Senin, 20 Maret 2023

Daftar Belanja Saham plus Arah IHSG Sepekan

Jauhari Mahardhika
19 Mar 2023 | 19:21 WIB
BAGIKAN
Investor melihat pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta. (B-Universe Photo/Mohammad Defrizal)
Investor melihat pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta. (B-Universe Photo/Mohammad Defrizal)

JAKARTA, investor.idFinancial Expert Ajaib Sekuritas Asia, Chisty Maryani memprediksi kenaikan suku bunga acuan The Fed pada FOMC 21-22 Maret 2023 akan lebih moderat dibandingkan kenaikan tahun lalu. Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan naik 25 basis poin (bps) menjadi 4,75-5%.

“Tingkat inflasi di Amerika Serikat yang terus turun, saat ini 6% (yoy) dan inflasi inti 5,5% (yoy), akan menjadi bahan pertimbangan The Fed yang tidak akan terlalu hawkish untuk menaikkan bunga acuan pada 21-22 Maret 2023,” tulis Chisty dalam ulasannya, Minggu (19/3/2023).

Tak hanya inflasi dari sisi konsumen yang melandai, inflasi tingkat produsen (producer price index/PPI) AS pada Februari 2023 juga tercatat melandai di level 4,6% (yoy), di bawah level sebelumnya 5,7% dan di bawah konsensus pada level 5,4%.

Advertisement

Sementara itu, core PPI pada Februari tahun ini sebesar 4,4% (yoy), lebih rendah dari periode sebelumnya di level 5% dan di bawah konsensus 5,2%. Meskipun tren inflasi tersebut turun, The Fed masih akan mengupayakan untuk menekan laju inflasi AS mencapai target mereka di level 2%.

“Ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed ini akan positif, jika kenaikan sesuai dengan konsensus yaitu 25 bps,” tutur Chisty.

Menurut dia, optimisme juga muncul di kalangan pelaku pasar karena kenaikan suku bunga acuan di AS sejauh ini dinilai mampu meredam inflasi. Hanya saja, kenaikannya diharapkan tidak terlalu tinggi.

Jika kenaikan suku bunga acuan The Fed pada pertemuan 21-22 Maret 2023 lebih tinggi bahkan mencapai 50 bps, maka pasar kemungkinan merespons negatif.

Sebab pelaku pasar bakal kembali khawatir bahwa dampak dari kebijakan moneter The Fed yang sangat ketat berpotensi membuat ekonomi AS melambat di tengah gejolak pasar saat ini. Hal itu tercermin dari terjadinya masalah likuiditas di beberapa bank AS akibat kenaikan suku bunga acuan yang sangat ketat.

Lantas, bagaimana arah IHSG sepekan ke depan?

Secara teknikal, menurut Chisty, indeks harga saham gabungan (IHSG) membentuk morning star candle yang merupakan sinyal bullish, sehingga berpotensi untuk reversal (pembalikan arah tren).

Selain itu, indikator momentum juga menunjukkan bahwa saat ini IHSG sudah pada area jenuh jual (oversold). Level support IHSG pada level 6.500 dengan berpeluang menuju resistance di 6.850.

Meskipun pada awal pekan pasar cenderung wait and see menunggu FOMC The Fed, namun katalis dari dalam negeri berupa indikator makro ekonomi Indonesia yang masih mencerminkan fundamental solid ini bakal mampu menjadi katalis positif pergerakan IHSG sepekan ke depan.

Selain hasil FOMC The Fed, pelaku pasar global masih akan mencermati beberapa rilis data ekonomi, di antaranya Tiongkok yang akan mengumumkan loan prime rate tenor 1 tahun dan 5 tahun, inflasi Inggris periode Februari 2023, serta inflasi Jepang.

Di dalam negeri, pelaku pasar juga akan menunggu rilis data M2 money supply periode Februari 2023 yang akan rilis pada akhir pekan depan. “Di sisi lain, sejumlah sentimen pasar seperti aksi korporasi berupa pembagian dividen juga akan mempengaruhi arah pasar saham sepekan ke depan,” ujar Chisty.

Berikut daftar saham dengan rekomendasi buy:

1. CPIN (buy on weakness)

Support: 4.930

Resistance: 5.380

Cutloss: <4.800

2. AMRT (buy)

Support: 2.820

Resistance: 3.000

Cutloss: < 2.770

3. JSMR (buy)

Support: 3.090

Resistance: 3.250

Cutloss: <3.030

4. MDKA (buy)`

Support: 3.850

Resistance: 4.140

Cutloss: <3.780

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Business 57 menit yang lalu

Melibatkan Konsumen Siber Melalui Pengalaman yang Dibuat Personal

berinvestasi dalam teknologi telah menjadi cara yang tepat untuk menjembatani kesenjangan dengan pelanggan
National 1 jam yang lalu

Jasa Raharja Harap Aturan Hapus Data Registrasi Kendaraan Tak Taat Pajak Berlaku Tahun Ini

Penghapusan data registrasi kendaraan bermotor bagi penunggak pajak menjadi salah satu fokus utama Jasa Raharja.
Business 1 jam yang lalu

Sinarmas Group Lanjutkan Pembangunan Kebayoran Apartment 

Kebayoran Apartment dengan total luas lahan 1,1 Ha, hadir dengan konsep baru Modern Tropical Living
Business 2 jam yang lalu

Sukseskan Program BMK, Startup Aruna Ajak Warga Konsumsi Ikan Sehat dan Bermutu

Aruna diundang berpartisipasi dalam kegiatan ini dan memamerkan komoditas ikan pelagis dan crustacea yang menjadi komoditas unggulan Aruna.
Lifestyle 2 jam yang lalu

Terapkan KRIS, Kualitas Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Ditingkatkan

Menkes mengungkapkan kebijakan KRIS justru meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit kepada masyarakat
Copyright © 2023 Investor.id