Pimpinan KPK Diharapkan Bongkar Praktik Korupsi

JAKARTA- Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, berharap ketua dan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dapat memperbaharui semangat dalam membongkar praktik korupsi di Indonesia.
"Kita miliki harapan yang besar kepada ketua dan pimpinan KPK terpilih. Terlebih, mereka sudah berjanji untuk memberantas segala macam praktik korupsi, dan bahkan berjanji membongkar kasus korupsi besar yang selama ini masih gelap," kata Anies di sela-sela acara seminar "Selamat Tinggal Politik Transaksional Selamat Datang Politik Bermartabat" yang diselenggarakan oleh Centre for Strategic International Studies (CSIS) di Jakarta, Selasa (6/12).
Menurut Anies, muda atau tua tidaknya seorang pimpinan itu bukanlah hal penting, namun yang dibutuhkan adalah kebaharuannya.
"Usia muda, tapi di bawahnya itu lama, maka dia orang tua. Orang tua, tapi yang di bawahnya baru, maka dia orang muda. Muda atau tua itu bukan usia, yang penting kebaharuan atau tidak kebaharuannya. Siapapun ketuanya, sebetulnya di antara mereka (pimpinan) kan sejajar," ucap Anies.
Ia mengaku, tidak memiliki dasar untuk mengatakan yakin bahwa Abraham dapat menuntaskan sejumlah kasus korupsi besar, termasuk skandal Bank Century.
"Kita lihat saja bagaimana janjinya, dilunasi atau tidak, kita lihat saja itu dulu. Kalau sudah berjanji, kita yang menagih," ucapnya, menegaskan.
Sebelumnya, Ketua KPK terpilih, Abraham Samad berjanji akan memprioritaskan penuntasan sejumlah kasus korupsi berskala besar. Bahkan, Abraham berjanji akan mengundurkan diri bila selama setahun, kinerja KPK di bawah kepemimpinannya tidak sesuai harapan dan tidak berkembang dalam membongkar kasus-kasus korupsi.
Di tempat yang sama, aktivis antikorupsi, Teten Masduki, mengatakan demokrasi yang diusung pascareformasi tidak serta merta membinasakan korupsi di Indonesia karena tindak-tanduk korupsi justru berevolusi dan menelurkan generasi koruptor baru.
"Korupsi jaman orde baru dan sekarang beda. Kalau dulu terpimpin di bawah presiden. Kalau sekarang di banggar. Ketika muncul Nazar (mantan bendahara partai Demokrat), terlihat generasi baru koruptor," ujar Teten yang juga sebagai Sekjen Transparancy Internasional Indonesia (TII).
Ia menyebutkan, pada jaman orde baru korupsi dipimpin dari dalam istana dan sistematis, tetapi saat ini korupsi justru serampangan.
"Korupsi berdiri sendiri dan kekuasaan politik besar tidak ada untuk menebang korupsi saat ini," ujarnya.
KPK, kata Teten, saat ini justru tidak bekerja secara efektif. Pasalnya, KPK tidak bekerja di hulu, melainkan dihilir berdasarkan pengaduan yang masuk.
"KPK 'tebang' di mana-mana dan akhirnya 'ngos-ngos'an. Ini perlu strategi khusus. Seharusnya KPK memilih bidang mana yang mau dibabat lebih dahulu. Kalau saya, korupsi politik dan mafia hukum harus dibabat duluan," katanya dalam seminar itu.(ant/hrb)
Editor: herry barus (herrybarus@yahoo.com.au)
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Periode Cuti Bersama Idulfitri Maju, Ini Rincian Kalender Libur BEI Terbaru
Periose cuti bersama maju, BEI melakukan perubahan kalender libur bursa 2023. Bagaimana rincian perubahan kalender libur bursa tersebut?Emiten Ini Gandeng ABC Lithium Garap Baterai Motor Listrik
Entitas Grup MCAS melakukan kerja sama strategis dengan ABC Lithium dalam pengadaan dan perakitan baterai kendaraan listrik.Laba Bersih Jasa Armada (IPCM) Naik 10%
PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) membukukan laba bersih sebesar Rp 150,6 miliar pada 2022, meningkat 10% dari tahun laluGoldman Sachs Rombak Kepemimpinan di Grup Pembiayaan EMEA
Goldman Sachs Group Inc. mengubah pembiayaan global, setelah bank Wall Street gabungkan perbankan investasi dan bisnis perdagangannya.Bidik Pertumbuhan Kinerja, Siloam (SILO) Terapkan 4 Pilar Strategis
SILO menerapkan 4 pilar untuk mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan di tengah peningkatan kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatanTag Terpopuler
Terpopuler
