Kamis, 23 Maret 2023

Likuiditas Rendah, Apa Pandangan Analis Soal Saham Pertamina Geothermal (PGEO)?

Kunradus Aliandu
2 Mar 2023 | 07:36 WIB
BAGIKAN
Pergerakan saham Pertamina Geothermal (PGEO) di awal sesi I perdagangan Jumat (24/2/2023). (Ilustrasi/Ist)
Pergerakan saham Pertamina Geothermal (PGEO) di awal sesi I perdagangan Jumat (24/2/2023). (Ilustrasi/Ist)

JAKARTA, investor.id – Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai saham PT Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) kurang menarik dan rentan dipermainkan market maker karena rendahnya likuiditas. Ia mengatakan, saham PGEO memiliki free float rendah sehingga menurunkan potensi keuntungan berupa capital gain dari hasil transaksi.

Wawan menyebut investor tidak bisa mengharapkan imbal hasil (return) jangka pendek pada saham PGEO. Apalagi jika perseroan tidak mampu meningkatkan kinerja fundamental, terutama sisi profitabilitas. “Walaupun masih ada prospek, tapi perseroan belum akan mampu bersaing langsung secara kinerja dengan emiten energi non-EBT karena biaya pengembangan yang mahal,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (1/3/2023).

Jika diamati, rasio profitabilitas perseroan memang terbilang minim. Dengan perolehan laba Rp 2,2 triliun pada kuartal III-2022, dan ekuitas sebesar Rp 29,3 triliun pasca-IPO, maka ROE PGEO hanya sekitar 7,5%.

Advertisement

Secara umum, papar dia, semakin sedikit saham yang beredar di pasar, maka volatilitas harga saham akan tinggi pula. Kondisi tersebut biasanya memberikan ruang kepada pihak yang memiliki intensi memainkan saham tersebut. Wawan menilai likuiditas saham menjadi salah satu hal penting yang dipertimbangkan oleh para investor. Jika diperhatikan, saham PGEO sendiri tergolong saham dengan likuiditas rendah. “Salah satu cara untuk menarik minat investor terutama yang fokus trading ya harus punya swing lebar. Dengan banyaknya transaksi juga akan memberikan status likuid yang merupakan syarat untuk masuk ke banyak indeks,” ujarnya.

Editor: Kunradus Aliandu (kunradu@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 1 jam yang lalu

Riset Snapcart: Gratis Ongkir Jadi Daya Tarik Konsumen untuk Belanja Online

Penawaran menarik khususnya gratis ongkir sepertinya akan selalu menjadi salah satu kunci daya tarik utama
International 1 jam yang lalu

Bank Sentral Swiss Naikkan Suku Bunga 50 bps di Tengah Kekacauan

Bank sentral Swiss (Swiss National Bank/ SNB) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) pada Kamis (23/3).
Market 2 jam yang lalu

Kekayaan Lim Hariyanto Pemilik Harita Melonjak, Geser Posisi 12 Konglomerat!

Kekayaan Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, pemilik Grup Harita, tiba-tiba melonjak. Bahkan mengalahkan 12 atau selusin konglomerat.
Business 2 jam yang lalu

Ini Bukti Komitmen Ekonomi Berkelanjutan GRP

PT Gunung Raja Paksi (GRP) berkomitmen penuh menerapkan prinsip environment, social, and governance (ESG) dalam menjalankan roda perusahaan.
Finance 2 jam yang lalu

Outstanding Kredit Pinang Maksima dari Bank Raya Tumbuh 163%

Total outstanding kredit Pinang Maksima Bank Raya sampai dengan Desember 2022 sebesar Rp 159,4 miliar atau tumbuh sebesar 163,5% (yoy)
Copyright © 2023 Investor.id