Duh, Kerugian Indofarma (INAF) Bertambah Besar hingga 10 Kali Lipat Lebih

JAKARTA, investor.id – PT Indofarma Tbk (INAF) belum mampu keluar dari masa-masa sulit. Setelah menderita kerugian sebesar Rp 37 miliar pada 2021, kinerja emiten farmasi pelat merah itu kian merosot sepanjang tahun 2022. Kerugiannya bahkan meningkat lebih dari 10 kali lipat.
Dari sisi penjualan bersih seperti diumumkan dalam laporan keuangan konsolidasian, pendapatan Indofarma longsor sebesar 60,5% dari penjualan pada 2021 sebesar Rp 2,9 triliun menjadi Rp 1,1 triliun pada 2022.
Manajemen Indofarma menjabarkan, penurunan pendapatan akibat menurunnya penjualan produk dan jasa di pasar lokal. Lima produk perseroan yakni ethical, FMCG, alat kesehatan, jasa klinik dan lainnya, vaksin serta over the counter semuanya hanya mampu mencetak total penjualan sebesar Rp 1,1 triliun. Angka tersebut anjlok dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 2,8 triliun.
“Sementara, penjualan produk over the counter dan ethical di pasar ekspor membukukan sebesar Rp 14,4 miliar, melonjak 52% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 6,8 triliun,” jelas manajemen Indofarma, yang dikutip pada Minggu (2/4/2023).
Kendati pendapatan dari penjualan produk dan jasa perseroan mengalami banyak tekanan, emiten berkode saham INAF itu berhasil melakukan efisiensi terhadap beban pokok penjualan. Jika pada periode sebelumnya beban pokok penjualan mencapai Rp 2,4 triliun, pada tahun 2022 beban pokok penjualan menyusut menjadi Rp 1,2 triliun.
Adapun pos-pos yang terkena efisiensi di antaranya bahan baku yang digunakan, tenaga kerja langsung, dan biaya pabrikasi. Sebagian rinciannya, INAF melakukan pemotongan gaji dan jaminan sosial dari Rp 40 miliar menjadi Rp 37 miliar, memangkas biaya kantor dari Rp 20 miliar menjadi Rp 17 miliar, biaya pengadaan dari Rp 10 miliar menjadi Rp 1,4 miliar, dan biaya pengembangan produk dari Rp 763 juta menjadi Rp 552 juta.
“INAF juga melakukan efisiensi terhadap suku cadang, perjalanan dinas, dan pemeliharaan aset tetap,” imbuh manajemen INAF.
Hasilnya, bukan hanya beban pokok penjualan yang berhasil ditekan, INAF juga sukses menurunkan beban penjualan dari Rp 153 miliar menjadi Rp 137 miliar dan beban keuangan dari Rp 43 miliar menjadi Rp 38 miliar.
Dengan demikian, rugi sebelum pajak melonjak menjadi Rp 517 miliar dibandingkan sebelumnya Rp 8,7 miliar. termasuk rugi tahun berjalan berjalan yang membengkak menjadi Rp 428 miliar dari sebelumnya Rp 37 miliar.
Buntutnya, perseroan pun mencatatkan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah besar menjadi Rp 428 miliar ketimbang rugi tahun lalu sebesar Rp 37 miliar. Rugi per saham ikut terkerek menjadi Rp 138,25 per saham dari Rp 12,12 per saham.
Posisi ekuitas INAF kian menipis dari Rp 508 miliar pada 31 Desember 2021, tersisa sebesar Rp 86 miliar. Begitu juga dengan jumlah aset yang menyusut menjadi Rp 1,5 triliun dari posisi sebelumnya Rp 2 triliun.
Padahal, dalam jangka pendek, INAF masih menghadapi sejumlah kewajiban yang harus dibayar baik kepada pihak berelasi maupun pihak ketiga. Termasuk, pinjaman kepada pemegang saham dan pinjaman bank. Hingga per 31 Desember 2022, posisi liabilitas menjadi Rp 1,4 triliun dari sebelumnya Rp 1,5 triliun.
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkini
SRC Tambahkan Fitur Inovatif di Aplikasi Ayo
SRC meluncurkan wajah baru aplikasi digital Ayo dengan penambahan sejumlah fitur inovatif terbaru.Aruna Buka Lapangan Pekerjaan bagi 5.000 Masyarakat Pesisir
Aruna telah berkembang pesat dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi 5.000 orang di sekitar wilayah pesisir pantai.Cetak Pendapatan US$ 20,4 M, Business Network International Lansir Chapter Magnify
Khusus di Indonesia BNI telah membuka 7 chapter dan akan menjadi 10 chapter dalam waktu dekat.PGAS Jadi Saham Recommended, setelah Kabar Ini Keluar
PGAS menjadi saham recommeded begitu kabar pengumuman dividen kakap tahun buku 2022 keluar.Formula E Kembali Digelar, DHL Jadi Mitra Logistik Resmi
Menggunakan bahan bakar bio untuk semua angkutan darat dan laut, DHL memindahkan sekitar 415-ton kargo penting di setiap balapan.Tag Terpopuler
Terpopuler
