JAKARTA, investor.id – PT United Tractors Tbk (UNTR) meraih kinerja cemerlang dengan membukukan laba bersih Rp 21 triliun pada 2022, melonjak 104% atau di atas ekspektasi analis. Namun, fluktuasi harga batu bara seiring transformasi ke energi terbarukan masih menjadi tantangan perseroan tahun ini.

Tim riset RHB Sekuritas masih merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga baru Rp 32.600, lebih rendah dibandingkan sebelumnya Rp 38.000. Sementara itu, pada perdagangan Selasa (21/3/2023), UNTR bertengger di level Rp 27.475. Dengan demikian, potensi cuan dari saham UNTR sebesar 18,6%.

Secara operasional sepanjang tahun lalu, margin United Tractors telah meningkat karena volume yang lebih kuat dari semua bisnis terkait batu bara, yang didukung oleh penetapan harga yang lebih baik. Arus kas pun masih tetap kuat.

“Namun, sentimen negatif datang dari tren korektif harga batu bara tahun ini, mengingatkan kami untuk lebih berhati-hati ke depan. Target P/E UNTR menurut kami sekarang di kisaran 8 kali dari sebelumnya 9 kali,” ungkap tim riset RHB Sekuritas dalam ulasannya.

Sementara itu, United Tractors akan mengadakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 12 April 2023. Perseroan telah mengumumkan usulan pembagian dividen final sebesar Rp 6.185 per saham.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K Loebis menjelaskan, pada RUPST perseroan untuk tahun buku 2022, direksi perseroan merencanakan untuk mengusulkan dividen final yang lebih tinggi, yaitu sebesar Rp 6.185 per saham.

Dividen final yang akan diusulkan tersebut bersama dengan dividen interim Rp 818 per saham yang telah dibagikan pada bulan Oktober 2022, akan menjadikan total dividen yang akan diusulkan untuk pada tahun 2022 menjadi sebesar Rp 7.003 per saham.

Pembagian dividen yang tinggi tersebut tak terlepas dari kinclongnya kinerja United Tractors pada 2022.

Sepanjang tahun lalu, divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi mencatat laba bersih Rp 12,7 triliun, melesat 107% dibandingkan tahun 2021. Ini terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan, dan pertambangan batu bara yang diuntungkan oleh harga batu bara yang sangat tinggi.

Adapun total laba bersih emiten berkode saham UNTR ini pada 2022 melonjak 104% menjadi Rp 21 triliun dibandingkan tahun 2021.

Sementara itu, penjualan alat berat Komatsu meningkat 86% menjadi 5.750 unit dan pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat.

Bisnis kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat peningkatan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 12% menjadi 954 juta bank cubic metres, sementara peningkatan produksi batu bara tercatat relatif stabil, yaitu sebesar 116 juta ton.

Anak usaha UNTR di bidang pertambangan juga melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 10% menjadi 9,9 juta ton, termasuk penjualan 2,4 juta ton batu bara metalurgi.

Di sisi lain, PT Agincourt Resources, anak usaha yang 95% sahamnya dimiliki UNTR, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 13% menjadi 286.000 ons.

Sedangkan perusahaan kontraktor umum yang 82,2% sahamnya dimiliki UNTR, yiatu PT Acset Indonusa Tbk (ACST) mencatat rugi bersih yang lebih rendah sebesar Rp 449 miliar dibandingkan rugi bersih Rp 696 miliar pada tahun sebelumnya. Rugi bersih ini terutama karena perlambatan penyelesaian beberapa proyek.

Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)

Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS