Kamis, 30 Maret 2023

Jokowi Inginkan WHO yang Bertaring

Nasori / Arnoldus Kristianus
15 Nov 2022 | 18:28 WIB
BAGIKAN
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Dalam sambutannya Presiden menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi dunia saat ini, di antaranya krisis energi dan pangan, pandemi Covid-19 yang belum selesai, serta rivalitas yang terus menajam. (Sumber: Youtube/Sekretariat Presiden)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Dalam sambutannya Presiden menyampaikan sejumlah tantangan yang dihadapi dunia saat ini, di antaranya krisis energi dan pangan, pandemi Covid-19 yang belum selesai, serta rivalitas yang terus menajam. (Sumber: Youtube/Sekretariat Presiden)

NUSA DUA, investor.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyerukan perlunya Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang lebih kuat dan bertaring. Ini merupakan bagian dari upaya yang harus dilakukan untuk memperkuat arsitektur kesehatan global dalam menghadapi kemungkinan ancaman pandemi di masa mendatang.

“Solidaritas dan keadilan harus menjadi ruh arsitektur kesehatan global,” ujar Presiden saat menyampaikan pengantar working session kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). Hal tersebut merupakan langkah nyata dan segera pertama ditawarkan Jokowi untuk menghadapi darurat kesehatan berikutnya yang dapat muncul kapan saja.

Untuk memperkuat arsitektur kesehatan global tersebut, kata Presiden, G20 telah berhasil membentuk pandemic fund. Selanjutnya, langkah ini harus diikuti dengan penambahan kontribusi pendanaan, agar berfungsi secara optimal. “Saya mengajak semua pihak berkontribusi. Indonesia telah memberikan komitmen US$ 50 juta,” ucap Jokowi.

Menurut Presiden, G20 harus ikut mengawal proses pembentukan traktat pandemi. Pasalnya, hal tersebut penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan, maupun global.

Advertisement

Kedua, kata Jokowi, langkah kedua yang harus dilakukan untuk menghadapi kemungkinan ancaman pandemi di masa mendatang adalah memberdayakan negara berkembang sebagai bagian dari solusi. “Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan,” tegas Presiden.

Negara berkembang, lanjut dia, perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global, termasuk pusat manufaktur dan riset.

“Ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat, dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas,” papar Presiden.

Selain itu, trips waiver harus diperluas pada semua solusi kesehatan, termasuk diagnostik dan terapeutik. WHO juga harus merealisasikan komitmennya terkait hub dan spokes solusi kesehatan.

Jokowi mengatakan, dunia saat ini memang semakin pulih dari pandemi Covid-19. Namun, semua pihak tidak boleh lengah karena darurat kesehatan berikutnya dapat muncul kapan saja. Karena itu, kali ini dunia harus lebih siap. “Kesiapsiagaan kita akan menyelamatkan nyawa dan perekonomian kita. G20 harus mengambil langkah-langkah nyata dan segera,” tandas Jokowi.

Kepada para peserta KTT Presiden mengimbau agar dunia tidak mengulang kesalahan saat pandemi Covid-19. “Ini adalah pelajaran berharga untuk menyiapkan dunia dari darurat kesehatan global. Never again harus menjadi mantra kita bersama. Saya menantikan pandangan dan kontribusi Yang Mulia bagi penguatan arsitektur kesehatan dunia,” pungkas Jokowi.

Editor: Nasori (nasori@investor.co.id)

Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS

BAGIKAN

Berita Terkait


Berita Terkini


Market 3 menit yang lalu

Terungkap! Rencana di Balik IPO Merdeka Battery (MBMA)

Merdeka Battery (MBMA) akan memiliki dukungan lebih kuat melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO)
Market 6 menit yang lalu

Top! Baru Masuk Bursa, Laba Pertamina Gethermal (PGEO) Melesat 50%

Laba bersih PGEO melesat hingga 50% sepanjang 2022, meski perseroan baru listing perdana di BEI tahun ini
Market 14 menit yang lalu

Amar Bank (AMAR) Resmi Terapkan Sistem Pembayaran BI-FAST

PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) resmi bergabung menjadi peserta sistem pembayaran BI-Fast Batch 6
Finance 20 menit yang lalu

PNM Boyong Penghargaan Digital Teknologi dan Inovasi

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) memboyong penghargaan digital teknologi dan inovasi
National 22 menit yang lalu

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Begini Respons PDIP

PDIP menyayangkan keputusan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah piala duni u20. Begini penjelasan Hasto

Tag Terpopuler


Copyright © 2023 Investor.id