena itu, penting bagi investor memahami karakter risikonya, apakah termasuk konservatif, moderat atau agresif”, ujar Manuel dalam keterangan tertulis, Senin (4/3/2022).
Ditambahkannya, di sisi lain, berinvestasi kini semakin mudah, termasuk hanya dengan menggunakan aplikasi, masyarakat bisa berinvestasi kapan saja dan di mana saja. Oleh sebab itu, masyarakat dan calon investor harus memastikan terlebih dahulu, apakah sebuah aplikasi tersebut legal atau tidak. “Caranya cukup mudah, karena semua yang terdaftar dan diawasi oleh OJK akan muncul di website resmi OJK. Setelah melakukan pengecekan melalui website resmi OJK, sejatinya cukup banyak aplikasi investasi legal dan resmi, salah satunya adalah Moduit”, ungkap Manuel.
Menurutnya dengan berinvestasi di produk reksa dana terkurasi yang ada di Moduit, masyarakat akan bisa menggapai tujuan mereka, misalnya ingin mencapai Rp 1 miliar pertama. Salah satu metode berinvestasi adalah dengan melakukan secara berkala atau dollar cost averaging. Metode ini penting, mengingat investasi itu ada risiko fluktuasi. Nah, strategi dollar cost averaging bisa meminimalisir risiko fluktuasi.
Sebagai contoh, nasabah berinvestasi awal sebesar Rp 10 juta dan rutin menanamkan investasi Rp 1 juta dengan asumsi hasil reksa dana saham 14% per tahun. Setelah 17 tahun, nasabah akan memperoleh hasil hampir Rp 1 miliar. "Kuncinya adalah kesabaran, konsistensi dan money management," pungkasnya.
Editor : Mashud Toarik (mashud_toarik@investor.co.id)
Sumber : Majalah Investor
Berita Terkait