Meski IPO Jadi Rp 9,7 T, Harita Nickel (NCKL) Bidik Lompatan Pendapatan 100%

JAKARTA, investor.id – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), entitas usaha Grup Harita di bidang pertambangan dan hilirisasi nikel, menargetkan pendapatannya bisa melompat tinggi hingga 100% pada tahun 2023. Trimegah Bangun Persada atau Harita Nickel akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada April 2023.
“Kalau kami menggambarkan dengan angka, minimal peningkatan pendapatan itu dua kali lipat sudah pasti dibandingkan tahun 2022, tapi semua itu tergantung dengan harga nikel di pasar, karena harga sangat volatil,” kata Direktur Keuangan Harita Nickel Suparsin Darmo Liwan, seperti dilansir Antara, Jumat (17/3/2023).
Selain itu, perseroan menargetkan volume produksi feronikel meningkat empat kali lipat pada tahun 2023, usai perseroan menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.

Harita Nickel memperkirakan hanya akan melepas 12-13% saham melalui IPO. Potensi dana yang diraih sebesar US$ 650 juta atau sekitar Rp 9,7 triliun.
Jumlah tersebut di bawah target dari izin yang dikantongi perseroan. Seperti diketahui, dalam prospektus awal, emiten baru berkode NCKL ini berencana menawarkan maksimal 12,09 miliar saham atau setara 18%. Dengan harga IPO Rp 1.220 sampai dengan Rp 1.250, NCKL bisa meraup dana hingga Rp 15,1 triliun.

“Namun itu maksimal. Yang sudah kami alokasikan sesuai kebutuhan sebesar Rp 9,7 triliun atau US$ 650 juta. Kemungkinan yang kami tawarkan 12-13%, tidak sampai jumlah maksimal 12,09 miliar saham,” jelas Suparsin Darmo Liwan.
Penawaran awal (book building) saham NCKL dimulai pada 15 Maret hingga 24 Maret 2023 dan pencatatan BEI pada 12 April 2023.
NCKL menunjuk PT BNP Paribas Sekuritas Indonesia, PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi Efek.
Sedangkan PT UOB Kay Hian Sekuritas, PT OCBC Sekuritas Indonesia dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.

NCKL akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal yang meliputi pembangunan pabrik pengolahan nikel, serta untuk mendukung penyelesaian konstruksi proyek, menambah kapasitas produksi, melunasi sebagian pinjaman, serta tambahan modal kerja perseroan.
NCKL merupakan perusahaan dengan kemampuan hulu dan hilir dalam industri nikel selama lebih dari 10 tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Entitas dari konglomerasi usaha milik Lim Hariyanto Wijaya Sarwono ini mencatatkan laba periode berjalan yang melesat 207,95% menjadi Rp 4,3 triliun per 30 November 2022 dibandingkan per November 2021 sebesar Rp 1,39 triliun. Laba per saham juga naik dari Rp 23,16 menjadi Rp 78,63.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Melibatkan Konsumen Siber Melalui Pengalaman yang Dibuat Personal
berinvestasi dalam teknologi telah menjadi cara yang tepat untuk menjembatani kesenjangan dengan pelangganJasa Raharja Harap Aturan Hapus Data Registrasi Kendaraan Tak Taat Pajak Berlaku Tahun Ini
Penghapusan data registrasi kendaraan bermotor bagi penunggak pajak menjadi salah satu fokus utama Jasa Raharja.Sinarmas Group Lanjutkan Pembangunan Kebayoran Apartment
Kebayoran Apartment dengan total luas lahan 1,1 Ha, hadir dengan konsep baru Modern Tropical LivingSukseskan Program BMK, Startup Aruna Ajak Warga Konsumsi Ikan Sehat dan Bermutu
Aruna diundang berpartisipasi dalam kegiatan ini dan memamerkan komoditas ikan pelagis dan crustacea yang menjadi komoditas unggulan Aruna.Terapkan KRIS, Kualitas Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Ditingkatkan
Menkes mengungkapkan kebijakan KRIS justru meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit kepada masyarakatTag Terpopuler
Terpopuler
