Sabtu, 1 April 2023

Lupa Umur Karena Moge

Oleh Mardiana Makmun
22 Des 2015 | 13:21 WIB
BAGIKAN

Sensasi menaiki motor gede (moge) membuat Aris Boediharjo selalu merasa ketagihan. Bahkan, ia sampai ‘lupa umur’ bila sudah asyik menunggang moge. Tapi lebih dari itu, moge membuat Aris kini giat berolahraga.

 

Advertisement

Bayangkan, bagaimana gagahnya pengendara moge. Memakai vest, bersepatu boot, dan perlengkapan lainnya. Seperti itulah kira-kira penampilan Aris Boediharjo jika sudah berada di atas motor besarnya, Harley Davidson.

 

“Saya sampai lupa umur kalau sudah pakai atribut seperti vest, sepatu boot, terus naik moge,” kata Aris dalam wawancara dengan Investor Daily di kantornya kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (15/12).

 

Padahal, kalau ditilik, dia terbilang belum lama menyukai dibandingkan pehobi moge lainnya. “Saya termasuk yang terlambat senang moge. Sudah tuwir (tua) baru senang moge. Ya, baru tiga tahun belakangan ini senangnya,” kata lelaki kelahiran Jakarta, tahun 1960, atau berusia 55 tahun ini.

 

Aris sebelumnya malah tak yakin moge bisa membuatnya ketagihan. “Sebelumnya, saya beli skuter. Ternyata, saya kurang suka dan saya taro saja di gudang. Waktu beli moge, saya sempat berpikir, paling juga nanti saya taro di gudang seperti skuter. Eh, ternyata gak,” ujar Aris, tertawa.

 

Yang unik, sebelumnya, Aris ternyata bukan orang yang senang mengendarai sepeda motor. “Bisa dihitung jari, berapa kali saya naik motor,” tutur dia, yang kini aktif di klub Harley Owners Group (HOG) dan menjabat sebagai head of marketing communication.

 

Lalu, apa yang membuat Aris ketagihan naik moge? “Sensasinya. Naik motor besar itu sensasional karena gak mudah dikendalikan. Motor itu sifatnya juga sangat personal karena kita cuma berdua, cuma antara saya dan motor. Waktu naik motor, apalagi kalau di perdesaan, kita bisa cium aroma tanah dan tumbuhan. Itu sensasional banget,” papar dia, yang sudah menjelajahi Sumatera, Kalimantan, Bali, dan berikutnya berencana touring ke Selandia Baru.

 

Karena moge, kini, Aris pun hobi berolahraga. “Sisi positifnya adalah saya jadi rajin berolahraga. Karena, untuk naik moge, kan badan harus sehat. Saya naik sepeda statis saja di rumah setiap hari,” ujarnya, yang juga hobi dengan mobil bergaya retro.

 

Art dan Science

Sementara itu, kiprah Aris di dunia periklanan dimulai saat bekerja di majalah Sarinah sebagai assistant marketing manager tahun 1986, meskipun saat itu, ia juga masih kuliah semester akhir. “Di Sarinah, saya sering berinteraksi dengan biro iklan. Dari situ, saya mulai tertarik periklanan,” cerita lulusan FISIP Universitas Indonesia ini.

 

Tiga tahun setelah bekerja di Sarinah, selanjutnya, Aris bergabung dengan perusahaan periklanan asing Aim Leo Burnnet pada 1990. “Saya masuk di bagian media. Lalu, bos lihat saya kok cocok di account services, di marketing. Jadilah saya dipindah di sana,” kata Aris, yang kemudian merasakan nikmat dan tantangannya di dunia yang digelutinya tersebut.

 

“Ini dunia yang memadukan art dan science. Bagaimana kita dituntut menjadi orang kreatif dan bisa meyakinkan ke klien bahwa strategi yang kita kasih bisa menjadi solusi bisnisnya,” ungkapnya.

 

Kemudian, pada 2002, Aris bergabung dengan PT Fortune Indonesia Tbk, sebagai deputi social marketing director. “Saat itu, saya melihat banyak perusahaan periklanan yang tiarap karena krisis moneter, tapi kok ini Fortune malah go public,” ungkap dia, yang dalam setahun kemudian naik menjadi direktur operasional Fortune Indonesia Tbk dan ikut melakukan recovery di tubuh Fortune dengan filosofi ‘Berubah atau Punah’.

 

Puncaknya, Aris menjabat CEO Fortune Indonesia Tbk sejak Juni 2010 hingga sekarang, dengan garapan lini bisnis di bidang periklanan, public relation (PR), brand activation, dan digital marketing. Sepanjang kepemimpinannya, dia telah sukses mengawasi dan mengelola sejumlah besar kampanye strategis, serta mempromosikan produk komersial maupun sosial.

 

Salah satu program kampanye yang berhasil dilakukannya adalah kampanye Honda Matic. “Dengan positioning yang pas dan menggunakan brand ambassador Agnes Monica, Honda yang baru belakangan bermain di matic, malah menyalip Yamaha Mio,” ujar Aris, yang juga memadukan kampanye iklan dengan public relation dan brand activation secara terintegrasi.

 

Kini, di bawah kepemimpinannya, dia bertekad terus membawa Fortune Indonesia Tbk menjadi mitra terpercaya klien dalam mengembangkan bisnisnya “Menjadi perusahaan yang menghasilkan karya-karya unggul yang bisa menjadi solusi dalam bisnis klien. Itu goal-nya,” tegas peraih The Most Promising Leader 2015 dari Asia Pacific Entrepreneurship Awards (APEA) 2015 ini.

Sumber : Investor Daily

Editor: Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 6 menit yang lalu

BEI Hentikan Sistem Perdagangan FITS, Mengapa?

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian layanan sistem perdagangan Fixed Income Trading System (FITS). Mengapa?
International 18 menit yang lalu

ASEAN Sumbang 3% dari PDB Riil Dunia

Kapasitas ASEAN harus diperkuat untuk menjawab tantangan hari ini, dan tantangan 20 tahun ke depan.
National 47 menit yang lalu

Kabar Gembira, UI Umumkan 410 Camaba Lewat Jalur Talent Scouting

Sebelumnya, sebanyak 2.049 orang calon mahasiswa baru lolos penerimaan masuk melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP)
Business 1 jam yang lalu

Lion Air Pangkas Kuota Gratis Bagasi Tercatat di Rute 8 Bandara

Lion Air mengumumkan kebijakan terbaru mengenai bagasi gratis alias cuma-cuma kategori bagasi tercatat.
Macroeconomy 1 jam yang lalu

Ekonomi ASEAN-5 Kolektif Diproyeksi Tumbuh 4,6% di 2023

Pertumbuhan antara lain didukung konsumsi, perdagangan, dan investasi yang kuat, serta perdagangan terbuka dan investasi ke negara lain.
Copyright © 2023 Investor.id