JAKARTA- Polri yang mendapatkan anggaran
Rp58,1 triliun, masih kekurangan biaya untuk penyidikan ratusan ribu
kasus yang dilaporkan setiap tahun, kata Kepala Biro Kelembagaan Tala
Srena Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono.
"Hanya 36 persen dari keseluruhan kasus yang dibiayai oleh anggaran
pemerintah untuk melakukan penyidikan," kata Gatot di Jakarta, Kamis.
Gatot menjelaskan laporan yang masuk ke kepolisian di seluruh Indonesia pada tahun 2014 mencapai sekitar 156 ribu kasus.
Ia juga mengungkapkan anggaran untuk tiap penyidikan kriminal bukan korupsi menurutnya masih rendah.
"Untuk kasus kriminal saja ya, bukan korupsi, kasus ringan itu Rp4
juta, kasus sedang Rp9 juta, kasus besar Rp14 juta," jelas Gatot.
Ia mengatakan angka tersebut masih kurang untuk biaya penyidikan.
"Kasus paling ringan saja Rp4 juta, ini kurang. Contoh kasus pencurian,
kalau pelakunya kabur ke Surabaya, ongkos tiket pesawat saja sudah
berapa untuk ngejar ke sana," kata dia.
Gatot mengungkapkan keseluruhan anggaran Polri lebih banyak digunakan untuk membayar gaji pegawai.
"Anggaran untuk Polri memang Rp58,1 triliun, tapi 62 persen nya
digunakan membayar gaji pegawai yang hampir 440 ribu, terdiri 423 ribu
anggota Polri dan sisanya PNS Polri," kata Gatot.
Ia
menjelaskan sebanyak 11 persen anggaran digunakan untuk belanja modal
pembangunan, dan 27 persen lainnya digunakan belanja barang.
Mengenai wacana reposisi Polri berada di bawah Kementerian Dalam
Negeri, Gatot berpendapat lebih memilih untuk mencari akar permasalahan
di tubuh Polri guna memperbaiki Korps Bhayangkara.
"Bukan mereposisi polisi di bawah kementerian, tapi mencari akar masalah," ujar Gatot.(*/hrb)
Editor : herry barus (herrybarus@yahoo.com.au)
Baca berita lainnya di GOOGLE NEWS