Pilih Sistem Proporsional Tertutup, PDIP Ungkap Sejumlah Pertimbangannya

JAKARTA, Investor.id – Ketua DPP PDIP Bidang Pemuda dan Olahraga Eriko Sotarduga mengungkapkan alasan partainya lebih mendukung sistem proporsional tertutup, dibandingkan dengan proporsional terbuka untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah didasarkan hasil penelitian.
Mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh politisi senior PDIP Pramono Agung, Eriko mengungkapkan, dalam tiga pemilu sebelumnya telah terjadi pragmatisme yang luar biasa. “Satu lagi, Undang-Undang Dasar kita nomor 22 menyatakan bahwa yang menjadi peserta Pemilu adalah partai dan banyak sekali kritikan kepada partai bahwa partai tidak bisa memberikan kader-kader yang baik, katanya begitu. Apakah dia rajin, apakah dia juga mengikuti ketentuan, apakah dia bersih, apakah ada jaminan dengan misalnya proporsional terbuka ini?” kata Eriko dalam program Obrolan Malam Fristian bertajuk “Untung-Rugi Coblos Partai Bukan Caleg” yang disiarkan di BTV, Senin (9/1/2023).
Eriko menambahkan, partai seharusnya bertanggung jawab terhadap apa yang dipilih. Namun di sisi lain, partai ingin menang dalam Pemilu. “Logis saja, partai mau menang. Cara yang sederhana, bagaimana? Kita memilih caleg-caleg yang terkenal, yang juga punya kemampuan materi yang kuat, begitu yang mau disajikan. Tetapi, PDIP melihat ini menjadi salah satu hal yang tidak boleh dikembangkan lebih lanjut, hal-hal yang seperti ini, hal-hal yang tidak baik,” ujarnya.
Eriko menyampaikan, dengan sistem proporsional terbuka, PDIP sebetulnya juga tetap untung. Mengacu pada hasil survei dari berbagai lembaga, elektabilitas PDIP tetap kuat.
“Kita lihat hasil survei, dari yang paling rendah 18%, sampai yang paling tinggi 30% lebih, kita average 25%, berarti satu dari empat. Sebenarnya, bukankan lebih untung bagi PDIP dengan proporsional terbuka? Banyak juga yang katakanlah popular, punya kemampuan finansial yang baik, tentu lebih memilih PDIP yang kemungkinannya lebih besar,” kata Eriko.
Dengan sistem proporsional tertutup, lanjut Eriko, partai tentunya juga akan menempatkan kader-kader terbaik. “Bukankan nanti partai yang mengikuti kontestasi ini, bilamana itu terjadi (tidak menempatkan kader terbaik), apakah dia (partai) tidak dihukum oleh rakyat pada Pemilu berikutnya? Bisa yang tadinya 25% atau 30% bisa tinggal 5%. Rakyat dalam hal ini bisa melihat dan meminta tanggung jawab partai,” kata Eriko.
Editor: Parluhutan (parluhutan@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+ijaEXDjGdL1lZTE1, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
Berita Terkait
Berita Terkini
Ini Fokus Hibank Besutan BNI
PT Bank Mayora sebagai anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) telah resmi berubah nama menjadi PT Bank Hibank Indonesia.Teken MoU, RI dan Raksasa Mobil Listrik BYD Jajaki Kerja Sama Investasi
Indonesia ingin mengembangkan ekosistem kendaraan listrik sehingga dapat menjadi pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara,Nasabah Prioritas Berpotensi Meningkat, Mandiri Sekuritas Luncurkan MOST Priority
Mandiri Sekuritas meluncurkan MOST Priority. Hal ini seiring pertumbuhan investor pasar modal terus meningkat.Biden dan McCarthy Berbicara Soal Kesepakatan Plafon Utang AS
Presiden AS Joe Biden dan anggota kongres Kevin McCarthy melakukan pembicaraan melalui telepon soal kesepakatan plafon utangNPL Tinggi, BPR/BPRS Diminta Akselerasi Transformasi Digital
BPR/BPRS perlu mengakselerasi transformasi digital dalam proses bisnis, karena NPL masih tinggi.Tag Terpopuler
Terpopuler
